Jade terbangun dari tidurnya, secara instingtif meraba-raba kehangatan yang biasanya ada di sampingnya. Tangannya hanya menyentuh seprai yang dingin, dan dia membuka matanya, mengamati sekeliling kamar tidur.
Suite itu sunyi, tirai ditarik rapat menyisakan celah kecil yang membiarkan cahaya pagi menembus masuk.
"Harry?" panggilnya pelan, sambil duduk dan mengusap-usap matanya. Kamar tidur tetap sepi.
Tanpa keluar dari tempat tidur, dia meraih remote suite. Dia membuat dinding kamar mandi menjadi transparan, dan seperti yang diduganya, kamar mandi itu kosong.
Dia melakukan hal yang sama pada dinding-dinding kamar tidur, dan tidak ada tanda-tanda Harry di dalam suite ataupun di sekitarnya.
Sebuah kerutan samar muncul di keningnya saat dia melirik jam dinding. Sudah pukul 10 pagi. Sebuah kegelisahan mulai menggumpal di perutnya saat dia keluar dari tempat tidur telanjang, kekhawatirannya semakin bertambah.