Namara mendengar ketukan pintu di depan. Dia menghela napas panjang dan melangkah menuju pintu. Apa lagi yang akan dia hadapi kali ini?
Awalnya dia merasa malas. Namun, ketika pintu terbuka dia langsung berbinar. Radyn dan Viserra sudah ada di sana bersama dengan Nores dan bawahan-bawahannya.
Viserra hampir saja berlari memeluk Namara. Namun, dia ingat kalau saat ini nonanya sedang menyamar. Jadi, dia tidak bisa berperilaku dengan ceroboh. Jangan sampai orang-orang tahu kalau Nefrita adalah Namara.
"Kau menepati janjimu dengan cepat," komentar Namara. Dia merasa cukup senang dengan kecepatan Nores.
Tiba-tiba pria itu jatuh berlutut di depan Namara. Dia meminta lagi, dia memohon agar Namara membantunya melepaskan kutukan sihir Eros. Mungkin kelihatannya itu hanya sepele. Namun, tidak dapat berbicara ternyata sangat menyulitkan.
"Tuan, apa yang kau lakukan? Kenapa kau berlutut padanya?" tanya salah satu bawahan Nores dengan bingung.