Telepon menghantam lantai di depan kamar seberang dengan suara yang keras.
Setelah itu, pintu terbuka lagi dan orang-orang di dalam ruangan itu mulai bertanya-tanya.
"Apakah yang terjadi?"
"Suara apakah itu?"
"Siapa yang memukul pintu?"
"Kakak Sheng?" Lu Bancheng terkejut ketika membuka pintu. Seluruh ruangan kembali menjadi sunyi.
Sangat mudah diketahui dari satu pandangan saja bahwa ada sesuatu yang terjadi antara Gu Yusheng dan Qin Zhi'ai. Orang-orang di dalam ruangan saling berpandang-pandangan, tetapi tak satupun berani mengeluarkan suara.
Hanya Lu Bancheng memandang Gu Yusheng dan Qin Zhi'ai bergantian lalu ia menundukkan kepalanya, seolah-olah sudah melihat sesuatu yang seharusnya tidak ia lihat.
Ketika Lu Bancheng melihat telepon yang tergeletak di lantai, ia sangat kaget, tetapi sebelum ia memahami keadaan yang terjadi, Gu Yusheng tampak tersadar secara tiba-tiba, lalu mengangkat tangannya untuk menggenggam tangan Qin Zhi'ai dan menariknya masuk ke kamar grand suite.
Lebih tepatnya adalah Gu Yusheng menyeret Qin Zhi'ai masuk ke dalam suite.
Gu Yusheng berjalan begitu cepat dan Qin Zhi'ai terlempar ke atas tempat tidur bahkan sebelum ia menyadari apa yang telah terjadi.
Qin Zhi'ai gemetaran dan berjuang untuk bangun, tetapi begitu ia mengangkat bahunya, Gu Yusheng segera naik ke atas tubuhnya dan mencengkeram dagunya agar kepalanya tidak bergeser. Lalu Gu Yusheng menundukkan kepalanya dan menekan bibirnya pada bibir Qin Zhi'ai.
Kemarahan yang tidak terkendali keluar dari dada Gu Yusheng. Ia menekan Qin Zhi'ai di atas tempat tidur dengan kekuatan penuh dan menggigit bibir Qin Zhi'ai sekeras yang ia bisa.
Gu Yusheng menghabiskan napas Qin Zhi'ai. Qin Zhi'ai merasa seperti akan kehabisan napas dan tewas kapan saja. Ia ingin bernapas tetapi setiap kali ia mencoba untuk membuka mulutnya, Gu Yusheng mencumbunya dengan lebih kencang dan dalam. Ia merasa sangat tidak nyaman dan menggoyangkan kepalanya.
Semakin Qin Zhi'ai melawan, semakin keras Gu Yusheng mencengkeram dagunya.Rasa sakit yang dirasakannya tak bisa lagi tertahankan hingga ia menarik napas panjang dan berhenti berjuang. Gu Yusheng menambah tekanannya pada bibir Qin Zhi'ai dan mengoyak pakaiannya. Gu Yusheng menahan pinggangnya, dan memulai sebuah seks yang gila dan kejam.
Gerakan Gu Yusheng begitu garang, tidak memberi kesempatan pada Qin Zhi'ai untuk melawan.
Selama proses berlangsung, Gu Yusheng hampir tidak memberi kesempatan padanya untuk beristirahat ataupun bereaksi. Semua ini mungkin karena adanya api membara di dada Gu Yusheng, tetapi ia tidak menunjukkan sedikitpun kebaikan ataupun rasa kasihan pada Qin Zhi'ai. Pada akhirnya, gerakannya semakin keras dan cepat, seperti ingin membunuh Qin Zhi'ai.
Ketika semuanya berakhir, Qin Zhi'ai akhirnya mulai sedikit pulih dari kesakitan yang sangat.
Gu Yusheng telah menidurinya lagi dengan cara yang begitu kejam… Tetapi kali ini, bukan Qin Zhi'ai yang dengan sengaja menampakkan dirinya di hadapan Gu Yusheng ataupun mengganggunya atas izin kakeknya.