Chương 18: Temannya Teman Saya

Drrrttt...

Hp gue bergetar, alarm berbunyi nyaring membuat gue mau tidak mau meraba benda pipih itu untuk mematikan suaranya. Jam sudah menunjukkan pukul 05.15 subuh. Gue menghela napas saat melihat notifikasi pesan masuk di whatsapp.

Kebanyakan pesan dari Bang Sul yang mulai dari mengabarkan kalau dia sudah sampai rumah hingga beberapa panggilan tak terjawab dan rasa bersalah mulai terasa di hati gue, gimana enggak coba kalau Bang Sul tahu masalah ini apa dia bakal mempertahankan atau merelakan gue?

Ada juga notif dari manusia yang sejak semalam membuat gue uring-uringan sampai gak bisa tidur.

Drrttt...

Hp gue bergetar kembali menampilkan foto profile Bang Sul. Dengan agak ragu gue mengangkat panggilan masuknya.

"Assalamu'alaikum, Selamat Pagi putri tidur?" Ucap Bang Sul riang berbanding terbalik dengan suasana hati gue yang tak kunjung membaik.

"Wa'alaikumsalam pangeran kodok," jawab gue ngasal yang di balas tawa garing darinya.

"Udah sholat?"