Tải xuống ứng dụng
53.33% Sewaktu Kamu Dewasa / Chapter 32: Sangat Menginginkan Dirinya

Chương 32: Sangat Menginginkan Dirinya

Biên tập viên: Wave Literature

Yu Shengjie dengan ekspresi tanpa bersalah berkata, "Aku memangnya pernah berbuat apa terhadapmu? Oh... Ciuman itu maksudmu? Aku rasa hal itu normal. Aku mencium calon istriku, apa yang aneh? Dan lagi, bukankah waktu kecil dulu kamu juga pernah menciumku?"

Sepasang mata Yu Shengjie yang menawan, menatap lekat-lekat ke dalam mata Ji Xiaonian. Selama beberapa saat, entah kenapa gadis itu merasa sepasang mata itu terlihat begitu naif dan memikat. Naif? Memikat? Ha! Pasti ada yang tak beres denganku! Gumamnya merutuki diri sendiri.

Ji Xiaonian menunjukkan senyum masam karenanya. Dia tahu betul bahwa pria yang ada di hadapannya ini tidak lain adalah seekor serigala berbulu domba, begitu licik dan menyebalkan. Bagaimana mungkin dirinya sempat terpikir bahwa pria ini terlihat polos dan murni.

"Apa sih? Namanya juga masih kecil, Tentu saja itu hanya sebatas dua anak kecil yang bermain bersama saja. Kamu benar-benar menganggapnya serius?" sahut Ji Xiaonian dengan ketus. Dia sungguh tidak mau mengakui bahwa dirinya pernah mengucapkan kata-kata seperti itu dulu saat masih kecil.

Kini Ji Xiaonian menoleh menatap kakaknya dan berkata, "Kak, kamu potong saja kuenya dulu. Aku tiba-tiba merasa tidak enak badan. Aku kembali ke kamar dulu untuk beristirahat." 

Bukannya Ji Xiaonian ingin merusak suasana, tapi ketika melihat pria itu berdiri di hadapannya, ditambah lagi ketidakhadiran Bai Yan, suasana hatinya menjadi kacau balau saat ini. Sehingga akhirnya dia memutuskan untuk tidak berlama-lama menghabiskan waktu bersama dengan pemuda yang menyebalkan itu.

Melihat perubahan ekspresi adiknya, Ji Chen menebak-nebak. Jangan-jangan adiknya seperti itu karena mengharapkan kedatangan Bai Yan, namun karena tidak melihat kehadiran pria tersebut, dia merasa kecewa.

"Baiklah. Kamu pergi istirahat saja dulu. Nanti kuenya akan aku simpankan untukmu," ucap Ji Chen sambil tersenyum pada Ji Xiaonian.

Ji Xiaonian membalas senyuman kakaknya dengan sebuah senyuman tipis, lalu berjalan ke kamarnya dengan sebelumnya melewati Yu Shengjie begitu saja tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Sementara Yu Shengjie terbengong-bengong bingung dengan situasi yang terjadi saat ini. Dia hanya menoleh memandangi punggung Ji Xiaonian yang berjalan menjauh. "Apa aku datang di waktu yang tidak tepat?"

Ji Chen menyerahkan kue tart pada Lu Yifei, lalu terduduk di sofa. "Tidak ada hubungannya denganmu, kok. Yang terpenting, mulai hari ini dan seterusnya, aku serahkan Ji Xiaonian padamu. Gantikan aku untuk menjaganya, oke?" ucapnya pada Yu Shengjie. 

Kemudian, Yu Shengjie berjalan mendekat dan duduk di sebelah Ji Chen dan berkata, "Tenang saja, Kak. Aku akan menjaga Xiaonian dengan baik. Kamu bisa pergi ke Amerika dengan tenang, serahkan saja padaku!"

Ji Chen lalu menjatuhkan kepalanya ke sandaran sofa dan memejamkan mata tanpa mengucapkan sepatah kata apapun. Sebenarnya dia lebih ingin mempercayakan Ji Xiaonian pada Bai Yan. Akan tetapi, teringat akan perlakuan-perlakuan pria itu yang bisanya hanya membuat adiknya sedih, tentu saja membuatnya tidak tenang melepaskannya pada temannya itu.

Kini Ji Chen hanya bisa berharap, dengan keberadaan Yu Shengjie, Ji Xiaonian dapat perlahan-lahan melupakan perasaannya pada Bai Yan dan memulai lembaran baru dengan sepupunya itu..

***

Begitu masuk ke dalam kamarnya, Ji Xiaonian segera mengambil ponsel di saku celananya dan dengan cepat menghubungi Bai Yan. Hari ini adalah hari ulang tahunnya, dia merasa bahwa tidak ada alasan bagi pria itu untuk tidak menghabiskan waktu bersamanya di hari yang penting ini.

