Hati Li Jianyue berbunga-bunga. "Tentu saja! Menurutku juga begitu. Ayah dan Ibu pernah bilang bahwa meskipun aku tidak secerdas Kakak, aku yang selalu paling beruntung sejak aku masih kecil. Sejak kecil, aku sering menang undian berhadiah, beraneka macam barang. Aku juga punya ayah terbaik di dunia, ibu terbaik di dunia, kakek nenek terbaik di dunia, dan Kakak." Sembari berbicara, matanya berbinar-binar. Dia menatap Li Mosen dan berkata, "Dan aku punya kau!"
Li Mosen merasakan arus hangat mengalir ke dalam hatinya. Dia tak dapat menahan senyum yang melebar di wajahnya saat menjawab, "Ya."
"Kita sudah sampai." kata Paman Yang sambil menghentikan mobil dan menarik rem tangan.
Li Jianyue segera bangun. Dia dengan cepat membuka pintu mobil dan turun.
Li Mosen memperhatikan Li Jianyue yang melompat-lompat masuk ke dalam rumah dengan membawa tas sekolah di punggungnya. Suasana hatinya yang telah buruk sepanjang hari akhirnya membaik.