Tải xuống ứng dụng
23.07% Volume 1 : Liburan Penjaga Dimensi Konoha / Chapter 9: Bab 8 : Hiruzen dan Naruto

Chương 9: Bab 8 : Hiruzen dan Naruto

Beberapa waktu berlalu.

Setelah Naruto menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Shirou kepada dirinya, Shirou mulai menemani dia bermain ditaman. Permainan yang dimainkan mulai dari ayunan dan berbagai jenis permainan lainnya yang ada di taman tersebut. Banyak anak-anak dan orang tua yang memandang pasangan itu dengan raut wajah jijik, tetapi dengan kata-kata Shirou yang tidak perlu memperhatikan sekiranya, Naruto menjadi terbiasa dengan hal itu dan hanya fokus kepada kesenangannya pada saat ini.

Berbeda dari sebelumnya, senyum yang ditampilkan oleh Naruto selama bermain dengan Shirou adalah sebuah senyum yang asli dan bukan senyum palsu yang sering diperlihatkan kepada orang-orang sekitarnya. Sampai waktu telah mendekati malam hari dengan matahari mulai terbenam di bagian barat. Banyak orang tua yang sudah menjemput anak-anak mereka untuk dibawah pulang ke rumah dan hanya tersisa Naruto dan Shirou yang berada di taman sedang duduk santai menikmati pemandangan matahari yang akan terbenam.

"Hari yang menyenangkan bukan, Naruto?" Tanya Shirou dengan santai sambil menikmati pemandangan matahari terbenam.

Naruto mengangguk tetapi wajahnya langsung sedih, hal ini diperhatikan oleh Shirou "Kenapa kamu sedih, Naruto?" Tanya Shirou dengan santai.

"Saya sedih karena hari ini sudah akan berakhir, Shirou-niichan. Saya tidak tahu apakah besok kami berdua bisa bertemu kembali" Kata Naruto dengan wajah sedih.

Shirou hanya tersenyum dan menepuk kepala Naruto dengan lembut "Saya tidak bisa janji kalau kita bisa bertemu besok dengan kamu, Naruto. Tetapi saya ingin kamu berjanji untuk bisa menyelesaikan semua buku yang telah saya berikan itu. Apa kamu bisa melakukan itu?" Tanya Shirou dengan santai.

Naruto mengepalkan tangannya dengan kuat dan mengangguk "Iya berjanji, Dattebayo!. Saya pasti akan menyelesaikan buku ini" Kata Naruto dengan tekad dimatanya.

Shirou mengangguk dan berdiri dari kursinya "Kalau begitu, Ayo kita kembali. Saya akan mengantarmu ke rumahmu. Setelah itu saya masih ada beberapa urusan yang harus saya lakukan" Kata Shirou.

Mata Naruto terbuka lebar mendengar bahwa Shirou akan mengantarnya pulang, dengan cepat dia bangkit dari tempat duduknya dan mengambil tas plastik berisi buku-buku yang diberikan Shirou kepada dirinya. Keduanya dengan santai berjalan ke rumah Naruto dengan Naruto yang membimbingnya dengan semangat.

Tidak butuh waktu lama untuk keduanya sampai karena rumah Naruto sendiri berada tidak terlalu jauh dari taman desa Konoha. Rumah Naruto berada di lantai dua sebuah apartemen sederhana, kamarnya berada dilantai dua apartemen tersebut.

Melihat Naruto yang sudah berhenti di depan bangunan itu langsung membuat Shirou penasaran "Apa di sini rumah kamu, Naruto?" Tanya Shirou sambil melihat apartemen tempat Naruto tinggal.

Naruto mengangguk "Iya, saya tinggal di lantai dua apartemen ini. Ngomong-ngomong, apa kamu tidak ingin berkunjung ke rumahku?" Tanya Naruto dengan semangat.

