Tải xuống ứng dụng
40% Sewaktu Kamu Dewasa / Chapter 24: Gerak-gerik Mencurigakan di Bawah Meja

Chương 24: Gerak-gerik Mencurigakan di Bawah Meja

Biên tập viên: Wave Literature

"Halo, Kak Yan…" kata Ji Xiaonian menjawab panggilan masuk di ponselnya. Mengetahui penelponnya adalah Bai Yan, suaranya berubah menjadi sangat lembut dan terdengar sangat manja. 

Sedangkan Bai Yan yang mendengar cara bicara Ji Xiaonian di seberang telepon, hanya dapat tertegun dan tidak dapat berkata apa-apa untuk sesaat. Setelah beberapa saat, dia kembali mendapatkan kontrol dirinya dan berkata, "Aku sedang berada di restoran di timur sekolah, kamu ajak Fang Miaoling untuk bersama-sama datang kemari."

Ji Xiaonian dengan segera menoleh dan menatap ke arah Fang Miaoling yang sedang menaruh kembali kopernya di tempat semula. Tatapannya jelas tersirat perasaan tidak suka di dalamnya. "Mengapa harus mengajaknya juga?" tanyanya pada Bai Yan tanpa melepaskan tatapan dari teman sekamarnya.

"Tentu saja. Kalau kamu tidak mau, tidak perlu datang juga tidak apa-apa," sahut Bai Yan masih dengan suara datarnya. 

"Eh, tidak tidak. Aku ingin pergi! Baiklah, aku akan pergi dengannya. Sampai jumpa..." jawab Ji Xiaonian dengan cepat. Tanpa menunggu dirinya menyelesaikan perkataannya, Bai Yan telah memutus sambungan teleponnya begitu saja.

Ji Xiaonian mengerucutkan bibirnya, lalu dengan malas-malasan memasukkan ponselnya dan berjalan mendekat ke arah Fang Miaoling. "Heh, kamu lapar, tidak? Ayo keluar cari makan."

Fang Miaoling memutar bolanya dan menatap curiga ke arah Ji Xiaonian dan berkata dengan dingin, "Tidak beres." Dia menatap lagi sekilas ke arahnya, membuka pintu kamar asrama, lalu keluar pergi meninggalkan temannya itu yang masih melongo di dalam kamar.

Ji Xiaonian kini terlihat sangat kesal. Dasar orang macam apa dia itu! Tidak punya tata krama sama sekali! Tidak mau pergi, ya sudah. Masa bodoh dengan dirinya! Gumamnya kesal dalam hati.

Ji Xiaonian membalikkan badan dan bergegas berjalan menuju ke arah ranjangnya dan mengambil cermin yang berada di bawah bantalnya. Dengan cepat dia bercermin dan merapikan rambutnya. Setelah itu, dia cepat-cepat pergi ke restoran yang telah disebutkan oleh Bai Yan di telepon tadi.

***

Pada saat yang sama, di sebuah restoran yang bernuansa megah dan mewah. Terdengar alunan merdu musik yang menambah syahdu suasana berkelas yang ada di dalam restoran di sebelah timur sekolah tersebut.

Terlihat di sebuah meja di dekat jendela, Fang Miaoling telah duduk berhadapan dengan Bai Yan. Walaupun telah datang lebih dulu dibanding dirinya, terlihat bahwa pria itu belum memesan makanan apapun. Dengan hati-hati dia bertanya, "Profesor Bai, apa masih ada orang lain lagi yang akan bergabung bersama kita?"

Melihat pandangan mata pria itu yang terus-terusan mengarah ke arah sekolahnya, Fang Miaoling tahu bahwa pasti ada orang lain lagi yang akan bergabung bersama mereka. Sebenarnya sedang menunggu siapa lagi sih? Bukannya hanya berdua saja? Gumamnya dalam hati.

"Iya, masih ada seorang lagi yang akan bergabung," sahut Bai Yan dengan datar sambil menyerahkan buku menu pada Fang Miaoling. "Kalau lapar, pesan dulu saja tidak apa," sambungnya lagi.

"Tidak. Tidak apa, aku tidak lapar," jawab Fang Miaoling segera.

"Tidak perlu sungkan. Ingin makan apa, pesan saja langsung," sahut Bai Yan tanpa menatap mata Fang Miaoling.

Sementara Fang Miaoling tidak dapat menebak entah sikap apa yang ditunjukkan pria itu padanya. Tidak jelas apakah Bai Yan sedang bersikap dingin atau sedang bersikap ramah terhadapnya. Namun, sangat kentara bahwa pria itu seolah tidak membiarkan orang lain untuk dapat mendekat padanya.

Fang Miaoling mulai sibuk melihat buku menu dan tanpa sungkan dia mulai memesan makanan. Baru saja memesan dua macam makanan, matanya menangkap sosok Ji Xiaonian yang berjalan dengan terburu-buru mendekat ke arah mejanya. Dengan kesal dia segera berdiri dari tempat duduknya dan menatap tajam ke arah gadis itu. 

