Leo yang baru saja keluar dari ruang OSIS tidak sengaja melihat Alira dan Alingga yang sedang berdiri di depan salah satu ruang kelas. Kedua tangan Alingga terlihat menangkup pipi Alira. Wajah Alira tampaknya sedang kesal dan kini Alingga berusaha membujuknya.
Dalam hati Leo ingin protes. Namun wajahnya justru menampilkan sebuah senyuman getir. Leo harus ingat statusnya sebelum iamemutuskan untuk bertindak seperti apa.
Alira hanya menganggap Leo sebagai teman. Tidak lebih dan tidak kurang. Dengan keputusan Alira untuk mau berteman dengan Leo saja sudah sangat berarti di hati Leo.
Mengingat bagaimana dulu Alira sangat menjaga jarak dengan Leo. Berusaha sebisa mungkin menghindari segala hal yang berhubungan dengan laki-laki tersebut. Ketika Leo mengajak Alira pulang bersama pun selalu Alira tolak.
Lain halnya dengan sekarang. Alira lebih terbuka dengan Leo. Sering berbagi cerita dan kemarin Alira sendiri yang menawarkan diri untuk menemani Leo jalan-jalan.