下載應用程式
14.95% T.I.M (treasure in murder) / Chapter 32: Chapter 31; Case 2: Perdagangan organ bagian 19

章節 32: Chapter 31; Case 2: Perdagangan organ bagian 19

Beberapa menit kemudian Rei melihat Aileen terbangun, Aileen tampak menatap sekelilingnya dan melihat Rei yang tampak memperhatikannya terbaring di atas tempat tidur pasien.

"Kak Rendi?"

Rei menghela nafas mendengar perkataan Aileen. Dia ini secara tidak sadar tahu kalau ia adalah Rendi tapi entah bagaimana dia sama sekali tidak menyadari kalau dia adalah Rendi saat dia sadar. Entah karena Aileen terus meyakinkan dirinya sendiri kalau ia hanya orang yang mirip dengan Rendi atau ia memang benar-benar tidak menyadarinya. Rei sendiri juga heran dan tidak tahu yang mana dari salah satu kemungkinan tadi yang benar.

"Syukurlah kamu sadar, tadi kamu pingsan di toilet."

Mendengar penjelasan Rei Aileen tampak bingung dan menatap sekelilingnya. Iapun bertanya.

"Ini di mana? Apa aku mati?"

Rei tampak sedikit kesal dan mulai mencubit kedua pipi Aileen. Yang di cubit bukannya menghindar. Ia malah diam saja sambil menatap Rei dengan wajah polosnya.

"Gak kamu belum mati dan sekarang kamu ada di ruang kesehatan, siapa suruh kamu ngambil jumlah obat yang harus kamu minum asal-asalan tadi sampai kamu pingsan di kamar mandi hah?..."

Aileen sepertinya sangat panik hingga dia mengambil asal jumlah obat yang dia bawa. Yang seharusnya satu tablet per jenis malah dua sampai tiga. Dia sendiri juga sepertinya tidak sadar dengan berapa banyak obat yang dia minum. Tentu semua obat itu tidak tertelan dan kembali keluar dari mulutnya.

"Awwww kak Rendwi lepwasin akwuuu!!"

Perkataan Aileen terdengar tidak jelas karena Rei mencubit pipinya malah membuat Rei merasa makin gemas padanya, iapun tersenyum jahat kepada nya dan berkata.

"Aku bakal lepasin tapi setelah kamu janji kalau kamu gak akan lakuin hal ini lagi! Janji?~"

Aileen yang di tarik pipinya karena tidak suka di tarik-tarik terus di tambah dengan luka di lehernya membuat pipinya makin terasa sakit. Karena sudah tidak tahan lagi pada akhirnya Aileen berkata.

"Iywa kakwak akwu berjwanjwiiii!!!"

Mendengar perkataan Aileen Rei melepaskan cubitannya dari kedua pipi Aileen. Iapun mengeluarkan obat Aileen dari dalam tasnya dan memberikan masing-masing satu dari semua jenis pil yang harus di minum Aileen dan meletakkan semuanya ke atas tangan Aileen.

"Minum semuanya, udah itu langsung tidur. Kamu harus istirahat."

Aileen menganggukan kepalanya dan meminum beberapa pil yang di berikan oleh Rei kepadanya. Setelah itu Rei membaringkan tubuh Aileen kembali. Aileen tampak sedikit menguap dan berkata.

"Kak Rendi gak akan pergi lagi kan?"

Rei tersenyum mendengar pertanyaan Aileen iapun memegang salah satu tangannya dengan lembut dan berkata.

"Aku gak akan pergi lagi, mending kamu istirahat sekarang. Jangan khawatir."

Aileen mengangguk iapun memegang tangan Rei dan menutup mulutnya yang kembali menguap. Tidak lama kemudian iapun kembali tidur di tempat tidur itu sambil memeluk tangan Rei seakan tidak mau melepakannya sementara Rei memperhatikan wajahnya sambil duduk di samping Aileen.

