"Silahkan masuk tuan" kata Bong chun sambil membukakan pintu mobil untuk pria itu, Pria itu masuk kedalam mobil
"Oh ya bagaimana kabar Ji hoon" tanya Pria itu
"Tuan Ji hoon baik-baik saja tuan dan yang aku dengar belakangan ini dia sangat sibuk dengan pekerjaannya"
"Hem... begitu, lalu bagaimana dengan ibunya apakah ada kabar dari ibunya?" tanya Pria itu
"Untuk saat ini masih belum ada kabar tentang beliau tuan"
"Dan aku akan memastikan dia tidak akan pernah mendengar kabar dari ibunya lagi" gumam pria itu "Huft... aku benar-benar tidak sabar untuk bertemu denganmu Kak" kata pria itu sambil menatap layar ponselnya dan disana tertera wajah Ji hoon dengan senyuman yang menghiasi wajahnya.
Beberapa menit kemudian mereka sampai di sebuah rumah mewah yang terletak di seoul
"Tuan kita sudah sampai" kata Bong chun lalu turun dari mobil dan membukakan pintu mobil untuk pria itu.
"Akhirnya kau tiba juga Seo won anakku" kata seorang pria paruh baya yang bernama Lee Yoon hee sambil merentangkan tangannya untuk memeluk pria itu yang tak lain adalah Lee Seo won adik sepupu Ji hoon dan putra dari Lee Yoon hee
"Bagaimana kabar Ayah"
"Seperti yang kau lihat aku baik-baik saja hanya wajahku saja yang terlihat bertambah tua" kata Yoon hee
"Tapi kau masih terlihat tampan Ayah" balas Seo won yang membuat Yoon hee tertawa
"Hahaha... sebaiknya kita masuk sekarang Ibumu sudah menunggu di dalam"
"Baiklah Ayah" jawab Seo won.
*** *** ***
Shine Grup
Chang min masuk kedalam ruangan Ji hoon dengan raut wajah yang sulit di artikan
"Ada apa dengan wajahmu?" tanya Ji hoon sambil menatap wajah Chang min
"Apakah kau sudah mendengar kabar kalau dia telah kembali"
"Dia siapa yang kau maksud?" tanya Ji hoon
"Lee Seo won, tadi malam dia baru saja tiba di korea, sepertinya mulai dari sekarang kita harus berhati-hati" kata Chang min memperingati Ji hoon
"Baiklah aku mengerti, lagi pula aku juga sudah menyiapkan rencana untuk menghadapinya"
"Apa rencanamu?" tanya Chang min
"Belum saatnya kau mengetahuinya, lebih baik kau menyuruh seseorang untuk terus mengawasi gerak-geriknya"
"Baiklah aku mengerti, tapi Ji hoon sebaiknya kau jangan terlalu santai apalagi saat ini kau sedang berkencan dengan Soo jung jangan sampai dia mengetahui hal itu" kata Chang min setelah itu Chang min pergi meninggalkan Ji hoon.
Ji hoon bangkit dari tempat duduknya lalu berjalan menuju jendela kaca yang menghadap pemandangan kota yang indah
"Kali ini aku tidak akan tinggal diam Lee Seo won. sudah cukup kau menghancurkan hubunganku dengan ayahku dan aku tidak akan membiarkan kau menang kali ini" kata Ji hoon sambil mengepal tangannya.
