Wei Wei pun secepatnya mendorong bidang pemuda itu karena belum siap.
Pemuda itu pun berkata "Apa kamu menghindar dariku? Biarkan aku membantumu mengoleskan salep ini ke pipimu."
Wei Wei pun tersentak kaget dan ada sedikit rasa kecewa. Tadinya dia sudah berpikir bahwa pemuda itu akan menciumnya rupanya pemuda itu hanya ingin mengoleskan salep ke pipinya.
Wei Wei memandangi wajah pemuda itu dan bergumam dalam hati "Huh... Dia manis sekali. Seandainya aku bisa menciumnya. Satu ciuman saja pun tidak masalah."
Pemuda itu mengoleskan salep ke pipi Wei Wei dengan perlahan dan lembut menggunakan jari telunjuknya. Pandangan pemuda itu mengarah ke bibir Wei Wei. Lalu perlahan jari telunjuknya merayap ke dagu Wei Wei. Diangkatnya dagu WeiWei dengan perlahan kea tas. Kemudian pemuda itu mendekatkan wajahnya dan perlahan mencium bibir Wei Wei dengan lembut sehingga desiran itu dapat dirasakan oleh Wei Wei.
WeiWei perlahan menutup matanya dan membiarkan pemuda itu menciumnya.
Melihat reaksi Wei Wei yang seperti itu. Seulas senyum tipis tersungging di bibir pemuda itu. Dengan halus dia melumat bibir Wei Wei. Begitu dia merasa bahwa gadis di depannya tidak memberikan tanda-tanda penolakan, dengan perlahan pemuda itu mengigit bibir Wei Wei dan memancingnya agar membuka sedikit mulutnya. Dan benar, perlahan bibir gadis itu mulai terbuka dan dengan lemut Zhi Yang menelusupkan lidahnya ke dalam bibir manis itu kemudian dia mengeksplor dan menyesap rasanya sebanyak mungkin. Semakin dalam ciuman pemuda itu semakin panas pula hawa di sekelilingnya.
Kemudian tangan pemuda itu meraba paha Wei Wei dengan perlahan dan lembut sehingga memberikan desiran dan sensasi kenikmatan.
Wei Wei mendesah dan seketika itu pun ia mendorong bidang pemuda itu.
Pangutan di bibir mereka berhenti dan keduanya terengah dengan nafas ngos-ngosan.
Wei Wei pun menampar pipi pemuda itu dengan keras. Plak!!!
Pemuda itu tersentak kaget dan berkata "Maaf, aku tadi tidak dapat menahannya."
"Namaku Li Zhi Yang. Sekarang umurku 24 tahun. Aku selalu sibuk dengan studiku dan tidak pernah berkencan dengan siapapun. " ucap pemuda itu.
"Tidak pernah berkencan? Dia sudah berumur 24 tahun dan dari yang kulihat tadi, dia sepertinya sudah berpengalaman." gumam Wei Wei dalam hati.
"Pufff... Hahahaha... Kau sudah berumur 24 tahun dan belum pernah berkencan? Apa kau gay?" sindir Wei Wei.
Melihat ekspresi Wei Wei yang begitu bahagia sambil tertawa terbahak-bahak itu, Pemuda itu pun kesal dan berkata "Mungkin kamu mau memeriksanya? Atau apa perlu kubuktikan aku ini gay apa bukan?"
"Eeerrr... Tidak-tidak, aku hanya sedikit terkejut dan terbawa suasana saja." jawab Wei Wei sambil memalingkan wajahnya ke arah kaca.
Pemuda itu mendekat kearahnya dan merangkulkan tangannya ke bahu Wei Wei sambil berbisik "Setelah mendengar ini, bagaimana pendapatmu?"
"Tentangmu?" tanya Wei Wei untuk memastikan.
"Yup!" jawab pemuda itu singkat.
Wei Wei mendorong bidang pemuda itu dan berkata "Tuan muda kedua, keluarga kita terlalu berbeda. Ayah dan ibu tiriku sangat tinggi hati. Dan yang lebih penting kita tidak mempunyai perasaan satu sama lain."
Mendengar perkataan Wei Wei, Pemuda itu langsung menyela dan berkata dengan nada tinggi "Lu Wei Wei, Aku mencintaimu! Aku ingin bersamamu selamanya! Menikahlah denganku!"
Blush...Mendengar ucapan itu wajah WeiWei memerah. Merah seperti apel.
"Ahhhh... Dia melamarku! Bagaimana ini!?" pikirnya.
"Dengan aku berada di sampingmu, ayahmu tidak akan berani pilih kasih lagi! Kamu akan memiliki kasih sayang seorang ayah!" lanjut pemuda itu.
"Tapi... Tapi aku tidak mencintaimu." ucap WeiWei menunduk sambil memainkan jarinya karena merasa gugup.
Pemuda itu langsung meletakan tangannya di atas kepala Wei Wei dengan lembut mengelus rambutnya sambil berkata "Cukup dengan aku yang mencintaimu. Menikahlah denganku dan aku akan memberikan apapun yang kamu inginkan."
