"Mami, mas Erlangga … tidak diberitahu kan?" Gendhis tiba-tiba teringat suaminya.
"Tidak, kami tidak ingin membuatnya khawatir. Tapi kami sudah berjanji pada Erlangga sebelum dia berangkat, bahwa kami akan menjaga kamu dengan sebaik-baiknya. Peristiwa malam itu merupakan keteledoran kami.. Maafkan kami ya, Gendhis." Batari berkata dengan suara lirih.
"Syukurlah mas Erlangga tidak tahu. Aku tidak ingin dia khawatir karena biar bagaimanapun juga, aku sedang mengandung. Dia pasti lebih khawatir lagi." Gendhis sesekali memejamkan mata karena obat yang disuntikkan di botol infusnya masih membuatnya mengantuk.
"Kamu istirahat saja dengan baik. Kami akan menunggu kamu di luar kamar." Ujar Dewi.
"Iya bu, aku mengantuk sekali." Ujar Gendhis. Tidak lama kemudian, dia pun tertidur kembali. Dewi dan Batari keluar dari kamar, agar anaknya bisa beristirahat dengan maksimal.