"Jin ... ke ... la...?" Arthur sangat bingung. Dia bahkan mengulang kata itu sendiri beberapa kali untuk mencari makna di dalamnya, dan itu membuat Lucien nyaris tertawa terbahak-bahak.
"Yah..." Lucien mengusap pipinya agar tetap serius. "Karena tanah itu berbeda-beda, kadang-kadang kita harus menggunakan produk alkimia itu secara terpisah. Saat mereka dicampur bersama, sebut saja itu Jinkela. Nanti kita akan punya Jinkela No.1, Jinkela No.2, semacam itu..."
Melihat Lucien cukup 'serius', Arthur memasang senyum pebisnis khasnya. "Nama yang bagus, Tuan Evans. Luar biasa! Kalau begitu namanya ... umm ... Jinke ... la."
Lucien, faktanya, tak merasa memiliki bakat dalam penamaan, seperti Tuan Victor dan Rhine.
Setelah mendapatkan nama produknya, mereka menamakan perusahaan baru itu Holm Mineral and Harvest.
Tuan Eric menjadi saksi. Arthur dan Lucien menandatangani kontrak lain, dan Tuan Eric juga menandatanganinya, mewakili Kongres Sihir.