Semenjak pihak kepolisian berfokus pada kasus The Blue Bird, para penjahat kelas teri yang biasa berkumpul disudut busuk kota Jakarta setiap hari kian merajalela. Setiap hari semakin tidak ada wilayah yang aman disudut kota Jakarta yang terlihat kumuh dan dipenuhi para preman kampungan yang siap meminta uang dengan paksa kepada siapapun orang yang melewati daerah kekuasaan mereka itu.
Pada malam yang terlihat begitu indah karna bulan purnama itu, seorang wanita berparas cantik dan bertubuh proposional bak seorang model, tidak disengaja melewati salah satu titik kota dimana titik tersebut menajdi kawasan yang banyak dihuni oleh para grombolan preman kelas teri yang sedang menunggu mangsanya.
Sayangnya wanita itu tidak mengetahui hal tersebut, hari itu ia baru saja pulang dari kumpul bersama teman-temannya disebuah restoran didekat wilayah tersebut.
Mulanya ia juga merasa sedikit takut dengan berjalan di daerah yang sangat sepi, tak ada orang sama sekali yang melewati jalan itu, meski pun ada keraguan pada dirinya, tetapi pada akhirnya ia memutuskan untuk tetap melewati jalan tersebut dan memberikan dirinya itu.
Tak lama setelah ia berjalan dijalan itu, kemudian ada beberapa grombolan laki-laki berpakaian kusut, layaknya seorang berandalan mengikutinya. Dan tentu saja itu membuatnya sedikit panik, ia yang tau akan hal itu sebenarnya ingin berteriak seketika itu juga, akan tetapi kondisi disana yang begitu sepi dan tak ada orang yang lewat sama sekali, membuatnya tak bisa berteriak, karna jika ia berteriak itu hanya akan membuatnya dalam bahaya.
Akhirnya ia pun hanya melangkah lebih cepat, ia terus mencepatkan langkahnya agar bisa menjadi dari orang-orang tersebut, untuk sesaat itu nampak berhasil, orang-orang tersebut nampak tertinggal dibelakangnya namun ketika ia merasa sudah aman, ternyata orang-orang tersebut datang dengan cepat, berlari kearahnya.
Hal tersebut membuat wanita itu pun panik dan ikut berlari seraya berteriak minta tolong sekencang mungkin. "Tolong, tolong, tolong !"
Akan tetapi tentu saja tak ada seorang pun yang datang menolongnya, namun meski begitu wanita itu tidaklah menyerah, ia terus berlari sekuat tenaga kakinya melangkah, seraya terus berteriak sekencang-kencangnya suara yang bisa ia keluarkan.
Lalu disaat ada momen dimana saat orang-orang tak dikenal yang mengejarnya itu tertinggal dibelakangnya, dan juga kehilangan jejaknya, ia pun mencoba untuk bersembunyi disalah satu gedung kosong yang cukup besar, yang mana gedung tersebut sangat cocok untuk dijadikan tempat persembunyian.
Dengan wajah yang penuh ketakutan serta wajahnya dibasahi keringat dinginnya sendiri, ia berusaha sebisa mungkin mencoba untuk menahan takutnya dan suara kepanikannya tersebu, seraya terus berharap bahwa ia bisa lolos dari semua ini. Ia terus saja memperhatikan sekitarnya, meski didalam gedung itu sangatlah gelap akan tetapi ia tetap takut untuk bersuara, dikarnakan ia takut para pengejarnya itu mengetahui dirinya.
Ia pun menunggu digedung itu selama hampir 20 menit, ia menunggu selama itu karna ia benar-benar takut untuk keluar, namun karna ia merasa sudah terlalu lama ia bersembunyi dan merasa bahwa dirinya sudah aman dari para pengejarnya itu, dia pun lalu keluar dari gedung itu dengan sangat hati-hati, jantungnya berdegup sangat cepat, ia bahkan terus memperhatikan sekitarnya, takut jika mereka masih mengerjakannya.
Disaat ia keluar gedung tersebut ia tidak melihat satu pun orang disana, ia pun seketika langsung bernapas lega saat itu juga dan bersyukur karna ia masih bisa selamat dari orang-orang yang mengejarnya itu.
Ia pun lalu dengan tenang berjalan lurus menuju lorong yang mana itu ada satu-satunya jalan keluar dari gedung itu.
Namun sial baginya, ternyata orang-orang yang mengejarnya itu sudah menunggunya di ujung lorong yang sangat gelap itu, dengan tatapan bengis mereka memandangi wanita tersebut.
"Akhirnya kau keluar juga, sialan !" Seru salah satu pria tersebut.
"Aku bahkan sudah hampir bosan menunggumu keluar dari gedung kumuh itu." Sahut temannya yang berdiri disebelahnya.
Wanita itu pun seketika langsung membalikan badannya, dan ingin melarikan diri seketika ia tau bahwa orang-orang tersebut berada tepat di hadapannya.
Lalu tiba-tiba dari belakangnya muncul lagi sekawanan berandal yang tadi juga ikut mengejarnya.
