Pagi hari yang cerah, matahari telah bersinar terang di ufuk timur. Dalam navigasi, timur dinyatakan sebagai arah sembilan puluh derajat. Embun pagi masih tersisa di dedaunan, kupu-kupu pun berterbangan menghisap bunga yang bermekaran, burung-burung berkicau merdu menyambut pagi, dan udara yang sejuk bebas polusi.
Seperti biasa kami berangkat ke sekolah bersama, Hastin dan Razel. Won dijemput oleh Subtel. Tapi kali ini Hastin sempat tersenyum pada Subtel, nampaknya Hastin telah berani menyapa pria itu, si preman sekolah.
Setiba di sekolah, sesuatu di luar dugaan terjadi.
Entah ada apa teman-teman pagi ini menyapaku. Di mulai dari pintu gerbang hingga ke ruang kelas.
"Pagi Rembulan?"
Aku menjawab, "Pagi"
"Pagi Rembulan?",
"Pagi"
"Pagi Rembulan?",
"Pagi"
"Pagi Rembulan?",
"Pagi"
"Pagi Rembulan?",
"Pagi"
"Pagi Rembulan?",
"Pagi"
"Pagi Rembulan?",
"Pagi"
"Pagi Rembulan?",