Ketukan pintu kamar mengagetkan Zhu Zheng dari ingatannya sepuluh tahun yang lalu.
Zhu Zheng menatap pintu kamarnya yang di buka, dan di depan pintu sudah berdiri Resa sambil memeluk boneka beruang pink.
Melihat kedatangan orang yang di tunggunya membuat Zhu Zheng tersenyum bahagia.
"Apa yang kamu lakukan di kamarku?"
Resa naik ke tempat tidur Zhu Zheng dan menarik selimut menutupi sebagian dari tubuhnya, "Tidur." Ucap Resa sambil berbaring nyaman di samping Zhu Zheng yang masih duduk di atas tempat tidur.
Zhu Zheng melipat kedua tangannya di depan dada dan berkata, "Kamu tidak memberiku makan siang dan makan malam hari ini. Maka kamu juga tidak di izinkan untuk tidur di kamarku."
Resa bangun dari rebahannya, "Kalau begitu aku akan membuat makan malam untukmu."
"Aku sudah makan."
"Kalau begitu makan lagi." Ucap Resa dan kemudian beranjak dari tempat tidur Zhu Zheng.
"Tidak perlu, berbaring saja di sini bersamaku." Zhu Zheng menarik tangan Resa dan membawanya kembali untuk berbaring.
Zhu Zheng mengambil boneka beruang pink milik Resa dan membuangnya sembarang.
"Hey, kenapa kamu membuangnya?"
"Boneka itu sangat mengganggu."
Tentu saja boneka itu mengganggu, karena Resa menaruh boneka beruang tersebut di antara dirinya dan Zhu Zheng, bisa di katakan sebuah pembatas yang di lakukan Resa secara tidak langsung.
"Tidur, jangan melihatku." Perintah Zhu Zheng dan di laksanakan oleh Resa.
Zhu Zheng, "..." Sangat patuh.
Zhu Zheng membawa Resa kedalam pelukannya, dan mencium penuh sayang puncak kepala Resa.
Resa, "Hari ini kamu terlihat aneh."
Resa mengangkat kepalanya sedikit untuk menatap Zhu Zheng, "Apa An mengatakan sesuatu yang mengganggu pikiranmu?"
"Tidak, An tidak mengatakan sesuatu yang dapan mengganggu pikiranku."
Zhu Zheng mengelus Rambut Resa dengan penuh kasih sayang.
"Oohh..."
Zhu Zheng menurunkan kepalanya ke bawah meraih bibir merah cheri milik Resa, dan mengecupnya singkat.
Resa mendorong wajah Zhu Zheng menjauh darinya, "Berhenti melakukan itu padaku."
"Kamu tidak menyukainya?"
Resa menatap Zhu Zheng, karena merasa malu di tanyakan hal seperti itu, Resa pun memeluk erat dan membenamkan seluruh wajahnya di dada bidang Zhu Zheng.
"Suka." Kata Resa pelan.
Zhu Zheng terkekeh pelan mendengar jawaban dari Resa. Zhu Zheng berpikir Resa akan menjawab tidak.
Resa yang berada dalam pelukan Zhu Zheng tidak henti-hentinya berkata pada dirinya sendiri bahwa mulai dari sekarang tubuh RanRan adalah miliku, apapun yang di miliki RanRan juga adalah miliku, termaksud Zhu Zheng.
'Aku Resa, tidak akan pernah melepaskan Zhu Zheng untuk yang kedua kalinya. Dan mulai dari sekarang, aku tidak akan pernah membiarkan siapapun mengambilnya dariku.'
Suara dobrakan pintu brakk, brak, yang terdengar membuat kedua pria yang sedang berpelukan di tempat tidur terkejut.
Resa menatap Zhu Zheng, "Tian apa itu?"
"Entahlah, sepertinya ada yang mendobrak pintu di bagian lantai dua."
Zhu Zheng dan Resa duduk di kasur dengan wajah ketakutan. Lebih tepatnya Resa sendirilah yang merasa ketakutan, bahkan jantung Resa memompa lebih dari batas normal.
Zhu Zheng berdiri dari kasur, namun di cegat cepat oleh Resa, "Kamu mau kemana? Jangan tinggalkan aku sendirian. Aku sangat takut."
"Baiklah." Kata Zhu Zheng dan kembali duduk di tempat tidur.
Tok ... Tok ... Tok ... (ketukan pintu).
Resa menatap lekat pintu kamar Zhu Zheng yang di ketuk.
Resa mencengkram kuat lengan Zhu Zheng karena rasa takut yang di milikinya. Sakin ketakutannya, bahkan sampai menelan ludah saja Resa sama sekali tidak lagi sanggup.
"Jangan kawatir, aku sudah mengunci pintu kamarmu." Ucap Resa dengan wajah tenang yang di paksakan.
"Apa kamu tidak penasaran siapa yang mengetuk pintu di luar?"
"Tidak. Sama sekali tidak penasaran." Jawab Resa cepat.
Zhu Zheng membelai puncak kepala Resa dan mengatakan padanya, bahwa tidak akan terjadi apa-apa, semua akan baik-baik saja.
"Tunggu di sini, aku akan melihatnya."
"Tian." Ucap Resa khawatir.
Zhu Zheng beranjak dari kasur menuju ke arah pintu dan membukanya. Zhu Zheng menyalakan lampu. Di luar sangat sepi tidak ada seorangpun yang berkeliaran.
Zhu Zheng kembali mematikan lampu.
Zhu Zheng menutup kembali pintu kamar dan berjalan ke arah di mana Resa berada.
"Apa ada orang di luar?" Tanya Resa khawatir
"Tidak ada siapa-siapa."
"Ayo tidur, besok kamu akan ke kantor." Ajak Resa.
"Ok, kamu juga harus tidur."
Keduanyapun berbaring nyaman kembali di tempat tidur. Tidak ada pelukan, dan tidak ada belaian lembut seperti yang terjadi tadi. Semuanya terlihat normal bagi seorang pria dan pria.
"Besok pemilik rumah ini akan datang." Ucap Zhu Zheng tiba-tiba.
Resa menatap Zhu Zheng lekat dan kemudian menjawab, "Oh benarkah..." Namun mata Resa menunjukan ketidak pedulian atas kedatangan pemilik rumah, yang merupakan orangtuanya sendiri.
.
.
.
Bersambung ...
Selesai pengetikan pada hari–
Selasa, 07 – 07 – 2020
Pukul, 13.38 Wita