Setelah melakukan presentasi, mereka memutuskan untuk pergi makan karena jujur perut Emily sudah ingin diisi.
"Sean" panggil seorang wanita otomatis keduanya melihat asal suara
"Dara" gumam Sean
Dara segera menghampiri mereka dengan sedikit berlari kecil
"Ngapain kamu kesini?"
"Ketemu sama kamu"
"Tau dari mana kamu aku disini"
"Mama kamu siapa lagi"
"Ah mama" gumamnya
"Kenapa sih, kayak gak senang aja aku disini" rajuknya
"Bukan gitu Dar, aku disini lagi kerja ngapain kamu kesini"
"Aku kangen sama kamu" ucapnya sambil memeluk Sean
Emily yang sedari tadi diam ingin pergi dari sini, karena dia merasa seperti tidak dianggap kehadirannya
"Pak saya permisi duluan"
Sean segera melepaskan pelukan Dara, melirik Lea sebentar. "Kamu tunggu saya sebentar"
Mau tidak mau Emily menunggunya, dia kesal dengan bosnya semena mena mengaturnya padahal perutnya sudah berbunyi dari tadi.
"Ya udah sih, kalah dia memang mau pergi kenapa kamu larang?" ucap Dara menatap Emily dengan tidak suka
Kenapa dia jadi kesal dengan Emily. Emily sedari tadi diam. Sebenci itu Dara sama Emily.
"Dia sekretaris aku, jadi dia harus ada disamping aku"
"Tapi aku bisa kok"
"Kamu beda Dar"
"Apa bedanya?"
"Aku udah bilang dia sekretaris aku, sedangkan kamu bukan siapa siapa aku"
"Kam...."
"Lebih baik kamu pulang Dar" potong Sean
"Aku gak mau!" teriaknya setelah Sean menarik tangannya
"Emily, kamu duluan saja" ucapnya lalu pergi meninggalkan Emily
"Dari tadi kenapa, gak tau apa perut aku udah minta diisi kejam banget sih" rajuknya lalu pergi dari sini.
****************
Dara dan Sean duduk disebuah taman hotel.
"Kenapa sih kamu. Sakit tau" ucap Dara mengelus pergelangan tangannya yang sakit akibat ditarik oleh Sean
"Kamu buat malu, kenapa sih kamu selalu datang?" ucap Sean setelah mereka berada di taman hotel
"Siapa yang buat kamu malu, aku kesini karena aku kangen sama kamu"
"Kangen? sama aku?" Sean memiringkan senyuman. "Sadar Dar, kamu itu sudah punya suami"
"Aku ingin pisah" gumam Dara hampir tidak terdengar
"Pisah? kamu yakin?"
"Yakin Sean, aku ingin kembali sama kamu"
"Gila!" teriak Sean
Dara sontak kaget saat Sean teriak membuat orang melihat kearah mereka
"Lebih baik kamu pulang dan jangan temui aku lagi"
"Tapi aku cinta sama kamu"
"Bulshit Dar, dulu kamu kemana aja ha! sekarang aku gak percaya yang namanya cinta semenjak kamu memilih pergi bersama orang lain"
"Sean aku minta maaf"
"Pergi Dar, aku ingin sendiri"
"Sean" ucap Dara memegang tangan Sean tetapi Sean menepisnya
"Pergi dar"
"Oke aku akan pergi tapi ingat aku gak akan pernah nyerah"
"Terserah"
Dara berdiri dan mengambil tasnya pergi dari hadapan Sean.
Sean menundukkan kepalanya memikirkan apa yang barusan terjadi. Sean tidak habis fikir kenaa dia datang disaat hatinya mulai sembun. Sebenarnya ia masih sangat mencintai Dara tetapi ia tidak mungkin merebutnya. Sekalipun ia berpisah nantinya.
****************
"Akhirnya perutku kenyang juga" ucapnya
Emily merasa bosan saat kembali ke kamar hotel dan memutuskan untuk berjalan jalan sebentar ditaman. Saat ia berjalan Emily melihat bossnya sedang duduk melamun. Selama ia bekerja di perusahaan Sean baru kali ini ia melihat dirinya melamun seperti itu. Apa karena Dara?.
Emily mencoba menghampiri bossnya.
"Pak" panggil Emily
Sean mengangkat kepalanya saat ada yang memanggilnya
"Apa Em, saya gak mau berdebat"
"Siapa yang mau berdebat sama bapak sih. Saya tuh kesini liat bapak lagi ngelamun makanya saya kesini"
"Terus kenapa kamu kesini?"
"Bapak galau ya ditinggal sama mbak Dara?"
"Tau apa kamu"
"Keliatan dari muka bapak"
"Emang muka saya kenapa?" Sean heran
"Bapak lagi galau"
"Sok tau kamu"
"Nih pak buat bapak?" ucap Emily memberikan Es cream ditangannya
Sean menyengitkan dahinya "Es cream?"
"Iya pak, ini buat bapak"
"Kamu kira saya anak kecil kalau lagi sedih dikasih es cream?"
