Angele benar-benar memusatkan perhatiannya pada dinding itu.
Ukiran wajah wanita yang berada di tengah sulur-sulur itu menatapnya dengan tatapan hitam yang kosong.
"Dapatkah kau memahami perkataanku?" tanya Angele dalam bahasa kuno. Ia berdiri di depan dinding dan melihat mata wanita itu. Mata wanita itu sangat gelap, seperti dua lorong gelap yang kecil.
"Tentu saja." Wanita itu menggerakkan wajahnya seperti berusaha mengangguk. Sulur-sulur pada sisi wajahnya meregang karena tertarik ke samping.
"Jadi, mengapa kau memutuskan untuk bicara padaku?" tanya Angele.
"Kau mendengar suara anak kecil tadi, kan?" Wanita itu tersenyum. "Tempat ini sangat berbahaya. Jika kau tidak hati-hati, hal-hal buruk akan terjadi padamu. Katakan alasanmu kemari. Mungkin aku bisa menolongmu. Kau mengingatkanku pada anak-anakku yang telah lama hilang…"
"Mengapa aku ada di sini?" tanya Angele dengan ragu.