Binar terus berlari dengan menggenggam pergelangan tangan gadis yang baru saja di selamatkannya itu. Dia tidak akan pernah membiarkan seorang gadis tertindas oleh para bajingan tengik.
Masih terdengar teriakan para musuh yang mengejar, umpatan dan kata-kata kasar begitu nyaring terdengar. Terlihat ketakutan di mata gadis itu, Binar memegang kuat tangannya seraya memberikan kekuatan pada gadis itu.
"Apa kamu memiliki seorang ibu?" tanya Binar sembari terus berlari.
"Iya. Sekarang ibuku sedang ada di rumah menunggu kepulanganku," jawab gadis itu dengan terengah-engah.
"Bagus. Berpikirlah hidupmu itu sangat penting karena ibu sedang menunggumu. Maka teruslah berlari!" ujar Binar sembari melihat sekilas ke arah belakang.
Brugggg!
Lari Binar terhenti tatkala gadis itu terjatuh, dia meringis kesakitan. Lututnya terluka, darah keluar begitu saja.