Shirou menggelengkan kepalanya "Saya masih ada beberapa urusan yang harus saya lakukan, Naruto. Mungkin ke depan kalau saya punya waktu bertemu dengan kamu, saya akan mencoba menyempatkan diri datang ke apartemenmu, Bagaimana?" Tanya Shirou

"Kalau begitu, tidak apa-apa. Tapi janji, kamu harus datang ke apartemen kalau kita bertemu lagi, Shiro-niichan?" Tanya Naruto sambil mengangkat tangan kanan kecilnya dan memperlihatkan jari kelingking miliknya.

Shirou tersenyum dan langsung mengeluarkan jari kelingkingnya dan mengaitkannya dengan milik Naruto "Saya janji. Kamu sudah bisa masuk ke sekarang dan membersihkan tubuh kamu, serta istirahat dengan tenang. Saya pamit undur diri dulu. Sampai jumpa Naruto" Kata Shirou sambil bangkit dari posisi jongkoknya dan berjalan ke arah yang dia datang sebelumnya.

Naruto melambaikan tangannya "Sampai jumpa, Shirou-nii chan" Kata Naruto sambil tersenyum dan perlahan-lahan senyum itu menghilang digantikan sebuah kesedihan "Kapan saya bisa bertemu lagi?" pikir Naruto dengan wajah sedih sambil berjalan menuju ke arah rumahnya.

Shirou yang sedang berjalan-jalan di jalanan Konoha melihat-lihat pemandangan malam yang indah "Sepertinya para penjaga Naruto sudah tidak mengikuti saya lagi. Saya tidak tahu bagaimana perasaan Naruto jika dia mengetahui tentang dia yang selalu diawasi selama 24 jam. Jika itu saya, saya mungkin akan sangat jengkel karena mereka tidak akan memberikan saya satupun privasi terhadap hidup. Hu… Lebih baik mencari sebuah lokasi yang cocok untuk berbicara dengan teman lama. Sudah lama saya tidak bertemu dengan mereka" Pikir Shirou yang berjalan menuju ke arah sebuah gang dan tiba-tiba menghilang dari tempat tersebut.

*****

Rumah Naruto.

Rumah Naruto terbilang cukup besar untuk seseorang tinggal. Rumah itu berada di wilayah tempat kumuh Konoha dengan biaya yang relatif kecil. Rumah itu memiliki kamar tidur yang tergabung dengan ruangan makan serta dapur yang digabungkan menjadi satu kesatuan, serta terdapat kamar mandi didalamnya. Setelah perpisahan Naruto dan Shirou, Naruto langsung bergegas masuk ke dalam rumah miliknya dan meletakkan kantong plastik yang berisi berbagai macam buku pemberian dari Shirou untuk dirinya pakai belajar di atas tempat tidurnya.

Melihat pakaiannya serta tubuhnya penuh keringat, Naruto langsung bergegas menuju ke kamar mandi dan membersihkan dirinya. Tidak butuh waktu lama untuk Naruto selesai membersihkan diri dan mengganti pakaiannya menjadi pakaian baru tetap memiliki konsep yang sama yang berwarna orange. Selesai membersihkan tubuhnya, Naruto mempersiapkan makan malamnya dengan cup ramen yang selalu menemani dirinya setiap harinya,

Selesai makan malam, Naruto tidak langsung tidur tetapi mengambil buku-buku yang diberikan oleh Shirou kepada dirinya untuk melanjutkan pekerjaannya yang belum selesai semuanya. Baru satu buku yang Naruto selesaikan sebelumnya, dan dia ingin menyelesaikan yang lainnya untuk menepati janjinya dengan Shirou. Naruto mengambil beberapa buku dan alat tulis sambil membawanya menuju ke meja makan yang telah dibersihkan dan mulai mengerjakan tugas yang diberikan oleh Shirou kepadanya sampai pintu rumah miliknya terdengar sebuah ketukan.

*Tok…..Tok…..Tok….