Satu jam kemudian Aileen terbangun dengan kesadaran penuh, ia melihat sekelilingnya dan tahu bahwa ia sedang berada di ruang kesehatan sekarang. Melihat hal ini Rei tampak menghela nafasnya lega.

"Akhirnya bangun juga kamu."

Ujar Rei yang tampak duduk di samping tempat tidurnya dengan salah satu tangannya yang di peluk oleh Aieen. Melihat ia tanpa sadar memeluk lengan Rei wajah Aileen lngsung kembali memerah. Apa yang sebenarnya terjadi selama dia tidur?!! Kenapa ia tidur sambil memegang tangan Rei seperti ini?!! Aileen otomatis langsung melepaskan genggaman tangannya kepada tangan Rei "

"Kenapa aku bisa ada di sini Rei?!!"

Rei sedikit merasa sedikit kecewa melihat Aileen melepaskan genggaman tangannya. Namun ia tidak memperlihatkannya dan berkata.

"Soal itu kita bicarain aja nanti, ada hal lebih penting yang harus kamu lakuin sekarang."

Aileen memiringkan kepalanya tidak mengerti, Reipun menunjukkan Aileen jam di hand phonenya. Mememukan sekarang sudah pukul satu kurang sepuluh menit Aileenpun cepat-cepat merapikan penampilannya dan berniat untuk membersihkan wajahnya dengan tooner yang ada di dalam tasnya. Setelah itu ia tampak menyisir rambut panjangnya dan mengikat rambutnya agar tidak berantakan. Setelah selesai Aileenpun membedaki wajahnya dan cepat-cepat mengambil tasnya sebelum kemudian berjalan cepat keluar pintu.

"Kamu berhutang penjelasan sama aku nanti!!"

Ujarnya tanpa menengok dan berjalan cepat menuju kelasnya meninggalkan Rei yang tersenyum pahit saat melihat Aileen pergi. Aileen sepertinya benar-benar tidak ingat apapun saat dia sudah sadar. Iapun kembali ke cafe dan membuka kembali laptopnya melanjutkan kembali pengintaiannya yang barusan sempat tertundasempat tertunda.

***

Aileen masuk ke dalam kelasnya menghela nafas lega melihat belum ada dosen yang datang. Ia melihat Mikha dan Reyna sudah menjaga satu tempat duduk untuknya. Iapun duduk di sana.

"Makasih udah nandain tempat buatku."

Ujarnya sambil menghela nafasnya karena lelah, ia tidak pernah berjalan secepat itu sebelumnya. Ini semua karena kebodohannya tadi siang. Kenapa juga Mahesa harus membuatnya sekesal itu ? Gara-gara dia ia hampir saja telat masuk kelas. Tapi mau bagaimana lagi? Yang di katakannya benar-benar membuatnya merasa tersinggung.

"Gak masalah, jadi siapa si rambut merah itu?"

Tanya Mikha sambil tersenyum jahil, Aileen memutar kedua bola matanya malas mendengar perkataan Mikha. Ia tahu begitu masuk kedalam kelas ia akan langsung di introgasi oleh kedua temannya begitu mereka bertemu dengan Rei. Rei mungkin memiliki wajah, warna mata, dan suara yang persis sama dengan Rendi namun mereka orang yang berbeda. Kenapa semua orang sepertinya sangat ingin melihatnya memiliki pacar yang baru? Pertama Aksa sekarang Mikha. Reyna juga pasti akan ikut-ikutan.

"Dia Rei salah satu penghuni apartemen sekaligus temen mas Aksa juga, emang kenapa?"

Tanyanya, Reyna menatap Aileen dengan wajah polos bak malaikatnya dan bertanya.

"Hoo orangnya kayak gimana?"

Lihat? benar kan? Sudah ia duga Kedua temannya ini sudah pasti akan sekongkol kalau menyangkut kehidupan cintanya. Kenapa semua orang sangat ingin ia punya pacar baru?!! Lagipula dari sekian banyak laki-laking yng ia kenal kenapa harus Rei?! Apa tidak ada laki-laki lain di dunia ini?!! Aileenpun menghela nafanya dan menjawab.

