Tải xuống ứng dụng
4% Shadow of Love / Chapter 10: Aku telah melewatkan sesuatu yang besar

Chương 10: Aku telah melewatkan sesuatu yang besar

"Nita… Bukankah kamu sendiri yang selalu bilang padaku, untuk selalu berterus terang tentang segalanya padamu ? … untuk terbuka padamu apapun masalahnya … untuk saling percaya, agar cinta kita tumbuh dengan pondasi kuat … nita, bukankah seharusnya kamu juga bersikap demikian padaku. … maukah kamu melakukan untukku ? … katakan padaku. apa yang sebenarnya terjadi nita, …"

"Nita, jangan menghukumku seperti ini … please … aku benar-benar merasa tersiksa … setidaknya bisakah kamukatakan padaku. apa yang harus aku lakukan untukmu. … "

"... apa yang harus aku lakukan untuk membuatmu kembali seperti dulu… kembali menjadi anitaku ~ ,nita ... aku benar-benar sangat merindukanmu … bicaralah padaku nita… aku mohon … bicaralah "

Tiba-tiba suasana menjadi haru biru … suara parau prastian memecah keheningan, bagai menggema dalam seluruh ruang dirumah besar anita.

Prastian seolah sudah tidak peduli. jika kata-kata cintanya terdengar hingga ke seluruh penghuni rumah. ia sudah tidak peduli, jika perasaan terdalamnya terekspose ke mamah anita sekalipun.

Prastian benar-benar sudah merasa putus asa. dengan situasinya kini. ia merasa tersiksa oleh rasa tidak berdaya-nya. ia benar-benar tidak tahu, apa yang harus ia lakukan untuk membuat anita merasa lebih baik.

Ia bahkan sudah tidak peduli dengan image-nya lagi. ia tidak peduli jika caranya ini mempermalukan dirinya sendiri. karena yang ada dalam benaknya kini, hanya bagaimana cara dapat membujuk anita untuk mau bicara dan bertemu dengannya lagi.

"Apa salahku nita ?apakah aku sekarang begitu tidak berarti untukmu ? hingga kamu tidak peduli lagi padaku, lihatlah aku nita … lihatlah aku sebentar saja ... buka pintunya … biarkan aku memelukmu. aku benar-benar merindukanmu nita …" pinta prastian dengan perasaan kalut. suara seraknya yang disertai isak tangis terdengar begitu pilu merobek hati.

"Nita … aku mohon … bicaralah padaku sebentar saja … kasihanilah aku … please… " ucap prastian dengan nada putus asa.

Mamah mengusap air mata yang mengalir deras membasahi wajah. tangannya sibuk mengganti tissue yang basah dengan tissue baru lagi. lalu melipatnya persegi empat. kemudian mengusap kembali air mata yang tidak berhenti mengalir dari pelupuk mata.

Hati mamah seolah ikut merasakan kesedihan prastian. ikut merasakan patah hati. mamah tampak duduk disofa putih di ruang televisi. matanya memancarkan rasa sedih mendalam. ia terus menatap kearah depan dengan tatapan kosong. menatap lemari hias berisi koleksi keramik miliknya yang terpajang indah di samping televisi. dengan khusuk ia terus mendengarkan semua ucapan cinta prastian pada puterinya.

"Aku tahu. aku telah melewatkan sesuatu yang besar. yang membuatmu terluka begini. maafkan aku sayang ... maafkan aku, karena tidak ada disaat kamu membutuhkanku ... maafkan aku yang tidak berguna ini nita sayang …. semua memang salahku. dan aku sangat menyesal. aku menyesal hingga ke tulangku ... aku benar-benar sangat menyesal sayang ..." prastian menghentikan kata-katanya. sejenak menghapus air mata diwajahnya dengan kasar. lalu mendengakkan wajahnya kembali. menatap kearah pintu kamar anita bersabar.