"Bapak tau gak? es cream ini bisa membuat perasaan kita jadi ceria kembali
"Kata siapa?"
"Saya pak"
"Ck Aneh"
"Kok aneh sih. Saya udah baik sama bapak malah dibilang aneh"
"Pergi kamu!" usir Sean
"Nyebelin banget sih" ucap Emiy pergi begitu saja.
Sean yang mendengar itu langsung menggelengkan kepalanya dan merasa bosan ia kembali kekamar.
****************
Keesokan paginya mereka bersiap siap untuk pulang. Karena besok sudah melakukan aktivitas seperti biasa.
Emily berjalan menuju kamar bossnya dan segera mengetuk pintu kamarnya.
Tok tok tok
"Pak.... pak.... bapak sudah bangun" ucap Emily mengedor ngedor pintu kamar bosnya.
Mendengar itu Sean yang masih tertidur terbangun membuat telinganya sakit dengan gedoran itu.
Sean bangum dengan malasnya dan membuka pintunya.
"Berisik banget sih" ucap Sean seteah membuka pintu tersebut
"Bapak masih tidur?"
"Kalau saya masih tidur gak mungkin saya ada didepan kamu sekarang"
"Ck. Maksud saya itu bapak baru bangun. Baak ga mau pulang?"
"Emang jam berapa sih"
Emily yang mulai kesal dengan bossnya ini melihatkan jam tangannya ke Sean. Sean yang masih belum sadar sepenuhnya dari tidur tiba tiba matanya melebar melihat jam ditangan Emily menunjuksn angka sepuluh.
"Kamu kenapa baru bangunkan saya sekarang Emily?"
"Kenaa saya yang salah. Kan bapak yang bangunnya siang" kesal Emily
"Kamu ingat peraturannya boss gak pernah salah" ucapnya
Ha. Begini lah bossnya jika salah, pasti ujung ujungnya Emily yang salah sangat menyebalkan.
"Males tau ngadepin bapak, mendingan saya pergi dari sini" ucap Emily saat hendak pergi
"Tunggu!" ucap Sean mencengkal tangan Emily
"Apa lagi pak?"
"Kamu siapin baju saya, jangan hanya disini senang senang saja ya kamu tetap kerja disini"
Emily mendengus kesal dengan muka masamnya dia segera masuk dan menyiapkan keperluan bosnya dan menyusun baju baju ke dalam tas Sean
Sementara Sean segera mandi tampa memandang Emily yang sedang sibuk membereskan barang barangnya.
"Menyebalkan sekali, tersiksa banget sih jadi karyawan. Gak dibagunin salah dibangunin juga salah" ucap Emily kesal
Emily membayangkan jika ia menjadi istri bossnya. Bisa bisa dia dijadikannya babu bukan seorang istri. Amit amit jika ia menjadi istri bossnya. Dia tidam ingin itu sampai terjadi. Walaupun bossnya itu tampan tapi jika ia seperti itu dia juga tidak akan mau.
Selesai merapikan barang barang bosnya Emily segera pergi dari kamar bossnya.
"Pak saya sudah beresin semuanya ya, saya tunggu di lobby" teriaknya
"Bisa gak sopan, gak sopan banget teriak teriak gitu. Sekalian bawakan tas saya masuk kedalam mobil. Kuncinya ada di atas meja" perintahnya
Emily semakin cemberut dengan kelakuannya bosnya yang menyuruhnya seperti pembantu.
****************
Didalam perjalanan mereka sama sama diam tidak ada yang saling bicara hanya suara musik yang terdengar di dalam mobil.
Sean melirik sekilas kearah Emily, ternyata ia tertidur. Tidak heran jika sekretarisnya ini dibawa dinas keluar kota ia pasti tidur selama diperjalanan, dia akan terbangun jika sudah sampai ditempat tujuan. Tapi Sean juga senang jika ia seperti ini, tidak akan ada suara bawelannya yang suka menentang perintahnya.
Beberapa jam kemudian mobil sampai di depan rumah Emily. Sean mencoba membangunkan dengan memanggil namanya tetapi ia tetap tertidur seperti bayi cukup menggemaskan
"Em, bangun udah sampai" ucap Emily tetapi tetap saja ia tidak terbangun
"Emily Alexandria" teriaknya
Emily yang meneriaki namanya segera bangun mengucek ngucek matanya melihat sekitarnya. Jarak antara Sean dan Emily begitu dekat
"Bap.. bapak mau ngapain jangan macam macam sama saya" ucap Emily mendorong badan Sean kearah pintu
"Aww, Em kasar banget sih"
"Bapak aja yang duluan deketin wajah kesaya, ya saya kaget lah"
"Saya gak akan deket deket sama kamu. Males banget" ucapnya
"Kalau males kenapa bapak waktu itu mencium saya?"
"Saya khilaf"
Enteng sekali ia berkata seperti itu. Sangat sangat menyebalkan. Awas aja akan ia balas suatu saat nanti. Emily yang merasa kesal keluar dari mobil tanpa mengucapkan apa apa.
"Menyebalkan banget tuh boss"
— Chương tiếp theo sắp ra mắt — Viết đánh giá