Semua orang pergi. Eros memperdalam ciumannya. Kekhawatiran dan ketakutan yang menyelimuti hatinya lenyap seketika bersamaan dengan kelembutan dalam bibirnya.
Sebelum kesdarannya menghilang siapa yang selalu dia pikirkan? Itu Namara. Dia tidak tahu bagaimana pertempuran Namara dengan Castor berakhir dan tidak tahu bagaimana nasib Namara selanjutnya.
Dia tidak ingin mengingkarinya. Dia benar-benar mencemaskannya.
Sekarang setelah melihat Namara di sini, di hadapannya, dia merasa sangat lega. Itu perasaan lega yang tidak pernah dia rasakan sepanjang hidupnya.
Namara merasa kehabisan napas. Dia segera melepaskan ciuman Eros. Napasnya menjadi naik turun tidak teratur. Kedua matanya memerah menahan genangan air yang hampir jatuh.
Tanpa mengatakan apa-apa, dia langsung memeluk tubuh Eros. Isak tangisnya tidak bisa ditahan lagi. Dia terguguk dalam rengkuhan tubuh Eros.
Kedua mata Eros terpejam. Telapak tangannya mengelus punggung Namara dengan lembut. "Aku senang melihatmu di sini."