Dirumah sakit Rhyan dengan tampang suram hanya melihat dari balik jendela, dia kini duduk di atas kursi roda.
"Bete.. bosan banget disini sendirian!" Rhyan yang merasa jenuh karena sudah berbulan-bulan berada di rumah sakit.
lalu suara pintu terbuka terdengar dari belakangnya dia segera berbalik. Wajah Rhyan yang semula murung kini semakin menjadi, dia menatap keriga temannya dengan dingin.
"Buat apa kalian disini? bukannya kalian sudah tidak ingat denganku lagi?" Rhyan memalingkan wajahnya dan kembali melihat ke arah jendela.
"Udah gede masih aja suka ngambek!" Marchel melangkah ke arah Rhyan dan mengaitkan lengannya di leher Rhyan, sebelah tangannya lagi mencubiti pipi Ryhan yang mengembang karena marah itu.
bagaimana tidak Rhyan sudah menunggu kedatangan sahabatnya itu dari pagi tapi mereka malah muncul sekarang.
Marchel melepaskan cengkramannya pada Rhyan dan lanjut berucap " Hari ini kamu sudah bisa keluar kata dokter!"
"Benarkah?" wajah Rhyan yang semula mendung kini berubah cerah.
"Oh iya ada yang mau bertemu denganmu!"
"Masuklah!" Ucap Jhon sambil menginstruksikan gadis yang sedari tadi berada di luar untuk masuk kedalam.
Rhyan melihat ke arah pintu, seorang gadis muncul dari arah pintu itu. Seketika muncul pelangi dari dalam matanya, begitulah gambaran suasana hati Rhyan saat ini.
Dia sudah lama menunggu kedatangan Azra untuk menjenguknya, namun sekian lama dia tak kunjung datang. Siapa sangka dia akan datang di detik terakhir dia berada di rumah sakit.
"Angel, kamu datang?" ucap Rhyan sambil tersenyum, dia tidak bisa menahan rasa senangnya. yang kini meledak-ledak.
Azra melangka perlahan menuju ke arah Rhyan dan memposisikan dirinya di depan Rhyan. Azra membungkukan sedikit badannya agar sejajar dengan Rhyan yang duduk di kursi roda, memmbuat jarak di antara mereka cukup dekat.
"Maaf Rhyan baru sekarang aku datang menjengukmu! mungkin ini cukup terlambat tapi, terima kasih atas pertolonganmu waktu itu!" Ucap Azra sambil tersenyum tulus, senyum yang begitu menawan memperlihatkan jati diri Azra yang berbeda dari biasanya.
Mendengar apa yang di katakan Azra dan melihat senyuman manis malikat yang ada di depannya membuat wajah Rhyan memerah seketika, dia begitu terpesona. Jantung Rhyan berdebar tak menentu.
Ketiga sahabatnya yang lain juga terkejut dengan pemandangan yang ada di depan mereka. Senyuman Azra benar-benar manis, dia dapat melelehkan hati siapa saja yang memandangnya.
Afnan berdiri kaku di dekat pintu senyuman Azra yang menawan membuatnya teringat kejadian di mobil tadi, dia masih bisa merasakan kehangatan dan kelembutan di tangannya saat dia memeluk Azra dari belakang.
melihat tak ada jawaban Azra berdiri tegak mundur selangka dan dengan gerakan intens membungkuk di hadapan Rhyan.
"Sekali lagi terimah kasih banyak atas pertolonganmu! dan maaf sudah datang terlambat untuk mengatakannya, aku mengerti jika kamu masih marah padaku!" Ucap Azra masih dalam keadaan membungkuk.
Rhyan yang tersadar segera mendekati Azra dan memegang pundaknya.
"Buat apa kamu minta maaf? kamu kan tidak salah apa-apa (meskipun seharusnya dari awal kamu datang menjengukku). Berhentilah membungkuk!" ucap Rhyan walau sedikit mengeluh dalam hatinya.
"Wah sepupuku ni benar-benar sangat gantle! meskipun kemarin-kemarin sempat mengeluh karena Azra nggak perna datang, tetep aja nggak marah gitu!" Ucap Marcel mengejek Rhyan sambil mencubit pipi Rhyan.
Rhyan dengan spontan mencubit paha Marchel dan mengeluarkan senyum palsunya sambil berucap. "Kamu bisa saja bercandanya Chel! aku mengeluh oh tidak mungkin, Angel kan orangnya sibuk jadi aku mengerti!"