Sesampainya..
4 Lelaki dengan badan besar segera membukakan pintu taxi begitu melihat siapa yang datang. Mereka menunduk pada 2 lelaki tadi yang bahkan tubuhnya lebih kecil dari mereka.
'Hh.. Kalo dia bukan anak bos.. gw pasti bakalan bikin dia nunduk depan gw..dasar anak kecil'batin salah satunya. Namun,,
JLEB!
Pisaunya kembali melayang tepat pada tenggorokan lelaki besar tadi.
"Lo bilang apa tadi?"Ucap lelaki yang melempar pisau itu mendekati pria besar yang saat ini tengah kesakitan itu.
'Pasti dia njelekkin Kapten..dasar bego.. Kapten kan bisa baca pikiran'batin lelaki besar yang lain.
"Akh..akh.."Erang lelaki itu yang walaupun pisau itu sudah ia lepaskan.. Rasa sakit di tenggorokan nya masih sangat terasa.
"Gue bahkan ga minta lo buat bukain pintu..lo aja bego mau disuruh-suruh.."Ucap Archer mengelap dasar di pisaunya ke pipi lelaki besar itu. 3 lainnya merinding melihatnya. Ya.. Bukan archer namanya jika hanya diam saat diremehkan.
"Kapten.. Dia.. Baru disini..wajar dia ga tau apa-apa..dasar ga berguna.."Ucap satu diantara mereka memberanikan maju kepada Arhes.
"Ga berguna.. Ngapa dimasukkin sini?"
"Gw kurang tau cuman.. Dia menang gegara skill berantemnya, kapten"
"Haha..haha.. Kalo gitu pengen donk liat lo tarung sama Mors.."Ucap arhes melirik lelaki yang terkejut namanya dipanggil. Lelaki yang tengah memperhatikan hpnya itu mendekati arhes. Lalu bertanya dengan mengangkat alisnya.
"Dia nantangin lo di 'panggung' abis tenggorokannya bener.. Mau kan lo?"
Mors natap dingin lelaki yang masih kesakitan itu. Ia menunduk berusaha menatap mata lelaki itu karena wajah lelaki itu tak terlihat karena menunduk.
"Ck! Ga tertarik ama orang lemah.."
Archer menahan tawa kemudian merangkul mors dan masuk kedalam gedung itu.
Sesegera mungkin 3 lelaki tadi mendekati satu lelaki yang masih kesakitan itu.
"Gue tau lo baru disini.. Tapi jangan pernah macam-macam sama kapten ataupun mors.. Mereka dihormati karena mereka yang terhebat diantara kita.. Bukan cuma karena kapten anak bos atau mors yang penuh misteri"Ucap satu lelaki yang tadi memberanikan diri. Namanya Leo.
"Leo! Lo tu kuat.. Lo sebenernya bisa kan lawan mereka?! Kenapa lo diem aja?"Ucap lelaki yang ditusuk tenggorokannya dengan susah payah. Namanya Edo. Mereka pernah satu SMA.
"Gue...emang pernah menang lawan mors..Tapi gue bahkan ga berani mbayangin buat lawan Kapten.."Ucap Leo teringat masa-masa dahulunya yang baru beberapa bulan berada dibawah naungan seorang Rollvander Zegas, Ayah dari Archer.
5 tahun sebelumnya..
Kelompok berisi para phycopath dan petarung dimana bekerja untuk memukul,menculik, bahkan membunuh seseorang oleh siapapun klien yang punya uang bermiliyaran. Mereka diluar sana dinamakan Mot. (Dewa Kematian).
Anggotanya pun sudah beratusan menyebar ke seluruh penjuru negara. Bisa dibilang mereka berdiri di bawah naungan Seorang pengusaha biasa bernama Rollvander Zegas. Dan dipimpin oleh seorang lelaki remaja bernama ARCHER.
Namun, tak ada satupun dari mereka yang tau siapa archer dan bagaimana rupanya. Yang mereka tau hanyalah mereka mempunyai kapten bernama archer dan dia adalah anak dari Rollvander Zegas. Hingga suatu hari..
"Leo..Denger-denger.. Bos ngasih lo upah 45 juta gegara pekerjaan kemarin yang lo lakuin sendirian.."Ucap temannya.
"Hahaha..Iya.. Dan pekerjaan itu bener-bener susah..Tapi gue bisa.."
