Ogi_457

Ogi_457

LV 11

Saat Anda tersesat dan bingung memilih jalan, pilihlah jalan yang kanan karena yang kanan adalah jalan kebenaran ^^

2020-12-12 đã tham gia Indonesia
Hoạt động
Các tác phẩm gốc
Huy hiệu 9

Moments 325
Ogi_457
Ogi_457
1 years ago
Replied to theFthing

🤣🤣 nyebelin

Ogi_457
Ogi_457
Ogi_457
Ogi_457
2 years ago
Commented

ronan. :"v

Đoạn này đã bị xóa
Odette & Arion

Odette & Arion

Fantasy · Ogi_Saga

Ogi_457
Ogi_457
2 years ago
Commented

See this! I just gifted the story: Pizza

Ogi_457
Ogi_457
2 years ago
Commented

See this! I just gifted the story: Pizza

Ogi_457
Ogi_457
2 years ago
Replied to Jingga_85

Primadona

Ogi_457
Ogi_457
2 years ago
Commented

Kita sepihak🤣

Ogi_457
Ogi_457
2 years ago
Commented

After reading this chapter I don't know whether to laugh or cry 😂😭 but this is so good!

Ogi_457
Ogi_457
2 years ago
Commented

See this! I just gifted the story: Ice cola

  • NAARA: Blind Sword (English) original

    NAARA: Blind Sword (English)

    Fantasy ACTION ROMANCE ADVENTURE COMEDY

    Love, peace, happiness, warmth. What's all that? He had forgotten all those feelings or maybe, he never really felt them. I don't know ... he hesitated but it was clear to him that life had stopped when he was eight years old. * "Useless child, why don't you just die!" "I am very unlucky to have a child like you. It would have been better if you had never been born!" Yes. Those were just a few of the curses his father always uttered. If only before being born, he was asked by God whether he wanted to be born or not then he would never want to. If he could choose where he wanted to be born, he wouldn't choose his parents. Will never. pop pop pop! The man kept hitting and kicking him even when his body was bleeding, he didn't care. Even if he fainted, dying or died, he wouldn't care either. Even the man would be very happy because the child he had considered trash for so long was gone. What wrong have I done? After being ruthlessly tortured, he would curl up crying under the bed. His body hurts but his heart hurts more. Why? Why? Why?!!! He wanted to scream, scream as loud as he could. If only his mother came and hugged him maybe the pain would be less but forget it. The woman didn't even want to touch him. Even though she did not participate in the torture, the woman was always cold and indifferent. "Naara...." A hand reached out to him. "Brother...." He raised his head and saw someone smiling warmly and looking at him lovingly. The only person he had was Isura, his older brother. Isura pulled him out of the darkness and hugged him. To him, Isura's embrace was heaven. Where he can feel calm, peaceful and forget the pain. Despite the way their parents treat them otherwise, they still love each other. To him Isura was everything but once again fate was unfair. One night the incident happened, an incident in which he lost everything. "Na-Naara... promise me that you will live ..." Isura died shortly after receiving their father's deadly attack aimed at him. "Y-brother... sob... sob...." Since that night, he had become an empty and very empty person. There was nothing left in his heart but a strong ambition to take revenge against his father. Then... will he succeed? Will he stay on the path of revenge even though the author has sent a girl who will bring him out of the darkness and fill his heart with feelings he once forgot? Does he still want to immerse himself in empty darkness even though the author has sent people who consider him a friend and appreciate his existence? Who knows. No one knows even the author himself. So let's leave it all to the universe.

    15 Chs 12 sưu tầm

  • Naara: Blind Sword original

    Naara: Blind Sword

    Fantasy ACTION ROMANCE ADVENTURE COMEDY

    4.94

    Cinta, kedamaian, kebahagiaan, kehangatan. Apa semua itu? Dia sudah melupakan semua perasaan itu atau mungkin, sebenarnya dia tidak pernah merasakan hal itu. Entahlah ... dia merasa ragu tapi yang jelas, baginya hidup telah berhenti saat dia berusia delapan tahun. *** "Anak tidak berguna, seharusnya kau mati saja." "Aku sangat sial karena memiliki anak sepertimu. Akan lebih baik kalau kau tidak pernah lahir." Yah. Itu hanya sedikit dari makian yang selalu dilontarkan ayahnya. Andai saja sebelum dilahirkan, ia ditanya oleh pencipta apakah dia ingin lahir atau tidak maka dia tidak akan pernah ingin. Andai dia bisa memilih dari mana ia ingin lahir, ia tidak akan memilih orang tuanya. Tidak akan pernah. Bugh ... bugh ... bugh Pria itu terus memukul dan menendangnya bahkan saat tubuhnya telah berdarah-darah, pria itu tidak peduli. Sekalipun ia pingsan, sekarat atau mati, pria itu juga tidak akan peduli. Bahkan pria itu akan sangat bahagia karena anak yang selalu ia anggap sampah sudah tidak ada. Apa salahku? Setelah disiksa habis-habisan ia akan meringkuk sambil menangis di bawah tempat tidur. Tubuhnya sakit tapi hatinya lebih sakit. Kenapa? Kenapa? Kenapa?!!! Ia ingin menjerit dan berteriak sekerasnya. Jika saja ibunya datang dan memberinya pelukan mungkin rasa sakitnya akan berkurang tapi lupakan saja. Wanita itu bahkan tidak mau menyentuhnya. Meskipun tidak ikut menyiksa tapi wanita itu selalu dingin dan bersikap tak acuh. "Naara ...." Sebuah tangan terulur untuknya. "Kakak ...." Ia mengangkat kepalanya dan melihat seseorang tersenyum hangat dan menatapnya penuh kasih. Satu-satunya orang yang ia miliki adalah Isura, kakaknya. Isura menariknya keluar dari kegelapan dan memberikan sebuah pelukan. Baginya, pelukan Isura adalah surga. Dimana dia bisa merasa tenang, damai dan melupakan rasa sakitnya. Walaupun cara kedua orang tua mereka memperlakukan mereka berbanding terbalik, mereka tetap saling menyayangi. Baginya Isura adalah segalanya namun lagi-lagi takdir bersikap tidak adil. Suatu malam insiden itu terjadi, insiden di mana ia kehilangan segalanya. "Na-Naara ... berjanjilah untuk tetap hidup ...." Isura meregang nyawa sesaat setelah menerima serangan mematikan ayah mereka yang ditujukan kepadanya. "Ka-kak ... hiks ... hiks ...." Sejak malam itu, ia menjadi orang yang kosong dan sangat hampa. Tidak ada yang tersisa dalam hatinya selain ambisi kuat untuk balas dendam kepada ayahnya. Lalu ... apakah dia akan berhasil? Apakah dia akan tetap pada jalan balas dendamnya meskipun penulis sudah mengirim seorang gadis yang akan mengeluarkannya dari kegelapan juga membuat hatinya terisi oleh perasaan-perasaan yang pernah ia lupakan? Apakah dia tetap ingin membenamkan dirinya dalam kegelapan yang hampa meskipun sang penulis sudah mengirim orang-orang yang menganggapnya teman dan menghargai keberadaannya? Entahlah. Tidak ada yang tahu bahkan penulisnya sendiri juga tidak tahu. Karena itu mari kita serahkan semua pada semesta.

    184 Chs 328 sưu tầm