"Kak Vian"
Mata Vino lantas terbuka sempurna. Dia menghela nafas kecewa karena per temuan nya dengan Vian ternyata hanya mimpi. Dia mendongak sebelum melihat langit yang kini telah cerah. Sudah berapa lama dia tertidur di rooftop? Bahkan, bajunya yang semula basah telah mengering dengan sepenuhnya, seakan akan tadi dia tidaak terkena hujan sama sekali.
Dia meregangkan badannya sebentar sebelum memutuskan untuk kembali ke apartemen nya. Seharusnya, Farah sudah pergi bukan? Tidak mungkin Farah menunggu di apartemen nya selama ini.
Sembari melangkah menuju lift, Ingatan akan mimpinya terngiang di benak nya. Kenapa dia bisa bermimpi tentang kakak nya padahal selama ini dia tidak pernah sedekat ini dengan kakak nya itu. Atau jangan jangan, dia bisa membantunya menyelesaikan masalah nya dengan Karin? Dia harus berusaha meminta Vian untuk membantu nya, dia harus bisa menghilang kan gengsi nya demi menjaga hubungan nya dengan Karin agar tetap membaik.