"Yah..Leo emang ga bisa dibandingin siapa-siapa..Eh.. Ada si..Archer.."Ucap temannya membuat teman satu meja itu mendadak diam.
"Kenapa lo tiba-tiba nyangkutin Leo sama Kapten?"
"Haha.. Emang lo kaga penasaran ama siapa sebenernya kapten kita? Gue denger-denger nih ya.. Kapten bakalan nunjukkin dirinya hari ini katanya si pas makan siang..tapi belum dateng tuh.."
"Ha? Lo yakin?"
"Yakin 100%.. Se-ngeri apa ya dia?"Ucap yang lain mulai membicarakan arhes.
"Gue yakin ga beda jauh sama Leo..secara Archer itu emang udah Phyco aja..Levelnya udah tinggi"Ucap temannya.
Leo semakin ingin tahu siapa sebenarnya sang Kapten misterius itu.
Dk dk dk..
Sett..
BRUAKK..
"Hahahahaha.."
Seorang lelaki dengan baju serba abu-abu mendekati lelaki berbadan setara dengannya dengan baju putih jaket kulit hitam dan topi hitam yang terjatuh itu. Kakinya nampak tergores mengeluarkan darah karena disandung seseorang yang memakai sepatu berduri.
"Si pendiam ternyata dapat kawan baru..Hahahaha.."Ucap salah satu dari para anggota. Ia yang paling suka membuat kegaduhan. Namanya Abhi.
"Gapapa."Ucap Lelaki tadi berdiri dengan kaki agak pincang. Ia menatap handphonenya yang terbang jauh. Saat ia mau mengambilnya, Abhi berdiri dan menginjak handphone itu.
Krek..
"gw nginjek apaan dah..Ah mungkin gue salah denger.."Ucap Abhi sebelum mengambil handphone itu dan melemparnya ke lelaki tadi.
"Ar—"
"Sebenernya lo kesini ngapain si? Nyari abang juga kek si pendiem?Ha? Ato jangan jangan nyari papih?Udahlah mending balik aja.. Kita ga nerima junior lemah kek lo!"Ucap Abhi.
"Gue juga nyari duit kek lo pada."Ucap lelaki itu dengan suara tenang dan datar.
Krik krik krik
"Hahahahahahahaha"Suara tawa menggema di seluruh sudut gedung.
"Apa-apaan ni?"Ucap 2 Lelaki dengan badan besar bernama Azri dan Yoga datang ke ruangan. Mereka melotot melihat lelaki dengan pakaian serba hitam dengan kakinya yang berdarah kemana-mana.
"Ka—"
"Ini bang..akhir-akhir ini kenapa si kita nerima anak anak kek si pendiem sama si cupu.. Mot bisa ancur gegara mereka.."Ucap Abhi.
"Abhi, Jaga omongan lo!"Ucap yoga.
"Abhi.. Lo lama-lama makin nglunjak yah.. Gue bisa diem kalo lo ngeganggu Rion (Mors,Pendiem)..Tapi ngga kalo Archer.."Ucap Azri
"Archer??"Kaget semua orang.
"Mana bang dia?"Ucap abhi bingung.
"Dia yang ada didepan lo, Abhi"Ucap Yoga kesal.
Semua mata langsung tertuju pada lelaki dengan pakaian serba hitam itu. Lelaki itu melepas topinya dan masih menunduk.
"Hahaha..Azri,Yoga.. Bukan ini yang gue mau.."Ucap archer tersenyum tipis
"Tapi, Ar..Kita ga bisa diem aja liat lo diperlakuin---"Ucap Azri mengelak
"Emang kalian berhak?"Ucapan arhes berhasil membuat azri dan yoga yang merupakan senior disitu diam seribu kata dan menunduk. Bahkan para juniornya kaget.
"Ha?Lo archer? Yakin?"
"Iya..Kenapa? Kecewa ya? Archer yang kalian maksud ga keliatan kuat layaknya senior yang kalian bangga-banggain itu"Ucap Arhes terkekeh lagi menunjuk Azri dan Yoga yang memiliki badan besar dan terlihat berotot yang bahkan tak ada keberanian untuk mengangkat kepala.
Bagi semua yang disana mungkin suara tawa arhes nampak aneh. Tapi tidak dengan Rion, Azri dan Yoga yang sudah tahu kehebatan Arhes. Mereka kini menunduk merinding.