Ji hoon kembali teringat kejadian 10 tahun yang lalu saat Seo won menuduhnya mendorong Seo won sehingga dia tertabrak oleh sebuah mobil dan membuatnya di rawat di rumah sakit dan pada saat itu Ayah Ji hoon marah besar sehingga memukul Ji hoon tanpa mendengarkan penjelasan Ji hoon terlebih dahulu dan pada saat itu hanya Nenek Kanglah yang mempercayai Ji hoon
"Rasanya percuma saja aku membesarkan seorang anak sepertimu yang hanya membawa sial, pertama karena kau istriku pergi meninggalkanku, perusahaanku hampir bangkrut dan sekarang kau ingin membunuh sepupumu sendiri" kata Ryu Tae song yang tak lain adalah Ayah Ji hoon sambil menarik kerah baju Ji hoon
"Tae song tidak seharusnya kau melakukan itu pada Ji hoon" kata nenek Kang
"Anak ini memang harus di beri pelajaran" kata Tae song lalu melayangkan sebuah tamparang yang cukup keras sehingga membuat Ji hoon terjatuh dan darah segar keluar dari sudut bibirnya
"CUKUP!!! Tae song apakah kau ingin membunuhnya?, Ji hoon adalah anakmu darah dagingmu" kata Nenek Kang sambil menahan tangan Tae song yang berusaha untuk kembali memukul Ji hoon
"Mulai saat ini dia bukan anakku" kata Tae song setelah itu pergi meninggalkan Nenek Kang dan Ji hoon
"Nek sebenarnya apa salahku mengapa Ayah sangat membenciku nek?" tanya Ji hoon dengan air mata yang sudah mengalir di pipinya
"Ji hoon kau tidak salah, Ayahmu hanya terlalu emosi"
"Tapi kenapa Ayah tidak mau mendengarkan penjelasanku nek, bukan aku yang mendorong Seo won"
"Nenek pecaya padamu karena cucu kesayanganku tidak mungkin melakukan hal itu, sekarang lebih baik kau ikut kerumah nenek dan nenek akan mengobati lukamu" kata Nenek Kang sambil memeluk Ji hoon yang terlihat sangat rapuh
"Nek kenapa ibu pergi meninggalkanku nek, apakah benar yang di katakan Ayah kalau aku adalah anak pembawa sial?" tanya Ji hoon yang masih berada di pelukan sang Nenek, Nenek mengeratkan pelukannya
"Apa yang dikatakan Ayahmu tidak benar Ji hoon kau bukan pembawa sial"
"Lalu kenapa ibu pergi meninggalkanku nek?" tanya Ji hoon dengan Air mata yang kembali mengalir di pipinya
"Malangnya nasibmu cucuku, nenek berjanji nenek akan merawatmu dengan baik" kata Nenek di dalam hati
"Ibumu pergi bukan karenamu Ji hoon, berhentilah menyalahkan dirimu sendiri, Ibumu pasti punya alasan kenapa dia memilih untuk pergi, ketika kau sudah dewasa kau akan mengerti semua ini" kata Nenek Kang menenangkan Ji hoon di dalam pelukannya. Sejak saat itu Ji hoon tinggal dengan Sang Nenek dan Ryu Tae song, Ayah Ji hoon dia memilih tinggal di canada untuk mengurus bisnisnya disana dan tidak pernah lagi menemui Ji hoon.
Ji hoon tersadar dari lamunannya saat ponselnya berdering pertanda panggilan masuk Ji hoon melihat layar ponselnya disana tertera nama Soo jung yang membuat Ji hoon tersenyum
"Hallo"
"Kau dimana?" tanya Soo jung terus terang
"Aku sedang berada di kantor ada apa?"
"Tidak aku hanya bertanya" jawab Soo jung
"Ada apa kau menelfonku?"
"Apakah ada larangan untuk menelfon kekasihku?" tanya Soo jung
"Tentu saja tidak ada, sepertinya kau merindukanku" kata Ji hoon dengan senyum yang menghiasi wajahnya
"Hahaha... yang benar saja, aku hanya ingin mengajakmu makan siang bersama karena kebetulan jadwalku sedang kosong tuan Ryu, tapi jika kau tidak berminat tidak masalah aku bisa mengajak dokter Park untuk menemaniku makan siang" kata Soo jung
"Dokter Jung. jika kau pergi makan siang dengannya aku akan mematahkan kakinya" kata Ji hoon sambil menahan emosinya
"Hahaha... baiklah temui aku di cafe XX" kata Soo jung setelah itu Soo jung memutuskan panggilan telfonnya, Ji hoon menatap ponselnya dan tersenyum
"Huft... kenapa tiba-tiba aku sangat merindukanmu" kata Ji hoon sambil menatap wajah Soo jung yang menjadi Wallpaper ponselnya.