Clara kini tengah berada di ruang rawat inap Jacob, bersama dengan Jacob tentunya, dan juga Jessi yang sebelumnya sempat bertemu dengannya saat hendak memasuki ruang rawat inap Jacob.
"Ada apa denganmu ka ? kenapa kau bisa dirawat disini ?" tanya Clara pada Jacob yang kini tengah menatap sang adik.
Jacob tak langsung menjawab, tetapi tatapan nya lekat pada Clara, dan menggenggam tangan sang adik.
Clara mengerutkan dahinya bingung.
"Tak apa ... mungkin aku sedang banyak pikiran dan kelelahan" ucap Jacob seraya memberi alasan asal.
Entahlah ada perasaan tak enak Jacob memberitahukan alasan langsung pada Clara.
"Benar begitu hubby ?" celetuk Jessi.
Jacob hanya menganggukan kepalanya.
'Ada apa denganku ? Mengapa hanya bertemu wanita itu aku seperti ini ?' lirih Jacob dalam benak, yang menyadari keadaan nya.
"Jika kakak banyak pikiran ... kakak bisa menceritakannya padaku, agar kakak dapat meringankan pikiran kakak" ucap Clara tulus.
Jacob kembali tersenyum pada Clara, ia selalu senang melihat adik kecil nya kini berada di sampingnya saat ia sakit.
"Mengapa kakak malah tersenyum bukan menjawab perkataanku ?" desis Clara sedikit kesal pada kakak nya itu.
Jacob pun terkekeh kecil dibuat nya, jika seperti ini ia akan selalu teringat kembali masa kecil Clara yang sebenarnya selalu manja padanya.
"Ternyata kau masih sama seperti adik kecil ku dulu" ucap Jacob sambil mengusap pipi Clara.
"Isssh kakak aku malu ... kau tak ingat kekasih mu berada di sebelahku" rajuk Clara.
'Sial ... tak kusangka Clara ternyata memang sangat dekat dengan Jacob, apa jadinya jika ia mengetahui perbuatanku pada adiknya' monolog Jessi dalam benak.
Jacob menahan tawanya, dan tersenyum kembali seraya menggoda adiknya tanpa mempedulikan kehadiran Jessi.
"Oh iya ... dimana ibu dan ayah?" tanya Clara yang menyadari ketidak adaan kedua orang tuanya.
"Sepertinya sedang mengurus administrasiku" ujar Jacob.
Clara hanya menganggukan kepalanya sebagai balasan.
"Ibu pasti sedih dan khawatir..." lirih Jacob pelan, namun masih dapat di dengar oleh Clara dan Jessi.
'Apa ini ? sedekat itukah Jacob dengan ibu Clara ? bukankah status mereka hanya ibu tiri bagi Jacob ?' kaget Jessi dalam benak.
"Hng .... kurasa begitu ..., kakak kan tahu sendiri ibu selalu khawatir kalau anaknya sakit, ahh ... berarti waktu itu saat aku dirawat kakak tak memberi tahu ibu kan ?" ucap Clara saat teringat akan dirinya yang dulu sempat dirawat di rumah sakit.
"Tentu saja ti—"
"Apa maksudnya kamu di rawat nak ?"
Deg
Clara dan Jacob seolah mematung. Mereka sangat kenal dengan suara itu.
Oh ayolah sepertinya keduanya salah bicara.
Manik Clara langsung menatap kakak nya seraya memberi isyarat bantuan padanya menjelaskan pada ibunya.
Jacob tak berkutik, mulut nya seolah bungkam.
Langkah kaki Celline, yang tak lain ibu Clara dan Jacob semakin mendekat kearah keduanya.
Keduanya seakan menciut akan keberadaan ibunya itu.
"Ada yang bisa jelaskan pada ibu, apa maksud perkataan Clara tadi ..... ibu mendengarnya" ucap Celline dengan nada yang terdengar rendah dan dingin.
Jessi yang sedari tadi berada di sebelah Clara, hanya diam mencerna informasi yang mungkin akan dia dapatkan.
"I..-itu sudah lama bu ... dimana ayah ?" ucap Clara seraya mencoba mengalihkan perhatian ibunya.
Celline menatap lekat putrinya itu.
"Bisa kau tidak mengalihkan pembicaraan ibu dengan hal lain ?" ucap Celline tetap pada pendiriannya.
Clara menggigit ujung bibirnya pelan, dan memainkan jarinya.
Sungguh ia takut jika dipertemukan dengan ibunya dalam mode seperti ini.
"Ja...-jadi.. "
"Jadi waktu itu Clara sempat di rawat bu sebentar, karena maag nya kambuh, tapi ibu tenang saja semuanya sudah membaik dan Clara sehat sehat saja sekarang lagi pula .. mmm ...Ah.... iya Ken yang menjaga dirinya bu" ucap Jacob memotong ucapan Clara membantu menjawab pertanyaan sang ibu.
"Benar begitu Clara ?" tanya Celline memastikan.
"Benar bu" ucap Clara sambil menganggukan kepalanya cepat.
Celline menghela nafasnya pelan, dan memeluk putrinya itu.