"Hh.. Gue ga percaya.. Tapi kalo lo berani.. Ayo kita buktiin siapa yang lebih berhak dipanggil Kapten.."Tantang Abhi
Arhes yang aslinya tersenyum sinis sekarang senyumnya luntur. Berganti muka dingin dan menusuk. Perkataan Abhi berhasil membuat Rion, Azri, Yoga tercengang.
"Kenapa? Lo ga berani?"
"Yang namanya Kapten itu disini cuma satu orang.. Dan selamanya ga akan pernah berubah.. Bisa-bisanya lo bilang seakan lo lebih pantes jadi Kapten disini?.."Ucap Arhes mengepalkan tangannya.
'Auranya.. Kenapa bikin gue takut ya?'Batin Leo yang daritadi diam.
"Leo, menurut lo siapa yang menang?..Menurut gue si.. Abhi..Secara dia udah nglawan banyak orang.."Bisik teman di sebelahnya
"Tapi menurut gue Archer.."
"Ha?Kok bisa?"
"Gatau.. Gue ngerasa Archer punya aura yang emang udah beda dari kita semua.."Ucap leo.
Di 'Panggung' inilah.. Dimana ketika para anggota bisa menantang siapapun yang mempunyai jabatan atau senior untuk bertarung. Hanya seperti ring dibatasi Kaca setinggi 5 meter dan pintu di sisi kanannya. Jadi, secara kejamnya ketika ada sebuah pertarungan didalamnya pilihannya hanya ada tiga: MENANG, KALAH, ATAU MENYERAH.
"Udh siap?"
"Gue udh daritadi.."Ucap Archer santai tanpa memperlihatkan senjata apapun di tangannya.
'Aneh' Pikir mereka yang menonton
Abhi segera menyerang archer dengan Menonjok muka archer yang sayangnya tidak kena. Archer dengan santai meluncur ke bawah abhi dan berhasil meluncurkan 2 tinju di bagian paru-paru abhi. Membuat abhi seketika mundur sambil memegangi rusuknya yang serasa retak.
"Serangan yang cuma dipake orang bego.."Ucap archer tanpa membalikkan badannya pada abhi.
"Apa lo bilang!!"Ucap abhi langsung mengeluarkan pisau besarnya.
"Abhi!!"Instrupsi Yoga dan Azri yang takut akan terjadi hal yang tidak diinginkan.
"Nope! Dia cuma gue ajarin aja kok gimana cara jadi orang yang ga basa basi"Ucap Archer dingin, Tangannya menyetop Yoga dan azri yang mau memasuki ring dan menghadang abhi.
Abhi segera maju dengan mengangkat goloknya tinggi-tinggi. Archer yang santai hanya membalikkan badan. Begitu golok itu mau menyapa kepalanya,
Sett!!
Sebuah pisau kecil menyambut perut Abhi hingga darah muncrat dimuka Arhes.
Semua orang tercengang.
"Kapten..Saya mohon stop!..Abhi bisa kritis.."Ucap Azri
Arhes yang aslinya menunduk. Sekarang menengadah. Lelaki itu sangat tampan namun sayang ada pisau berlumur darah di tangan kirinya dan darah di mukanya.
"Ok..Selesai"Ucap Archer nampak kecewa karena itu baru saja awal dari perawalan baginya. Ia turun dari 'Panggung' dan mendekati rion.
Rion menyerahkan kain kepada archer untuk mengelap muka yang terciprat darah tadi.
"Ah iya.. Gue belum perkenalan ya?.. Salam kenal semua! Gw Archer.. Kapten Mot..'Pertunjukan' tadi..pelajari baik-baik..jangan banyak omong.. Gue ga suka"Ucap Arhes dengan dingin dan berhasil membuat seluruh orang disana benar-benar membeku.
"Bawa abhi ke ruang kesehatan.."Ucap Yoga memijit pelipisnya.
"Yoga.. Keknya kapten nambah hebat aja barang dia ke australia.."Ucap Azri
"Ck.. Gue aja denger-denger dia udah bikin perhitungan sama killer disana..Beda kelas emang.."Ucap Yoga menepuk pundak Azri.
Keduanya pergi tanpa penjelasan lebih lanjut tentang Arhes. Lelaki yang menggoncangkan Mot dengan tanpa sadar.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Sekian.