Retakan-retakan pada kedua bola lahar yang terbang ke arah tengkorak itu dialiri oleh cairan lahar berwarna emas.
Jarak antara kedua bola lahar itu sangatlah kecil.
Tengkorak itu memiringkan tubuhnya ke kiri untuk menghindari bola lahar pertama.
Duar!
Setelah melewati tengkorak tersebut, bola pertama pun meledak dan berubah menjadi bola cahaya emas yang terus mencipratkan hujan lahar pada tengkorak tersebut.
"Ah!" Tulang itu berteriak. Suaranya melengking dan terdengar keras. Separuh tubuhnya telah terbakar, sehingga tubuh tengkorak itu tidak lagi berbentuk.
Bentuk tulang itu menjadi seperti benda yang digigit hewan buas dan diinjak-injak.
Pyar!
Tengkorak itu hancur berkeping-keping dan jatuh ke tanah.
Bola lahar kedua melesat cepat pada sosok misterius tersebut.
Tanpa memeriksa hasil serangan kedua bola lahar, Angele mengambil banyak botol kaca dan tabung reaksi dari kantongnya.