Melihat sudut bibir, dagu, dan dada Tuan Evans ternoda darah, pengawal itu bersikeras, "Tunggu di sana, Tuan Evans. Apa Anda punya ramuan obat? Saya punya. Minumlah. Jika Anda masih tidak merasa baikan, saya akan meminta pertolongan dari uskup di Katedral Emas!"
Tentu saja Lucien tidak ingin uskup datang, jadi dia mengambil sebotol ramuan penyembuh dengan raut kesakitan dan meminumnya pelan. Kemudian dia melambaikan tangannya dan berujar, "Tidak masalah. Aku juga seorang kesatria. Jangan khawatir. Pembunuh itu tidak benar-benar melukaiku."
Mendengar Lucien masih bisa bicara dengan lancar dan hanya batuk-batuk sedikit, pengawal itu merasa lebih lega. Dia mengeluarkan pedangnya dan menemani Lucien, untuk jaga-jaga bila ada pembunuh lain yang mengincar Tuan Evans.