Kata orang, hidup itu seperti roda yang berputar. Kadang diatas, dan kadang di bawah. Bahkan nyaris semua orang tau itu, tapi hanya sebagian dari mereka yang memahaminya.
Aksara paham betul pepatah itu.
Dulu pernah, saat itu ia masih duduk di bangku sekolah dasar. Saat itu abah menjadi korban PHK dan sempat menganggur selama enam bulan. Saat itu pula mereka jatuh ke titik ke rendah di dalam hidup. Mas Abim sakit usus buntu sedangkan abah kehilangan pekerjaan. Anak itu ingat betul bagaimana ekspresi ibuk yang menahan tangis namun tetap tersenyum sembari menenangkannya.
Dalam kurun waktu kurang 24 jam, semuanya berubah, kota metropolitan yang terkenal akan kepadatan penduduknya, seketika berubah menjadi kota mati yang padat akan zombie.
Arjun, pemuda biasa yang kebetulan lahir dari keluarga konglomerat, harus memimpin teman-temannya keluar dari semua ini, menjauhi kota yang kini bahkan tidak layak di tinggali.
Namun siapa sangka, jika ternyata ada yang lebih berbahaya dari zombie, yaitu pencipta zombie itu sendiri.
Aarav Dilan Alfarel, artinya seorang yang bijaksana, setia, dan pemberani. Mungkin ayah berhadap kelak nanti, Aarav akan menjadi sosok yang sesuai dengan namanya.
Aarav itu anak baik, tidak banyak menuntut dan selalu menerima apapun yang ayah dan bunda berikan. Tapi, Aarav juga ingin, diperlakukan seperti adik bungsunya Galen Haidar yang selalu dimanjakan dan diakui oleh ayah dan bunda.
Keluarga Raden—nama ayah Aarav—begitu rumit. Aarav mempunyai seorang saudara laki-laki namanya Zayn Raditya Rafael, tapi anehnya mereka seumuran, lahir di hari yang sama, namun jam yang sama namun dalam keadaan yang berbeda. Aarav lahir pukul 6 pagi sedangkan Zayn lahir pukul 6 sore. Tapi kata bunda suatu hari, mereka bukan anak kembar.
Arsen Dionysus, demigod tampan dengan segala pesonanya yang ada. Dalam darahnya mengalir pula darah Ares sang dewa perang, dan Aphrodite sang dewi cinta.
Namun siapa sangka jika sifat Aphrodite juga menurun pada Arsen, membuat pemuda itu mendapat julukan, si tampan pemecah hati.
Ah tidak hanya itu, karena memang di dalam dirinya mengalir darah sang dewa perang, Arsen menjadi begitu pembangkang, sulit di atur, dan cenderung suka membuat onar.
Hingga suatu hari, Anna, si manis putri Dewa Apollo, menangis keras karena Arsen yang mencampakkan cintanya, dan di hari yang sama pula, Arsen membuat ulah dengan menyembunyikan salah satu senjata milik Dewi Anthena.
Belum lagi dengan kemarahan Medusa karena tingkah menyebalkan Arsen tempo hari. Cukup membuat pemuda itu diusir dari akademi demigod, dan mendapat sebuah misi penting.
Arsen harus menyamar menjadi manusia biasa! Dan harus menemukan dua demigod yang hilang.
Kalau sudah begini, Arsen lebih baik menangis keras di pelukan ibu asuhnya Airin, karena demi trisula agung Dewa Zeus, dunia manusia bahkan lebih menyebalkan dari omelan Dewi Aphrodite yang bahkan tidak berhenti dalam waktu berhari-hari.
Ah malang sekali nasibnya, sudah jatuh tertimpa tangga pula.
Kata orang, hidup itu seperti roda yang berputar. Kadang diatas, dan kadang di bawah. Bahkan nyaris semua orang tau itu, tapi hanya sebagian dari mereka yang memahaminya. Aksara paham betul pepatah itu. Dulu pernah, saat itu ia masih duduk di bangku sekolah dasar. Saat itu abah menjadi korban PHK dan sempat menganggur selama enam bulan. Saat itu pula mereka jatuh ke titik ke rendah di dalam hidup. Mas Abim sakit usus buntu sedangkan abah kehilangan pekerjaan. Anak itu ingat betul bagaimana ekspresi ibuk yang menahan tangis namun tetap tersenyum sembari menenangkannya.
Rache
Realistic · Eshaa_