"Nita … aku sangat merindukanmu …"

"Bicaralah sayang ... bicaralah padaku ... aku mohon "

Dibalik pintu kamar, anita tampak menempelkan tubuhnya didaun pintu kamar. Ia duduk di lantai sambil memeluk kedua lututnya dengan erat, wajahnya memerah akibat menahan isak tangis. sorot matanya terlihat begitu terluka. suara hatinya ingin sekali membuka pintu dan berlari memeluk erat pria yang kini berada didepan pintu kamarnya. namun seluruh anggota tubuhnya seakan menolak dengan keras.

mulutnya seakan terkunci , tidak mau membuka untuk berbicara . …

tenggorokannya seakan tercekat. …

tangannya seakan menolak membuka gagang pintu didepannya.…

Kakinya menolak untuk melangkah keluar kamar. …

Meskipun hatinya begitu merindukan kekasihnya itu, namun seluruh anggota tubuhnya seolah merasa tidak pantas … perasaan dan logikanya terus berperang dengan sengit. meski pada akhirnya hatinya kalah oleh tubuhnya. perasaannya kalah oleh egonya.

Anita tampak menggigit telapak tangannya dengan kuat. meluapkan emosi dan rasa benci pada dirinya sendiri.

Pras … maafkan aku. maafkan sikap egoisku. maafkan aku yang begitu pengecut ini. pergilah pras … pergilah jauh dariku. … karena aku sudah tidak pantas lagi untukmu. … tinggalkan aku…

kamu pantas mendapatkan seorang yang lebih baik dariku....

Suasana menjadi begitu sunyi.… tanpa suara ...

tidak berapa lama kemudian. Anita dapat mendengar suara mamah. yang akhirnya datang kelantai atas menghampiri prastian. Anita dapat mendengar dengan jelas. suara lembut mamah berbicara dengan prastian didepan pintu kamarnya.

"Pras. … sabar yahh, mungkin saat ini nita benar-benar belum siap bicara denganmu. …" mamah memegang bahu prastian dengan lembut. lalu menepuk punggung belakangnya berulang kali, untuk menenangkan hatinya. seakan juga sebagai bentuk support, bahwa ia tidak sendirian. bahwa bukan hanya dirinya saja, yang kini merasa patah hati.

"Percayalah …mamah mengerti perasaanmu. ..."

"But, sometimes … saat kita sedang dalam masalah ... all we need just to be alone, so we can cry without being judged. we can think without being interrupted. and we don't bring anyone else down with us... "

"Jadi ... kita tidak boleh memaksakan kehendak pada nita … mari kita hargai keputusannya untuk berdiam diri sementara waktu ini. memberinya lebih banyak waktu lagi untuk berpikir.… kamu harus dapat memahami dan mengerti situasi sulit nita saat ini... sebab kita tidak tahu,kejadian apa yang baru saja ia lalui. hingga membuatnya merasa trauma seperti ini. kita tidak boleh memaksanya bicara jika ia memang belum siap ... biarkan nita sendiri yang memutuskan. kapan ia mau menemuimu. apa kamu mengerti ?"

Mamah terdengar membujuk prastian untuk dapat menerima sikap anita. memberi kesempatan dan waktu anita berpikir. dan tidak terus memaksa anita bicara dengannya saat ini. Prastian terlihat terus menundukkan kepalanya kebawah. wajahnya tampak lesu , pancaran matanya penuh kesedihan. ia menganggukkan kepalanya beberapa kali. tanda mengerti dengan magsud ucapan mamah.

Mamah kembali menepuk punggung belakang prastian dengan lembut. lalu tersenyum lega. karena prastian mengerti ucapannya.

"Baiklah nita ... aku pulang duluan sekarang yah…. karena hari sudah larut malam. aku akan datang lagi kesini besok sore, kebetulan besok aku free. tidak ada kuliah malam.… Oiyaa apakah kamu mau nitip martabak keju di warung langganan ? aku tadi lupa membelinya untukmu karena terburu buru. … jangan khawatir … besok aku akan bawain kesini untukmu yahh ,aku janji tidak akan lupa lagi … tungguin aku besok sore yahh"

"Sekarang aku pamit pulang dulu nita... istirahatlah , sampai ketemu besok ..." prastian berdiam sejenak. hatinya berharap mendapat balasan dari anita. ia sengaja berdiam diri didepan pintu kamar beberapa saat lamanya.