"Dia pinter tapi orangnya agak dingin, narsis, dan jail banget. Tadi pagi aja mas Aksa kena kejahilannya."

Ujar Aileen yang mengingat saat Aksa tersiram telur busuk yang membuatnya harus mandi sampai 4 kali untuk menghilangkan baunya. Tentu saja Aksa kesal kepada Rei tapi dia tidak bisa menemukan Rei karena kelihaiannya bersembunyi dan menghukumnya dengan cara menyuruhnya menjaga Aileen. Tiba-tiba ia ingat dengan janjinya kepada Rei tadi pagi. Iapun mentap teman-temannya dan mengalihkan topik pembicaraannya.

"Oh iya aku mau tanya, kalian pernah di ajak pergi ke suatu tempat gak sama Mahesa?"

Mendengar pertanyaan Aileen kedua temannya itu tampak heran, pasalnya Aileen tidak suka dengan Mahesa. Dia sangat menghindari mahesa karena sifat playboy adalah salah satu yang dapat memicu sakitnya kambuh lagi. Dia bahkan tidak tahan dengan keberadaan Mahesa di dekatnya dan cenderung akan langsung kabur begitu melihatnya. Bukan karena suka tapi karena tidak suka. Mungkin yang di lakukan Aileen sekilas tampak persis seperti heroine dalam shoujou manga tapi sikap Aileen ini murni karena dia tidak tahan berada di dekat mahesa. Kenapa teman mereka yang tidak menyukai mahesa sampai sebegitunya menanyakan hal ini kepada mereka?.

"Kok kamu tiba-tiba nanyain soal dia sih Aileen? Selera kamu gak mungkin berubah jadi sejelek itu kan?"

Tanya Reyna, Aileen mengerutkan dahinya mendengar perkataan Reyna. Dia suka Mahesa? Kalaupun Mahesa adalah satu-satunya laki-laki di dunia ini dia tidak akan mau menjadi pacarnya apalagi istrinya. Ia tidak sudi, lebih baik dia sendirian saja selamanya daripada harus bersamanya.

"Ih enggak lah Na, tadi dia ngajak aku pergi makan siang tapi aku gak mau, gak sadar diri banget dia. Bukannya ngelayat ke rumah samantha dia malah godain aku. Jijik banget kelakuannya."

Gerutu Aileen dengan wajah yang tampak kesal mengingat kejadian tadi siang. Reyna dan Mikha mengerti sekarang, pantas Aileen sampai pingsan tadi. Orang itu pasti mengatakan sesuatu yang membuat Aileen tampak kesal setengah mati.

"Idih, itu anak masih bikin ulah aja. Emang dia ngomong apa ke kamu?"

Dengan wajah yang kelewat datar Aileen menjawab.

"Dia ngira kalau aku suka sama dia."


創作者的想法
LynKuromuno707 LynKuromuno707

Beri, vote coment dan review kalau kalian suka cerita ini dan kalau ada kekurangan tolong beri tahu juga, kalau ada yang mau ngasih gift juga juga boleh. Makasih buat semua dukungan kalian dalam bentuk apapun itu see you :)

Load failed, please RETRY

禮物

禮品 -- 收到的禮物

    每周推薦票狀態

    Rank -- 推薦票 榜單
    Stone -- 推薦票

    批量訂閱

    目錄

    顯示選項

    背景

    EoMt的

    大小

    章評

    寫檢討 閱讀狀態: C32
    無法發佈。請再試一次
    • 寫作品質
    • 更新的穩定性
    • 故事發展
    • 人物形象設計
    • 世界背景

    總分 0.0

    評論發佈成功! 閱讀更多評論
    用推薦票投票
    Rank NO.-- 推薦票榜
    Stone -- 推薦票
    舉報不當內容
    錯誤提示

    舉報暴力內容

    段落註釋

    登錄