Jingga dan Arseno kini sudah berada di sofa yang sama. Duduk dan saling berdiam diri. Jingga diam bukan melamun, melainkan sedang menyiapkan kalimat yang akan dilontarkan kepada Arseno.
Bukan hanya Jingga yang tidak bisa bicara, namun Arseno pun demikian. Dirinya seolah sedang merangkai kata-kata agar Jingga percaya kepadanya dan perjuangan dirinya tidak sia-sia.
"Tuan."
"Jingga."
Ucapan yang keluar dari mulut Jingga dan Arseno seolah keluar bersamaan. Membuat mereka berdua terdiam kembali.
"Kau saja yang memulai," ucap Arseno.
Tanpa menolak, Jingga langsung melontarkan pertanyaan kepada Arseno.
"Apa maksud anda?" tanya Jingga.
"Maksud saya? Tentang pakaian itu?"
"Iya, apa lagi?"
"Itu hanya hadiah kecil dari saya. Sebagai perwujudan permintaan maaf saya kepada kamu. Kamu suka? Kalau suka nanti saya tambahkan."