Namun, setelah menunggu sekian waktu. tetap tidak ada balasan apapun dari anita, akhirnya ia memutuskan benar-benar pergi dari sana ...

Prastian turun menuruni anak tangga. ditemani oleh mamah yang ikut membuntutinya dari belakang. mereka melangkah menjauh dari kamar anita dalam diam. mamah mengantar prastian hingga sampai didepan pagar rumah.

Saat anita mendengar suara deru motor meninggalkan halaman rumahnya. ... seketika tubuh anita langsung melunglai dilantai.

"Maafkan aku pras ... maafkan aku ... " anita terlihat nelangsa. all she wants to do right now just crying and screaming . separuh hatinya seolah ikut pergi bersama kepergian kekasihnya itu.

Namun separuh hati anita yang lain merasa malu, dan jijik dengan dirinya sendiri. ia merasa tidak berharga. merasa kotor dan tidak tau malu. tatkala patahan memory itu lagi dan lagi … menari dikepalanya. memperlihatkan bagaimana dirinya sedang bercinta dengan penuh gairah membara.

Memory itu seolah terus memperlihatkan dirinya saat sedang bercinta dengan penuh hasrat dengan lelaki asing itu. dan bagaimana ia membalas setiap tautan lidah Lelaki yang bersamanya kala itu dengan passionately. dan ia masih dapat merasakan semua rasa itu begitu nyata.

ia bahkan dapat menginggat bau lelaki itu dengan jelas. ia dapat menginggat rasa ciuman itu dengan nyata. semua indra ditubuhnya seolah dapat mengenali rasa lelaki itu. kecuali satu hal. ia tidak bisa menginggat wajahnya. ia benar-benar tidak dapat mengenali siapa dia...

Keadaan ini yang membuat anita seakan tidak dapat memaafkan dirinya sendiri. bagaimana mungkin ia TIDAK dapat menginggat secuilpun wajah bajingan tengik itu! …bagaimana ia dapat membalas sakit hatinya jika begini ! memorynya seolah sengaja menyembunyikan wajah itu darinya !

air mata terus mengalir dengan deras membasahi wajah anita. dadanya terlihat naik turun, sesenggukkan. Anita hanya dapat menangis dalam diam. ia berjanji pada dirinya sendiri. hingga ia dapat membalas sakit hatinya pada lelaki itu, selamanya ia akan sendiri.


next chapter
Load failed, please RETRY

Quà tặng

Quà tặng -- Nhận quà

    Tình trạng nguồn điện hàng tuần

    Rank -- Xếp hạng Quyền lực
    Stone -- Đá Quyền lực

    Đặt mua hàng loạt

    Mục lục

    Cài đặt hiển thị

    Nền

    Phông

    Kích thước

    Việc quản lý bình luận chương

    Viết đánh giá Trạng thái đọc: C10
    Không đăng được. Vui lòng thử lại
    • Chất lượng bài viết
    • Tính ổn định của các bản cập nhật
    • Phát triển câu chuyện
    • Thiết kế nhân vật
    • Bối cảnh thế giới

    Tổng điểm 0.0

    Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
    Bình chọn với Đá sức mạnh
    Rank NO.-- Bảng xếp hạng PS
    Stone -- Power Stone
    Báo cáo nội dung không phù hợp
    lỗi Mẹo

    Báo cáo hành động bất lương

    Chú thích đoạn văn

    Đăng nhập

    tip bình luận đoạn văn

    Tính năng bình luận đoạn văn hiện đã có trên Web! Di chuyển chuột qua bất kỳ đoạn nào và nhấp vào biểu tượng để thêm nhận xét của bạn.

    Ngoài ra, bạn luôn có thể tắt / bật nó trong Cài đặt.

    ĐÃ NHẬN ĐƯỢC