"Kamu! Apa yang sedang kamu lakukan disini?!" tanya Fang Miaoling dengan kesal. Dia khawatir kalau Ji Xiaonian akan merebut perhatian Bai Yan dari dirinya. Jadi, dia segera berdiri dan menggunakan tubuhnya untuk menghalangi gadis itu untuk dapat melihat ke arah kakak angkatnya tersebut.

Ji Xiaonian dengan tidak peduli menatap sekilas, lalu berjalan melewati Fang Miaoling. Dia membuat sebuah senyum palsu dan berkata sambil duduk begitu saja tepat di kursi kosong di samping Bai Yan, "Ah! Kebetulan sekali! Miaoling, kamu dan Profesor Bai juga ada di tempat ini untuk makan, ya? Kebetulan aku juga lho! Tidak keberatan kan kalau aku bergabung bersama kalian?"

Fang Miaoling yang melihat Ji Xiaonian marah hingga bola matanya seolah akan meloncat keluar. "Kamu…!"

Belum sempat Fang Miaoling berkata-kata, Ji Xiaonian telah sibuk menatap ke arah Bai Yan sambil tersenyum. Dia menjulurkan tangannya dan berkata, "Profesor Bai, sebuah kehormatan bagi saya dapat bertemu lagi dengan Anda."

Bai Yan tidak berkata apa-apa menanggapi kelakuan Ji Xiaonian. Dia juga tidak membalas uluran tangannya yang menunggu untuk dijabat. "Lanjutkan pesan makanannya," sahutnya dengan datar.

Fang Miaoling dengan kesal duduk kembali ke kursinya. Sepasang matanya menatap tajam ke arah Ji Xiaonian bagaikan pisau yang baru saja diasah. Sedangkan gadis itu sama sekali tidak sadar bahwa ada sepasang mata yang sedang menatapnya dengan tajam. Dia malah sibuk memandang ke arah Bai Yan yang sedang duduk di sampingnya.

Hari ini, Bai Yan terlihat sangat tampan mengenakan setelan kemeja putih tangan panjang yang lengannya digulung santai ke atas. Dia terlihat bersih dan rapi hingga membuat Ji Xiaonian ingin terus-terusan menatapnya. Ketika mendekatkan tubuhnya ke arah pria itu, tercium aroma wangi yang menenangkan, entah aroma tubuh pria itu atau aroma parfum yang digunakannya. Dia menutup matanya sejenak dan menghirup aroma memabukkan itu dalam-dalam hingga memenuhi seluruh rongga paru-parunya.

Sedangkan Bai Yan sengaja untuk tidak memperdulikan apa yang gadis di sebelahnya itu sedang lakukan. Dia menatap ke arah Fang Miaoling yang telah selesai memesan makanan, lalu berkata, "Di sekolah kalau ada butuh sesuatu, telepon saja katakan padaku."

Fang Miaoling menatap sekilas ke arah Ji Xiaonian yang masih sibuk memandangi Bai Yan dengan mulut menganga dan air liur yang hampir menetes keluar. Kini tangannya terasa sangat gatal ingin menampar wajah gadis itu. 

"Oh... Ehm... Iya... Baik, Profesor. Terima kasih banyak," jawab Fang Miaoling yang setengah tidak fokus sambil kembali menatap Profesor Bai.

"Panggil saja kakak. Tidak perlu memanggilku dengan sebutan Profesor Bai. Lagi pula nantinya kamu juga akan ikut pulang dan tinggal di rumahku," sahut Bai Yan menanggapi ucapan Fang Miaoling.

"Ah... Begitu ya. Baiklah," ujar Fang Miaoling dengan sedikit malu-malu.

"Kalau dia memanggilmu kakak, maka aku akan memanggilmu 'suamiku'," bisik Ji Xiaonian pada Bai Yan sambil menginjak kaki pria itu di bawah meja. Matanya menatap bulat-bulat wajah pria itu sambil setengah mengancam. Tentu saja suara bisikannya barusan sangat pelan hingga hanya dapat terdengar oleh mereka saja.

Bai Yan menoleh dan menatapnya sekilas dengan tatapan tajam. Dia sama sekali tidak berniat untuk menanggapi Ji Xiaonian dan kembali melanjutkan pembicaraannya dengan Fang Miaoling. "Ayah dan ibuku adalah orang yang ramah dan mudah untuk didekati. Jadi nantinya tidak perlu khawatir dan kamu dapat menganggap mereka seperti keluargamu sendiri." 

Fang Miaoling hanya mengangguk mengiyakan perkataan Bai Yan. Ketika merespons perkataannya, dia masih tidak melepaskan tatapan matanya pada Ji Xiaonian yang masih saja tidak tahu malu terus-terusan menatap ke arah kakak angkatnya itu. Hatinya pun menjadi terasa sesak dan panas terbakar api amarah.

Namun, Ji Xiaonian tetap berlagak seolah tidak mengetahui bahwa Fang Miaoling sedang menatapnya tajam. Di bawah meja, dia tidak hanya meletakkan kakinya di atas kaki Bai Yan, melainkan juga meletakkan tangannya di atas paha pria itu.