Naruto yang segera ingin belajar langsung mengangkat kepalanya "Siapa yang datang?... Tunggu!, Apakah Shirou-nii chan datang berkunjung?" Tanya Naruto dengan wajah penuh semangat sambil meletakkan alat tulisnya dan berlari menuju ke arah pintu dan membukanya.

"Shi---" Sebelum dia mengucapkan perkataannya, Naruto melihat seorang laki-laki tua sedang berdiri di depan pintu rumahnya, berbeda dengan Shirou yang terlihat memiliki penampilan masih mudah. Orang yang datang mengunjungi Naruto adalah Sarutobi Hiruzen atau sering dikenal Sandaime.

Melihat wajah Naruto yang sangat bersemangat dan tersenyum ceria wajah Hiruzen menunjukkan sebuah senyum "Hehe.. Sudah lama kita tidak bertemu bukan, Naruto-kun. Kamu sepertinya sangat kangen dengan Kakek?" Tanya Hiruzen dengan nada ramah.

"Kakek, iya sudah lama kakek tidak mengunjungi saya. Apa ada sesuatu sampai Kakek datang ke sini malam-malam?" Tanya Naruto dengan wajah polos.

"Kakek hanya datang berkunjung dan melihat cucu Kakek. Ngomong-ngomong, apa kamu kamu lakukan sekarang, Naruto-kun?" Tanya Hiruzen dengan nada ramah.

"Saya sedang belajar Kakek. Saya ingin menyelesaikan janji yang telah saya buat dengan Shirou-niichan hari ini" Kata Naruto dengan wajah penuh tekad.

Hiruzen terkejut dengan berita ini "Sebuah janji untuk belajar?.. Sepertinya kedatangan Emiya Shirou ini kepada Naruto banyak terjadi perubahan terhadap dirinya. Biasanya Naruto akan sangat tidak mau belajar, tetapi sekarang dia ingin." Pikir Hiruzen "Sebuah janji kah?.. Apakah Kakek bisa melihat buku yang diberikan Shirou-niichan kamu itu, Naruto-kun?" Tanya Hiruzen.

Naruto mengangguk "Boleh" Kata Naruto sambil membimbing Hiruzen masuk dan langsung mengambil tas plastik yang penuh dengan berbagai buku untuk anak-anak belajar "Ini Kakek, kamu bisa melihatnya. Saya akan mengerjakan tugas yang diberikan dulu" Kata Naruto sambil mulai mengerjakan buku yang sudah ada didepannya.

"Ayo kita lihat, apakah Emiya Shirou memiliki maksud tersembunyi kepada Naruto lewat buku-buku ini" Pikir Hiruzen sambil mulai membuka setiap buku dan memeriksanya. Setiap buku diperiksa dengan cermat serta melihat apakah ada tanda-tanda cakra di dalam setiap buku. Hiruzen memeriksa setiap buku sampai buku terakhir yang diperiksa olehnya dia tidak menemukan tanda-tanda adanya hal-hal yang mencurigakan yang akan dilakukan oleh Shirou.

"Apa saya terlalu kepikiran tentang Emiya Shirou ini membahayakan Konoha?" Pikir Hiruzen sambil melihat ke arah Naruto yang sangat fokus mengerjakan setiap pekerjaan yang ada di buku. Melihat hal ini, Hiruzen juga sangat senang karena Naruto bisa belajar seperti anak kebanyakan yang membuat senyum kecil diwajah Hiruzen "Naruto, apa kamu bisa menceritakan tentang Shirou-niichan ini kepada Kakek?" Tanya Hiruzen dengan nada ramah tetapi mengandung interogasi.

Mendengar pertanyaan ini mengenai Shirou, Naruto langsung menurunkan alat tulisnya dan mulai berbicara tentang bagaimana pertemuan mereka berdua, tentang Shirou bercerita tentang impian serta dia mengakui Naruto, Naruto berbicara juga bagaimana Shirou yang tidak masuk ke perpustakaan pada saat mereka menolaknya serta banyak hal lagi yang diceritakan Naruto kepada Hiruzen dengan semangat sampai di bagian akhir wajah Naruto terlihat sedih.