"Lain kali kau kabari ibu jika seperti itu .., dan jangan terlalu lelah dengan urusanmu, jangan sampai kau lupa makan ... atau perlu ibu kirimkan makanan setiap hari ke apartemen mu ?" tanya Celline sambil melonggarkan pelukannya menatap Clara.
Clara meneguk saliva nya kasar.
'Celaka ... bagaimana mungkin ibu ke apartemen ku ... aku saja tak berada di sana' ucap Clara dalam benak.
"Ibu tenang saja Ken sudah mengingatkanku setiap hari ... bahkan dia lebih cerewet dari ibu" ucap Clara sekenanya sekilas mengingat Mr. K.
Mendengar ucapan Clara tersebut, reflek Celline tersenyum tipis tanpa tahu arti senyuman itu.
"Lalu kemana Ken mu itu ? ibu tak melihatnya disini" ucap Celline seraya mengedarkan pandangannya.
"Mmm... dia sedang tak enak badan bu ...untuk itu ia hanya menitipkan salam pada kalian ... awalnya dia bersikeras ikut, tapi aku yang mencegahnya" ucap Clara jujur.
"Ah ... pantas saja" pekik Jacob tiba tiba.
"Oh tunggu ... maaf ... anda siapa ya ? saya baru melihatmu" ucap Celline yang akhirnya menyadari keberadaan Jessi.
Jessi mengusap tengkuk nya yang tak gatal.
"Dia kekasih ku bu" ucap Jacob tegas.
Celline langsung mengalihkan pandangannya pada putranya itu.
"Maaf baru memberitahu ibu sekarang" ucap Jacob.
Ddrrt
Ddrrt
Suara getaran telefon Clara disaku nya kini bergetar berkali kali, hingga dengan terpaksa Clara merogoh kantong nya untuk mengecek telefon tersebut.
'Chris ? ada apa ? ... tunggu notifikasi ini ... Kevin ? Mengapa ia memberikan pesan padaku 10 menit yang lalu ?' lirih Clara dalam benak, saat baru saja menyadari ada pesan dari kekasih nya itu.
Clara tak sempat mengangkat telefon Chris, ia malah lebih fokus pada pesan yang dikirimkan oleh Mr. K.
Dengan cepat Clara mengecek pesan dari Mr. K.
Sejenak Clara mengeryitkan alisnya bingung, namun tanpa ia sadari setelah itu ia tersenyum dengan pesan singkat tersebut.
"Ekhem ... seperti nya kau mendapat pesan dari kekasihmu" ucap Jacob saat mendapati adiknya yang tersenyum sendiri, yang di balas anggukan Clara pelan, tanpa menatap Jacob.
Jacob menahan tawanya mendapati reaksi adiknya itu.
"Ken .... Kekasih mu ?" lanjut tebak Jacob.
Lagi lagi Clara menganggukan kepalanya.
"Kau serius ?" tanya Jacob seraya memastikan kembali.
"Eh ... apa yang serius ka ?" tanya Clara yang mulai tersadar akan pertanyaan kakaknya.
Sontak Jacob, dan Celline tertawa di buatnya, sedangkan Jessi hanya ikut tertawa dipaksakan, dengan pikirannya yang masih dengan dunia nya sendiri.
'Ck ... ternyata asisten bodoh itu kekasihnya' decak Jessi dalam benak.
Clara yang melihat ketiganya menertawakannya hanya dapat menatap ketiganya dengan raut kebingungan.
"Adakah hal yang lucu ?" tanya Clara polos.
"Ternyata putri kecil ku sudah besar" lirih Celline mengusap rambut Clara lembut.
"Ya ... aku setuju pada ibu ... ternyata adik kecil ku sudah tumbuh dewasa, dan memiliki kekasih" kekeh Jacob seraya menggoda Clara.
'Kekasih ? apa aku memberitahu mereka Kevin kekasih ku ?' monolog Clara dalam benak.
Seketika degupan jantung Clara tak beraturan, dan wajah Clara yang bersemu merah.
Menyadari pipi nya yang terasa semakin panas, Clara pun dengan cepat menangkupkan kedua pipinya bersembunyi di balik kedua telapak tangannya.
Krieet ...
Mendengar bunyi pintu di geser, sontak Clara menolehkan kepala nya ke arah pintu tersebut seolah mengalihkan wajah nya dari ketiga orang lainnya disana.
'Ayah !!'
Dengan cepat Clara berlari kecil mendekati sang ayah, dan menghamburkan tubuhnya ke dalam dekapan Clark.
"Ayah Clara malu" cicit Clara dalam dekapan Clark.
————
Leave comment and vote 😊
Haiii..., bagaimana cerita ini menurut kalian ?? Masih penasaran kan akan kelanjutannya ??
Disini seya hanya ingin memberitahukan, bahwa chap 80 akan seya publish tanggal 2 sept.
dan ...
Mulai tanggal 2 sept, Unexpected Client akan diusahakan seya up setiap hari, dan mungkin 1 hari nya bisa seya up 1/2 chap, seya akan up setiap jam 13.00/18.00/21.00 WIB, jika seya tidak up di jam segitu, berarti dengan kata lain novel ini tidak seya up pada hari itu :), Semoga ini jadi kabar baik ya :))