Bai Yan sudah hampir gila karena perlakuan Ji Xiaonian. Dia lalu meletakkan tangan ke bawah meja dan berusaha menyingkirkan tangan kecil gadis itu dari pahanya, sementara matanya dengan dingin menatap tajam ke arahnya.

Namun, Ji Xiaonian yang ditatap seperti itu bukannya takut dan segera menyingkirkan tangannya, dia malah sengaja menggenggam tangan Bai Yan sambil menatap lekat-lekat ke wajahnya. Tangannya yang satu berusaha menutupi wajahnya dari tatapan Fang Miaoling dan dengan cepat mengedipkan mata sambil tersenyum menggoda Bai Yan. 

Sementara Bai Yan yang diperlakukan seperti itu oleh Ji Xiaonian, anehnya tidak dapat bereaksi apa-apa. Dia ingin marah namun tidak dapat marah sedikitpun.

Gerak-gerik mencurigakan dari keduanya membuat Fang Miaoling yang ada di hadapan mereka menatap dengan curiga. Dengan penasaran dia bertanya, "Kak Bai, apakah kamu sudah mengenal Xiaonian sedari dulu?"

"Tidak kenal dong. Bagaimana mungkin kita sudah saling mengenal sebelumnya, kan? Hanya saja di tahun tertentu, bulan tertentu, hari tertentu dan menit tertentu, aku melihatnya di Universitas Ning Da. Setelah beberapa kali melihatnya, aku pun jatuh cinta padanya," jawab Ji Xiaonian sebelum Bai Yan sempat membuka mulut.

Sambil berbicara, lagi-lagi Ji Xiaonian sengaja menyentuh paha Bai Yan. Namun, tidak disangka pria itu tetap tidak memperlihatkan reaksi apapun. Begitu makanan disajikan, dia juga terus menundukkan kepalanya dan memfokuskan diri pada makanan yang ada di hadapannya.

Fang Miaoling yang sedari awal merasa ada yang tidak beres, semakin kesal melihat Ji Xiaonian yang tidak tahu malu di hadapan Bai Yan. Dia lalu berdiri dari tempat duduknya dan berkata, "Xiaonian, ini pertama kalinya aku datang kemari. Temani aku ke toilet dong."

Tanpa menunggu jawaban dari Ji Xiaonian, Fang Miaoling dengan cepat menarik tangannya dan membawanya ke arah kamar kecil. Gadis itu menoleh, lalu melambaikan tangan ke arah Bai Yan. Tidak lupa dia juga melemparkan sebuah kecupan hangat sambil berbisik kecil dan mengedipkan mata, "Tunggu aku kembali ya..."

Bai Yan yang melihatnya tidak dapat berkata apa-apa menanggapi kelakuan Ji Xiaonian. Dia hanya mampu menggeleng-gelengkan kepalanya sejenak lalu melanjutkan makannya.

***

Di dalam kamar kecil.

Begitu memasuki kamar kecil, tangan Fang Miaoling segera terangkat dan akan menampar wajah Ji Xiaonian. Namun, tidak disangka reaksi gadis itu sangat cepat, dia dapat menahan tangannya di udara dan menggenggamnya kuat-kuat.

"Kamu sekarang berani main tangan terhadapku, ya? Memangnya tidak takut kalau aku berlari keluar sambil menangis, lalu mengadukanmu pada Profesor Bai?" ancam Xiaonian pada Fang Miaoling.

"Kamu!" bentak Fang Miaoling dengan wajah memerah. "Ji Xiaonian, kamu sungguh-sungguh tidak tahu malu ya! Aku sudah menganggap masalah di vila sudah selesai. Namun, kali ini lagi-lagi kamu muncul! Sebenarnya apa maumu, hah?! Kamu sengaja, kan?!"

Tanpa mengacuhkan Fang Miaoling, Ji Xiaonian membalikkan tubuhnya dan menuju ke arah wastafel. Sambil mencuci tangan dan tertawa mencibir, dia berkata dengan penuh rasa bangga, "Sebenarnya aku dan Bai Yan sudah lama kenal. Bahkan di hari aku dilahirkan, selain dokter, dia adalah salah satu orang yang memelukku."


next chapter
Load failed, please RETRY

Quà tặng

Quà tặng -- Nhận quà

    Đặt mua hàng loạt

    Mục lục

    Cài đặt hiển thị

    Nền

    Phông

    Kích thước

    Việc quản lý bình luận chương

    Viết đánh giá Trạng thái đọc: C24
    Không đăng được. Vui lòng thử lại
    • Chất lượng dịch thuật
    • Tính ổn định của các bản cập nhật
    • Phát triển câu chuyện
    • Thiết kế nhân vật
    • Bối cảnh thế giới

    Tổng điểm 0.0

    Đánh giá được đăng thành công! Đọc thêm đánh giá
    Báo cáo nội dung không phù hợp
    lỗi Mẹo

    Báo cáo hành động bất lương

    Chú thích đoạn văn

    Đăng nhập