"Kenapa kamu sedih, Naruto?" Tanya Hiruzen yang sudah selesai mendengarkan cerita yang diceritakan oleh Naruto sebelumnya.

"Saya sedih Kakek, karena saya tidak tahu kapan bisa bertemu lagi dengan Shirou-niichan. Apalagi Shirou-niichan bukan warga desa Konoha yang membuat saya sulit untuk bisa bertemu dengan dirinya. Hey, Kakek, apakah kamu bisa membantu saya dengan menjadikan Shirou-niichan menjadi warga Konoha?" Tanya Naruto dengan wajah penuh pengharapan.

Hiruzen terkejut dengan pertanyaan Naruto ini dan memandang Naruto dengan hati-hati "Hanya pertemuan pertama mereka, keduanya sampai memiliki hubungan seperti ini?" Pikir Hiruzen "Ho… Saya tidak bisa memutuskan demikian, Naruto. Hanya saja, saya tidak bisa memaksa Shirou untuk menjadi warga desa Konoha atas kemauan kami secara sepihak. Jika dia setuju kami tidak mempunyai masalah, tetapi jika tidak kami tidak bisa memaksakannya" Kata Hiruzen.

Naruto langsung sedih mendengar hal ini "Katakan Naruto, apa yang menjadi alasan kamu ingin Shirou menjadi warga desa Konoha ini?" Tanya Hiruzen dengan hati-hati.

Naruto mengangkat kepalanya kembali "Karena Shirou-niichan adalah salah satu orang yang tidak melihat saya dengan pandangan jijik. Berbeda dengan setiap orang, Shirou-niichan memperlakukan saya seperti seorang manusia. Dia juga sangat baik dengan mendukung saya pada saat orang-orang menolak keberadaan saya. Dia mengajarkan saya tentang impian, dia mengajarkan saya tentang jangan terlalu memperdulikan pendapat orang, dia mengajarkan saya tentang bagaimana tentang melindungi orang, dan banyak lagi. Dia juga salah satu orang yang mengakui saya, serta saya tidak tahu bagaimana, pada saat saya berada dekat dengan Shirou-niichan, saya selalu merasa sangat aman seperti tidak ada orang yang berani mendekati dan memukuli saya" Kata Naruto

Hiruzen hati-hati mendengarkan setiap perkataan Naruto sampai pada bagian terakhir yang diucapkannya "Sangat aman berada dekat dengannya? Bisakah kamu menjelaskan bagian itu, Naruto-kun?" Tanya Hiruzen dengan nada penasaran.

Naruto memikirkan pertanyaan ini sambil menggaruk bagian belakang kepalanya "Saya tidak tahu bagaimana cara saya menjelaskan, Kakek. Tetapi yang saya tahu, pada saat saya berada dekat dengan Shirou-niichan, seperti saya berada dekat dengan Kakek. Saya merasa sangat aman tidak seperti saya berada ditengah-tengah orang lain yang selalu merasa takut karena mereka tidak suka kepada saya" Kata Naruto.

"Begitu.." Kata Hiruzen "Sepertinya saya harus mencari tahu tentang Emiya Shirou ini. Karena sangat jarang bagi seseorang yang bisa mendapatkan rasa kepercayaan Naruto sampai setinggi ini" Pikir Hiruzen.

"Saya akan mencoba mempertimbangkan permintaan kamu ini, Naruto-kun. Hanya semua tergantung kepada Shirou, apakah dia menerima permintaan ini atau tidak" Kata Hiruzen dengan ramah.

Wajah Naruto langsung menunjukkan sebuah senyum "Tidak masalah, Dattebayo!" Kata Naruto. Keduanya berbicara beberapa saat sampai Hiruzen mengundurkan diri untuk melanjutkan pekerjaannya di kantor sedangkan Naruto melanjutkan belajarnya kembali.

