Chương 21: Daniel #1

Nadia sudah kembali seperti dirinya yang biasanya dengan seragam hari senin yang cerah, gadis itu berjalan menuju kelas dengan wajah tegap, tanpa keraguan sedikitpun, dan menghalau semua orang yang berdiri di hadapannya dengan tatapan dinginnya. Gadis itu bahkan dapat memperhatikan pandangan semua orang yang tertuju padanya, ada yang tidak peduli, ada yang tidak percaya, ada yang tidak heran, ada juga yang tidak menyukainya. Bisikan-bisikan yang terdengar di sekelilingnya terlalu banyak untuk mempermudah Nadia mendapatkan informasi, bahwa yang dibicarakan adalah ia yang ternyata adik dari Pak David, wali kelasnya sendiri.

Nadia tersenyum mengerti dan meneruskan langkahnya ke kelas yang sudah ramai dengan riuh tingkah dan ocehan teman-teman sekelasnya. Steven dengan teman-temannya yang membicarakan pertandingan basket akhir minggu kemarin, sekelompok gadis-gadis yang membahas artis laki-laki baru yang membuat mereka menjerit setiap kali membayangkannya, gadis-gadis lain yang sedang membahas tentang produk kecantikan baru yang akan mereka beli setelah pulang sekolah, sekelompok kutu buku yang sedang membicarakan kelompok belajar bersama menjelang ujian sekolah, dan dua orang gadis centil bermake-up yang tiba-tiba mendekati Nadia.

"Lo ditunggu Intan di kamar mandi." Kata Nanda pelan tanpa menatap Nadia. Nadia menatapnya lalu tersenyum.

"Kenapa lo nggak mau liat gue?" goda Nadia.

"Udah lo, cepetan ke kamar mandi sebelum bel masuk!" sahut Ika yang berada di samping Nanda dan sama-sama tidak menatap Nadia.

Mereka membuat Nadia merasa lucu dengan sikap mereka yang tidak ingin menatapnya seakan-akan ia adalah medusa yang bisa membunuh hanya dengan menatap matanya, andai saja Nadia bisa menjadi seperti itu.

Nadia keluar kelas menuju kamar mandi dan mendapati Intan yang benar sedang menunggunya. Nadia berdiri di samping gadis itu yang sedang menghadap cermin di hadapannya. Keduanya melihat pantulan wajah masing-masing di cermin besar itu.

"Kalo lo mo minta maaf, di kelas aja biar rame." Kata Nadia tajam.

Intan tersenyum mendengar perkataan Nadia lalu berpaling dari cermin dan menatap Nadia langsung. Keduanya saling menatap hingga Intan mulai maju perlahan mendekati Nadia.

"Lo, ternyata cuman cewek murahan yang nggak tau diri. Anak adopsi, adiknya wali kelas, trus nanti apa lagi?" kata Intan sambil terus mendekat pada Nadia yang akhirnya memaksa Nadia untuk mundur perlahan-lahan hingga ia berhenti karena sudah tidak ada tempat untuk terus mundur, hanya ada tembok yang menutupi jalan di belakangnya.

"Sebegitu penasarannya ya, lo sama kehidupan gue? Lo pasti fans berat gue." Jawab Nadia santai. Ia dapat melihat raut wajah Intan yang mengisyaratkan kebencian yang dalam padanya. "Kalau begitu lo harus cari cara lainnya lagi biar bisa ngebongkar rahasia hidup gue." Lanjut Nadia. "Tapi lo harus ingat, gue bisa bikin hidup lo serasa di neraka." Kata Nadia tajam.

Intan mundur perlahan dan menjaga jarak dari Nadia, namun ekspresinya terlihat santai. "Lo nggak usah repot-repot, gue bakal pindah sekolah koq hari ini. Misi gue udah selesai, bongkar rahasia soal lo anak adopsi, dapet bonus tentang lo adeknya pak David, plus gue udah dapat perhatian semua orang termasuk lo. Semoga lo nggak kangen sama gue." Jelas Intan penuh kemenangan.

Nadia menatapnya tak percaya lalu tersenyum dan bertepuk tangan. "Well, congratulation. God bless your heart, sugar. You must be the first in your level." Katanya santai. "Karena lo mo pindah, lo tenang aja. Gue nggak punya hak untuk bawa-bawa neraka kemanapun gue suka dan gue nggak bakalan kangen sama lo. Satu hal yang nggak lo sadarin, semua hal yang udah lo lakuin dengan susah payah itu, yang bikin lo hampir mati dua kali karena gue, diskors tiga hari, plus sakit hati karena guru favorit lo adalah kakak gue, itu semua nggak penting sama sekali buat gue. Sama kayak lo, nggak penting." Jelas Nadia dingin lalu pergi meninggalkan Intan yang gemetar dalam kebenciannya.