Sania bergegas menyusul Reno yang meninggalkan dia di ruang tamu. Reno keliatan masih marah dengan kejadian itu. Sania memberanikan diri untuk ke kamarnya
"Reno" panggil Sania
"Kenapa lagi Sania?"
"Besok kita nginep dirumah kakek yuk, aku kangen sama mereka" ucapnya
"Besok?"
"Iya, boleh ya?" mohon Sania
"Hmm oke besok kita ke sana" ucapnya
"Oke Reno, aku tidur duluan ya"
"Hmm"
Keesokan harinya mereka sampai dirumah Mirna dan Suroso. Mereka disambut oleh nenek Mirna.
"Nek" panggil Reno lalu masuk begitu saja
Nenek Mirna bingung dengan sikap cucunya itu.
"Kenapa dia?" tanya Mirna ke Sania
"Biasa lah nek, ngambek" ucapnya
"Kayak anak kecil ngambek. Entar nenek ngomong sama dia"
Sania mengagguk dan tersenyum lalu mereka masuk kedalam rumah.
****************
Reno seketika mengingat ucapan nenek bicarakan kepadanya.
"Reno, kita boleh menegur istri kita jika memang berbuat salah, jangan kamu diamkan istri kamu seperti itu. Kamu sekarang sudah menjadi imam bagi Sania kasih dia nasehat yang bijak jangan ikuti emosi kamu"
Ada benarnya juga neneknya berkata seperti itu, seharusnya ia tidak perlu emosi sampai segitunya. Akhirnya Reno ke ruang tamu karena mereka sedang berkumpul disana.
"Reno" panggil kakek
"Apa kek"
"Kamu jangan terlalu keras dengan Sania. Kamu bisa omongkan dengan baik - baik" ucap kakek
"Iya kek, Reno yang salah karena terlalu emosi"
"Kamu harus berterima kasih kepada Sania berkat dia kamu berubah tidak seperti mama kamu itu"
"Kakek, Reno sama mama berbeda"
"Apanya yang berbeda Reno, kaliam itu sama suka mabuk - mabukan, keluyuran, selalu tidak menurut sama orang yang lebih tua"
"Kek, sejelek - jeleknya dia, mama tetap orang tua aku"
"Mas sudah jangan marah - marah terus" ucap Mirna menenangkan suaminya
****************
Reno sedang bersantai di tepi kolam renang sambil memainkan ponselnya. Sania yang melihatnya langsung saja menghampirinya
"Reno" panggilnya
"Kamu masih marah?" tanyanya
"Menurut kamu?"
"Kamu ngambek mulu kayak anak kecil tau gak! jadi orang jangan suka ngambek udah tua juga" ledek Sania
Reno menaikan satu alisnya "Kamu bilang aku tua?"
"Iya, kamu memang tua. Lagian gak maafin aku"
"Oke oke mas maafin sayang"
"Apa 'Mas'? tanyanya merasa aneh dengan panggilan seperti itu
"Ada yang salah?" tanyanya
"Hmm aneh aja panggil 'mas' gitu"
"Mulai sekarang kamu manggil aku mas" ucap Reno
"I.. iya Ma.. mas" ucapnya canggung
"Bagus. Ponsel kamu mana?" tanyanya
"Ini" ucap Sania memperlihatkan ponsel ke Reno
Reno merampas ponsel Sania dan mengganti nomor barunya.
"Kok diganti?" tanyanya
"Biar kamu gak diteror sama Farah"
"Tapi kalau Tante Rina telpon aku gimana?"
"Dia juga gak peduli sama kamu. Ngapain kamu harus peduli"
Sania menghela nafas panjang dan menuruti apa kata suaminya.
****************
Pagi ini Sania menyiapkan sarapan untuk mereka berdua. Sania tersenyum bahagia mengingat kejadian kemarin.
"Hay sayang" ucap Reno
Sania yang menyiapkan sarapan tersipu malu saat Reno memanggilnya 'sayang'
"Kamu masak apa hari ini?"
"Masak ayam goreng dong kesukaan kamu" ucapnya
"Sayang, minta tolong boleh?" tanya Reno
"Apa?"
"Ambilin ponsel aku dikamar"
Sania langsung pergi menuju kamar Reno dan saat ingin mengambil ponsel lagi - lagi Sania melihat foto Reno dan Maya begitu akrab. Dia sangat penasan siapa sebenarnya dia.
