Semenjak hari itu, setiap sepulang sekolah Bi Fredert menemaniku berlatih. Mungkin karena kebulatan tekadku untuk mengikuti ujian seleksi masuk EKOS sehingga aku pun bisa dengan cepat menguasai diagonal skill yang diajarkan Bi Fredert padaku.
Setelah benar-benar menguasai diagonal skill, Bi Fredert mengajariku beladiri. Sebenarnya sejak masuk SMP, aku sudah sering latihan karate sehingga Bi Fredert mengajariku beladiri dengan cara bertarung satu lawan satu denganku. Meskipun hanya latihan tapi aku senang karena Bi Fredert sama sekali tidak meremehkanku. Dia melawanku dengan sungguh-sungguh. Tidak jarang aku terluka setelah latihan itu, tapi tentu saja hal itu tidak menjadi penghalang buatku. Meskipun dengan tubuh yang dipenuhi luka, aku tetap berlatih setiap hari.