"Jika aku menolak... Apa yang akan terjadi?" tanya Wei Wei segan sambil memandang wajah pemuda itu.
"Hei, kamu pikir aku akan menerima jawaban tidak?" ucap pemuda itu dengan wajah seram.
Wei Wei menjadi ketakutan karena ekspresi seram yang diperlihatkan oleh pemuda itu. Ia segera berkata "Eerr.. Biarkan aku memikirkannya dulu."
Pemuda itu mengangguk dan berkata "Aku akan memberikan mu waktu berpikir sampai malam. Sekarang aku akan mengantarkanmu pulang kerumah."
***
Malam pun tiba....
Tiba di Rumah Keluarga Lu...
Pemuda itu mengantarkan Wei Wei pulang kerumahnya dengan selamat sampai tujuan. Ia membukakan pintu mobil untuk Wei Wei dan berkata "Pergi, aku memberikanmu waktu 2 menit untuk mengambil pendaftaran rumah tanggamu. Atau tidak aku yang pergi sendiri?"
"Eh, tapi... aku masih mempertimbangkannya." ucap Wei Wei.
"Kamu berpikir terlalu lama. Aku kan tadi sudah bilang hanya memberimu waktu berpikir sampai malam. Sekarang aku hanya bisa memaksamu untuk menikahiku." ucap pemuda itu sambil menarik tangan Wei Wei dan menyeretnya keluar dari mobil.
"Aku tidak pernah berpikir untuk menikahi lelaki yang luar biasa. Dia memiliki latar belakang keluarga dan pendidikan yang hebat. Tapi aku.. "gumam Wei Wei dalam hati.
Wei Wei langsung memeluk pemuda itu dan berkata "Zhi Yang... Aku... aku... Kehilangan keperawananku semalam. Walau begitu, apakah kamu masih ingin menikahiku?"
Pemuda itu meletakkan tangannya di kepala Wei Wei dan mengelusnya dengan lembut sambil berkata "Aku akan menikahimu apapun yang telah terjadi."
Mendengar ucapan pemuda itu. Hati Wei Wei luluh seketika. Wajahnya sangat merah. Perasaan senang dan rasa bersalah bercampur aduk. Tapi ia tidak memperdulikan hal itu lagi dan ia pun bergegas berlari kedalam rumah untuk mengambil kartu pendaftaran rumah tangga.
Disisi lain pemuda itu cengar cengir sendiri.
"Aku tidak tahu bahwa itu adalah pengalaman pertamanya bercumbu dengan seorang pria. Pfff... dasar gadis bodoh, masa dia tidak mengenali orang yang tidur dengannya." gumam pemuda itu dalam hati.
Pemuda itu mengambil handphonenya sambil bersandar ke mobil. Lalu ia menghubungi pamannya untuk memberitahukan kabar sukacita ini.
"Paman, aku akan menikah." ucap Pemuda itu di telepon
"Apa!? Ulangi lagi yang kamu katakan." Ujar Li Zhi Han.
"Aku bilang aku akan menikah! Beritahu ayahku! Kami akan mendaftar hari ini juga! Sampai jumpa!"
Pemuda itu pun mematikan panggilannya. Sesaat kemudian Wei Wei datang menghampiri pemuda itu sambil membawa kartu pendaftaran rumah tangga.
"Aku.. aku kembali." ucap Wei Wei ngos-ngosan karena capek berlari.
Pemuda itu mengulurkan tangannya kearah Wei Wei.
"Aku telah berjalan sendirian di kegelapan selama beberapa tahun. Sekarang aku sudah menemukan cahayaku... " gumam Wei Wei dalam hati sambil memandang pemuda itu.
"Sini, berikan padaku." ucap pemuda itu.
Wei Wei menyembunyikan kartu pendaftaran itu dengan cepat dibelakangnya.
"Eh..?" ucap pemuda itu kaget.
"Aku dengar kalau orang kaya suka memiliki wanita simpanan. Sepertinya kita tidak harus menikah... " ucap Wei Wei yang menoleh kesamping tidak berani memandang wajah pemuda itu.
Pemuda itu tersenyum dan langsung membopong Wei Wei ke dalam mobil.
"Eh..? Tunggu.. Tunggu.. Apa yang kamu lakukan? Lepaskan aku!" ucap Wei Wei mengerang-ngerang.
Pemuda itu langsung mengambil kartu pendaftaran itu dari tangan Wei Wei.
"Eh, kartunya!" ujar Wei Wei sambil melonjak ingin mengambil kartu dari tangan pemuda itu kembali.
Pemuda itu tersenyum sambil berkata "Dibandingkan dengan wanita yang lain, aku lebih suka dengan kamu."
Pemuda itu pun menutup pintu mobil sambil berkata "Nyonya Li ayo!"
"Jangan memanggilku seperti itu! Kita bahkan belum menikah! Dan bagaimana kita bisa mendaftar di malam hari?" ucap Wei Wei.
"Kalau begitu, kita istirahat malam ini. Besok, kamu akan menjadi istriku apapun yang terjadi!"
***
Bersambung....