Seraya tertawa layaknya seorang maniak, salah satu pria tersebut berkata. "Hahaha apa kau kira kami tidak tau bahwa kau bersembunyi didalam gedung kosong itu ?!" ucapnya seraya perlahan mendekati wanita itu. "Kami sengaja tidak menghampirimu disana karna itu merepotkan, kami sengaja menunggumu disini, menunggumu keluar dengan sendirinya seraya dirimu berharap bahwa kau telah berhasil lolos, hahaha benar-benar menyenangkan." Tambah pria yang terlihat begitu senang itu.
Sementara itu wanita itu hanya bisa menangis meratapi nasibnya, air matanya keluar begitu banyak namun ia suaranya tidak ada yang bisa ia keluarkan sama sekali.
Pria itu pun semakin mendekati dirinya, wanita itu pun terus berusaha menjauh dan mundur hingga pada akhirnya ia tidak bisa mundur lagi akibat tembok yang berada di belakangnya.
Salah satu pria dari Grobogan tersebut, pria yang tadi sempat tertawa layaknya seorang maniak, kemudian menyentuh pipinya dengan perlahan. "Oh lihat lah pipi yang lembut ini, aku tidak sabar menjamah seluruh tubuhmu yang terlihat nikmat ini." Ucap pria tersebut seraya terus tertawa mengerikan.
Lalu pria tersebut menghapus air mata wanita yang sedang menagis tersebut, seraya kemudian ia mencium bibir wanita tersebut, bahkan ia bukan hanya mencium biasa wanita itu, ia bahkan melakukan French kiss, dimana ia bahkan sampai memasukan bibirnya kemulut si wanita tersebut. Wanita itu pun tak bisa apa-apa selain pasrah tubuhnya diperlukan keji seperti itu.
"Oi gantian lah, jangan cuma mau enak sendiri !" Teriak salah satu temannya yang berada disebelahnya.
"Keliatannya Seru tuh..." Timpal temannya yang berjalan menuju tempatnya dari ujung gang.
Disaat sedang asyik mencium dan meningkatkan bibir serta lidah dari wanita tersebut, tiba-tiba saja pria tersebut teriak kesakitan. "Auch, sialan !" teriak pria tersebut kesakitan karna lidah serta bibirnya digigit oleh wanita tersebut. "Kau menggigitku sialan !" Tambah pria itu kesal.
Lalu tiba-tiba saja wanita itu tertawa menyeramkan. "He... he... hehehe." Tawanya itu sedikit membuat orang-orang disitu sedikit merinding.
"Apa yang kau tertawakan jalang !" Ucap pria yang tadi digigit bibir dan lidahnya
"Apa dia tidak sadar bahwa dirinya terjebak bersama kami disini, atau mungkin ia sudah menjadi gila." Ucap salah satu pria yang juga ada disana. Lalu ketika pria itu melontarkan kata-kata yang sedikit berbau joke itu, para pria yang lain pun ikut tertawa akan hal tersebut. Namun meski begitu wanita itu tak berhenti tertawa menyeramkan, bahkan justru lebih kencang lagi.
"Biarku beri tahu satu hal," ucap wanita tersebut seraya kemudian mengangkat kepalanya yang tadinya tertunduk. "Bukan aku yang terjebak disini bersama kalian, akan tetapi kalian yang terjebak disini bersamaku !" Teriak wanita itu dengan tatapan mata tajam menyeramkan layaknya seorang pembunuh.
Wanita itu pun seketika menyayat leher pria yang menciumnya tersebut, seraya berkata. "Tadi itu ciuman yang sangat hebat, jujur aku sangat menikmatinya, tapi sayang kalian semua akan mati disini, karna aku sudah tidak tahan lagi ingin membunuh, karna sudah lama sekali aku tidak membunuh seseorang." Ucap wanita gila itu yang sangat nampak bersenang-senang.
Sementara itu pria yang lain nampak syok, melihat temannya terkapar kesakitan seperti itu.
Melihat mereka yang khawatir terhadap temannya, wanita itu kemudian tersenyum lebar seraya berkata. "Oh kalian tenang saja, dia belum akan mati kok, aku sengaja tidak menebasnya terlalu dalam, agar dia tidak langsung mati, itu karna aku ingin melihatnya kesakitan dan mati secara perlahan." Ucap wanita itu tanpa dosa.
Perkataan itu membuat pria yang lainya marah dan mencoba untuk menghajar wanita gila itu, akan tetapi karna wanita itu lebih terampil dibandingkan dengan mereka, semua pria itu pun alhasil terkapar dibuatnya, semuanya terkena luka sayat yang tidak terlalu dalam namun cukup untuk mebunuh mereka secara perlahan.
Wanita itu pun bahkan benar-benar menunggu untuk melihat mereka mati secara perlahan, mati dengan kesakitan. Dan setelah selesai melihat mereka semua mati ia pun kemudian dengan senyuman berkata. "Wah... benar-benar tayangan yang menarik, aku rasa aku akan melakukannya lagi besok." Ucapnya seraya kemudian pergi meninggalkan mayat mereka
Wanita tersebut kemudian pergi. Keesokan paginya, mayat mereka pun ditemukan akan tetapi tak ada satu pun jejak mengenai wanita itu, entah bagaimana ia berhasil menutupinya dengan sangat rapih, dan hanya ada selembar kertas origami burung berwarna biru, pertanda bahwa itu adalah kasus The Blue Bird, yang artinya adalah, wanita tersebut adalah The Blue Bird Murder.