Reika berdiri dari kursi, ia mengikuti Clark dari belakang seperti seorang anak mengikuti ayah yang sedang marah.
Clark mendengus kesal, ia memperlambat kakinya dan kedua matanya menatap Reika dengan tatapan marah. karena di anggap membuang waktunya berapa menit untuk menyesuaikan langkah kaki Reika yang kecil untuk mengantar Reika pulang ke apertemen.
"Bisa lebih cepat tidak?" tanya Clark dengan wajah hitam dan tidak sabaran.
Reika tidak menjawab, ia memasang wajah senyum sampai kedua matanya sipit. berlari kecil menyusul langkah kaki Clark tanpa memakai alas kaki. sakit di telapak kaki tidak di rasakan oleh Reika lagi. karena baginya sakit seperti ini tidak sebanding dengan sakit hatinya selama ini.
Di dalam mobil, Clark yang tidak ikhlas mengantar Reika pulang. berceloteh sepanjang perjalanan untuk melampiaskan rasa kesal dan emosinya kepada Reika. atas segala yang ia hadapi selama ini.
Reika menundukkan kepalanya, ia hanya diam membisu memainkan jemari.
Ciiiitttttt....