Walaupun sangat sibuk sekalipun, paling tidak dia seharusnya dapat memberi aku hadiah ulang tahun, kan? Batin Ji Xiaonian dengan kesal.

Ji Xiaonian sendiri sebenarnya tidak sungguh-sungguh menginginkan hadiah ulang tahun. Hal yang benar-benar diinginkannya adalah bertemu dengan pujaan hatinya itu dan menghabiskan waktu bersamanya. Mendengarkan suara pria itu dan mengetahui isi hatinya yang sebenarnya terhadap dirinya adalah keinginan terbesar baginya saat ini.

Nada sambung telah berbunyi beberapa saat, namun tidak ada tanda-tanda telepon diangkat dari seberang sana. Akhirnya telepon pun terputus. Tidak berencana menyerah begitu saja, Ji Xiaonian pun kembali menghubungi nomor Bai Yan. Dia telah bertekad akan terus menelpon, hingga pria itu mau mengangkat panggilan teleponnya.

Sebenarnya, Bai Yan tidak pergi ke luar negeri, urusan di Inggris telah diserahkannya pada orang lain untuk menyelesaikannya. Sedangkan saat ini dirinya sendiri sedang berada di kamar hotel presidential suite dengan kotak kado kecil di tangannya.

Di dalam kotak itu terdapat hadiah yang telah dia sediakan untuk Ji Xiaonian. Namun ketika mengingat kelakuan gadis kecil itu tidak sesuai dengan perkataannya, Bai Yan pun menjadi kesal dan beberapa kali hampir saja melemparkan kotak kecil di tangannya itu ke luar jendela.

Bai Yan meraih ponselnya ketika mendengar ponselnya berdering. Setelah melihat nama yang tertera di layar, dia kembali meletakkan ponselnya di meja tanpa berniat untuk menerima panggilan tersebut. Akan tetapi, ponselnya terus berdering tanpa henti, akhirnya dengan ragu-ragu dia menekan tombol hijau untuk menerima panggilan.

Baru saja meletakkan ponselnya di telinga, langsung terdengar suara gadis kecil itu merengek dari seberang sana, "Kak Yan! Kamu keluar negeri? Kapan berangkat? Kenapa tidak memberitahuku? Kak Yan, kamu tahu tidak kalau hari ini hari ulang tahunku? Kenapa tidak menelponku untuk mengucapkan selamat ulang tahun? Kamu tahu tidak, aku tidak bertemu denganmu di hari ulang tahunmu sungguh membuat hatiku sedih. Kapan kamu pulang? Kak Yan…" cecar Ji Xiaonian tanpa henti.

"Ji Xiaonian..." ucap Bai Yan dengan dingin.

Begitu mendengar namanya disebut, Ji Xiaonian seketika itu juga berhenti merengek dan menjawab, "Ya?"

"Datang ke Hotel Oriental, kamar presidential suite nomor 1314," jawab Bai Yan yang tidak mengatakan banyak hal. Dia hanya memberikan sebuah alamat, lalu dengan dingin menutup telepon.

Ji Xiaonian masih memegang ponselnya sambil duduk dengan kaki bersilang di ujung ranjangnya dengan wajah melongo. Apa yang barusan aku dengar? Kak Yan menyuruhku pergi ke Hotel Oriental? Apa dia menyiapkan hadiahku di sana? Pikirnya dengan mata yang mengerjap-ngerjap berusaha memahami situasi.

Ji Xiaonian mengetahui tentang Hotel Oriental yang dimaksud oleh Bai Yan. Hotel itu adalah hotel mewah berbintang 6 yang dikelola oleh perusahaan Shengtian. Setelah akhirnya tersadar akan lamunannya dia segera melompat turun dari ranjangnya dan berganti pakaian. Tidak lupa dia menoleh ke kaca dan menyisir rambutnya.

Setelah merasa dirinya siap, dengan langkah lebar-lebar Ji Xiaonian berjalan keluar dari kamarnya dan menuruni tangga dengan tergesa-gesa. "Kak, aku pergi dulu keluar. Tidak perlu menungguku pulang. Kamu tidur duluan saja, oke?" serunya tanpa menoleh sedikitpun ke arah tiga orang lelaki yang kebingungan melihatnya tiba-tiba berlari menuruni tangga.

Dalam waktu sekejap, Ji Xiaonian kini sudah berada di luar setelah membuka pintu dengan tergesa-gesa. Meninggalkan tiga orang lelaki yang saling menatap, tidak paham dengan apa yang barusan terjadi.