Sesaat dia Hiruzen keluar dari rumah Naruto, dia melihat sekelilingnya "Bear!" Kata Hiruzen.

Tiba-tiba seseorang yang mengenakan pakaian Anbu langsung berada didepan Hiruzen sambil berjongkok "Perintah, Sandaime-sama?" Tanya Anbu tersebut.

"Saya ingin kamu mencari tentang asal usul dari Emiya Shirou yang sebelumnya bergaul dengan Naruto hari ini. Saya ingin kamu menemukan asalnya, dan apa yang dilakukan olehnya selama ini. Saya ingin informasi secepat mungkin!" Perintah Hiruzen dengan tegas.

"Baik Sandaime-sama" Kata Bear sambil menghilang dari tempatnya untuk mengerjakan tugas yang diberikan Sandaime.

"Neko!" Kata Hokage.

Sama seperti sebelumnya, seorang yang mengenakan pakaian Anbu juga datang dan berjongkok di depan Hokage. Nako memiliki rambu ungu yang panjang serta tubuh yang baik.

"Perintah Sandaime-sama?" Tanya Neko.

"Kamu sekarang saya perintahkan untuk mencari keberadaan Emiya Shirou, setelah ketemu, saya ingin kamu mengikuti dan melihat apakah ada tanda-tanda mencurigakan dari orang ini!" Kata Hiruzen.

"Baik Sandaime-sama" Kata Neko sambil menghilang dari posisinya.

Hiruzen yang baru saja memerintahkan dua Anbu milik mengeluarkan pipa dan menghisap pipa tersebut "Sepertinya malam ini tidak akan menjadi malam yang tenang" Pikir Hiruzen sambil berjalan menuju ke arah kantor Hokage untuk melanjutkan pekerjaannya.

******

Desa Konoha, Pegunungan wajah batu Hokage.

Tiba-tiba di atas kepala dari Yondaime muncul seorang laki-laki yang memiliki penampilan rambut putih yang diatur ke belakang, dan kulit sawo matang. Laki-laki ini adalah Emiya Shirou. Shirou yang tiba-tiba muncul di pegunungan patung batu Hokage menatap ke arah desa Konoha yang berada di depannya dengan cermat "Pemandangan yang lumayan" Kata Shirou sambil duduk santai di atas patung bantu Yondaime.

Shirou menutup matanya dan merasakan bahwa tidak ada tanda-tanda orang yang berada di sekitar tempat itu, Shirou membuka matanya kembali "Kamu sudah bisa datang, Hagoromo" Kata Shirou dengan santai.

Dari arah samping Shirou terlihat seseorang yang muncul dengan penampilan kulit yang sudah keriput, sebuah tanduk yang berada di atas kepalanya, kulit pucat, mata rinnegan, tongkat hitam yang ada di telapak tangannya, serta gumpalan bola-bola hitam yang berada di belakang punggung orang tersebut.

Orang yang disebut namanya Hagoromo oleh Shirou langsung menatap ke arah Shirou dan membungkuk hormat "Sudah lama tidak bertemu, Shirou-sama" Kata Hagoromo dengan nada penuh penghormatan.


next chapter
Load failed, please RETRY

Tình trạng nguồn điện hàng tuần

Rank -- Xếp hạng Quyền lực
Stone -- Đá Quyền lực

Đặt mua hàng loạt

Mục lục

Cài đặt hiển thị

Nền

Phông

Kích thước

Việc quản lý bình luận chương

Viết đánh giá Trạng thái đọc: C9
Không đăng được. Vui lòng thử lại
  • Chất lượng bài viết
  • Tính ổn định của các bản cập nhật
  • Phát triển câu chuyện
  • Thiết kế nhân vật
  • Bối cảnh thế giới

Tổng điểm 0.0

Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
Bình chọn với Đá sức mạnh
Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
Stone -- Power Stone
Báo cáo nội dung không phù hợp
lỗi Mẹo

Báo cáo hành động bất lương

Chú thích đoạn văn

Đăng nhập