Ting
Pesan ponsel dari Reno berbunyi dan ternyata itu Tara
"Kamu memang gak bisa dapatin kamu, tapi aku berusaha untuk menghancurkan hidup Sania"
Sania kaget sms dari Tara. Begitu sangat Tara membencinya. Entah apa lagi rencananya untuk menghancurkan dirinya.
"Nih" ucap Sania memberiksn ponsel ke Reno
"Makasih my baby" ucap Reno
"My baby?" tanyanya
"Kenapa?"
"Aku gak mau dipanggil my baby. Itu kan panggilan kesayangan Tara buat kamu" ucapnya
"Hmmm terus mau dipanggil apa?"
"Aku mau dipanggil Senorita"
"Senorita?"
"Iya senorita itu artinya sayangku dalam bahasa spanyol" jelas Sania
"Tau dari mana kamu artinya?"
"Dari google" ucap Sania sambil tersenyum
Reno hanya mengangguk dan menoel hidung Sania yang mancung itu.
****************
Sania dan nenek Mirna berjalan - jalan di mall, nenek mengajak Sania untuk menemaninya berbelanja.
"Sania maaf ya nenek ngerepotin kamu terus" ucapnya
"Ha nggak kok nek, lagian Sania senggang kok"
"Makasih ya udah mau nemenin nenek"
"Iya nek"
"Kita kesana yuk bagus deh baju disana" ucap nenek menunjuk ke arah toko baju.
"Iya nek, tapi Sania ketoilet dulu ya udah gak tahan" ucapnya
"Iya San, nenek kesana dulu ya"
Sania mengangguk. Dia berjalan sambil bermain dengan ponselnya, tiba - tiba ada seseorang yang memanggilnya.
"Sania" panggil pria itu
Sania mengangkat kepalanya, ternyata dia Farhan ekspresi wajah Sania berubah nenjafi masam
"Ngapain kamu disini?" tanya Farhan
"Aku nemenin nenek suami aku belanja" cuek Sania
"Oh gitu, aku boleh tanya?"
"Nanya apa?"
"Kemarin aku baca berita online kalau kamu perebut tunangan orang, apa benar itu Sania?"
"Tau apa kamu?!"
"Aku tau Sania dari berita itu. Sania kamu itu orang baik, gak pantes kamu sama Reno laki - laki tidak baik seperti itu.
"Tau dari mana kalau suami aku gak baik?" tanya Sania sinis
"Aku tau semuanya Sania"
"Kamu gak berhak tau tentang rumah tangga aku. PAHAM!" ucap Sania sedikit berteriak.
"Sania" panggil nenek yang keluar dari toko baju dan menghampiri Sania. Nenek Mirna bingung siapa pria didepannya ini.
"Siapa Sania?" tanya nenek
Sania hanya diam tanpa berbicara apapun, karena ia malas menyebutkan nama laki - laki dihadapannya ini
****************
Reno baru saja sampai dirumah dari tempat latihannya, dia langsung pulang kerumah neneknya karena Sania berada disini sekarang.
"Bi Sumi Sania udah pulang?" tanya Reno
"Udah mas, dia sekarang lagi dikamar"
"Oh iya deh, makasih bi"
"Sama - sama mas"
Nenek yang melihat Reno menghampiri cucunya yang sedang membuka sepatunya
"Reno, tadi nenek pulang sama Sania diantar sama teman Sania" ucap nenek
Reno bingung siapa yang dimaksud teman Sania, setau Reno Sania hanya mempunyai teman Farah, tapi tidak mungkin dia mau bertemu dengan Farah
"Siapa nek?"
"Farhan kalau gak salah namanya"
"Farhan?"
"Iya Ren"
"Kalau gitu Reno keatas ya nek"
"Iya Reno"
Reno menuju kekamarnya dimana Sania berada.
Ceklek
Reno membuka pintu kamar dan melihat Sania sedang melipat mukenahnya sepertinya ia baru selesai sholat.
"Mas" panggil Sania saat Reno membuka pintu
"Kamu tadi pulang sama siapa?" tanya Reno
"Sama grab mas" ucap Sania
Reno menyerngitkan dahinya menatap tajam Sania "Are your sure?" tanya Sania
"Iya Mas" bohong Sania
"Sania kamu jangan bohong ya, aku tau kamu pulang sama Farhan bukan?"
"Bu....bukan maksud aku bohongin mas tap..."
"Tapi apa Sania?" tanya Reno mendekatkan wajahnya kearah Sania.