Lu Yifei mengerutkan keningnya dengan bingung. "Sudah semalam ini, dia keluar mau kemana? Apa perlu aku pergi untuk mengikutinya?" tanyanya pada Ji Chen.

Ji Chen terlihat sedang berpikir dan tidak merespon pertanyaan Lu Yifei. Lalu, Yu Shengjie yang duduk di sebelahnya ikut membuka suara, "Seorang gadis keluar sendirian semalam ini benar-benar tidak aman. Apa perlu aku keluar untuk mengikuti Xiaonian?"

"Tidak perlu. Dia bukan anak kecil lagi. Apa yang dilakukannya seharusnya sudah dipertimbangkannya sendiri," jawab Ji Chen setelah berpikir beberapa saat.

Ji Chen berpikir, adiknya itu kemungkinan besar pergi ke rumah keluarga Bai. Bisa saja paman dan bibi baru saja menelponnya untuk menyuruhnya datang untuk merayakan ulang tahunnya. Ternyata mereka cukup peduli juga pada Xiaonian, batinnya.

Ada sedikit perasaan lega dalam hatinya. Walaupun nantinya akan meninggalkan Ji Xiaonian, paling tidak Ji Chen tahu ada Paman dan Bibi Bai yang menyayangi adiknya itu.

***

Ji Xiaonian dengan cepat berlari sampai ke depan gerbang rumahnya. Di depan gerbang, dilihatnya supir keluarga Bai telah menunggu untuk menjemputnya. Mengetahui bahwa Bai Yan telah mengatur supir untuk menjemputnya, dia pun segera masuk dan duduk manis di mobil dengan senyum lebar tersungging di bibirnya.

Sesampainya di hotel, kira-kira waktu telah menunjukkan pukul 10 malam. Ji Xiaonian bergegas menaiki lift dan berlari mencari kamar nomor 1314 yang dimaksudkan oleh Bai Yan. Setelah menemukannya, dia berhenti di depan pintu kamar itu, menghirup napas dalam-dalam dan berusaha meredakan rasa gugupnya. Setelah merasa lebih tenang, dia pun memberanikan diri untuk mengetuk pintu. 

Setelah menunggu beberapa saat, pintu masih saja tidak kunjung terbuka. Ji Xiaonian dengan penasaran mencoba memutar gagang pintu dan tidak disangka-sangka, pintu itu pun terbuka begitu saja. Setelah melihat pintu terbuka, dia perlahan-lahan melangkah masuk ke kamar itu. 

Suasana di dalam kamar itu sangat gelap, tidak ada sama sekali cahaya yang terlihat. Ji Xiaonian meraba dinding di sebelahnya berusaha untuk mencari tombol lampu. Tiba-tiba dia merasa tubuhnya seperti ditarik oleh seseorang, bersamaan dengan terdengarnya suara pintu yang ditutup. Walaupun saat ini tidak bisa melihat apapun, entah mengapa muncul perasaan hangat pada hatinya.

Tanpa menunggu reaksi Ji Xiaonian, orang itu telah mengangkat tubuh gadis mungil itu dan menjatuhkannya ke sebuah tempat yang empuk. Dia yakin benar bahwa saat ini dirinya tengah berbaring di ranjang. Ketika sedang terpikir akan hal itu, tiba-tiba sesuatu menindih tubuhnya, membuatnya tidak bisa bergerak sama sekali. Tidak lama kemudian, dia merasakan napas hangat di sekitar wajahnya. Napas itu kini berpindah di area matanya, lalu alisnya dan terakhir berhenti di sekitar bibirnya.

Ji Xiaonian membuka matanya lebar-lebar, namun tetap saja tidak dapat melihat siapa sebenarnya orang tersebut. Dia hanya mengetahui satu hal, dari tubuh orang ini terdapat suatu gairah yang membara yang begitu tak terbendung seolah sangat menginginkan dirinya.


next chapter
Load failed, please RETRY

Quà tặng

Quà tặng -- Nhận quà

    Đặt mua hàng loạt

    Mục lục

    Cài đặt hiển thị

    Nền

    Phông

    Kích thước

    Việc quản lý bình luận chương

    Viết đánh giá Trạng thái đọc: C32
    Không đăng được. Vui lòng thử lại
    • Chất lượng dịch thuật
    • Tính ổn định của các bản cập nhật
    • Phát triển câu chuyện
    • Thiết kế nhân vật
    • Bối cảnh thế giới

    Tổng điểm 0.0

    Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
    Báo cáo nội dung không phù hợp
    lỗi Mẹo

    Báo cáo hành động bất lương

    Chú thích đoạn văn

    Đăng nhập