anak kecil yang berusia kisaran empat sampai lima tahun berjalan tak tentu arah, anak itu seakan mencari seseorang, Azra yang secara tidak sengaja melihatnya kini terus memperhatikan pergerakan anak itu.
wajah anak kecil itu terlihat bingung sekaligus takut, dia terus mengarahkan pandangannya kesana kemari, seakan mencari sesuatu yang penting. Apakah dia sedang tersesat? mengapa dia hanya sendirian di tempat yang ramai seperti ini? pikir Azra.
sampai akhirnya anak itu terjatuh karena terdorong oleh salah seorang dari keramaian itu. Azra yang melihat kejadian itu segera bangkit dari kursi dan berlari ke arah anak kecil yang kini sedang menangis tanpa ada yang memperhatikannya.
"Dek.. kamu ngga apa-apa?" tanya Azra dengan cemas.
anak kecil itu dengan air mata yang masih mengalir dari kedua matanya memandang Azra dengan waspada. Dia telah di ajarkan oleh orang tuanya untuk tidak berbicara dengan orang yang tidak di kenal, karena terlalu banyak orang jahat diluar sana yang awalnya terlihat baik namun akhirnya sangat kejam.
melihat pandangan waspada yang ditunjukkan oleh anak kecil itu Azra memutar otaknya, akhirnya Azra mengeluarkan sebuah permen dari dalam tasnya dan memberikannya pada anak kecil itu.
"Ini ambillah! tenang saja kakak bukan orang jahat kok! kamu sedang tersesat bukan? apa kamu tau no ponsel kedua orang tuamu atau siapapun di keluargamu?" tanya Azra sambil menawarkan permen di tangannya kepada anak kecil itu.
semuala anak kecil itu ragu untuk mengambilnya namun pada akhirnya dia mengambil permen tersebut. Azra membantunya untuk berdiri dan dengan segera anak itu menggelengkan kepalanya.
tentu saja anak sekecil ini mana bisa mengingat angka yang cukup panjang, desah Azra dalam hati.
"Baiklah kalau begitu siapa namamu? kakak akan membawamu ke bagian informasi untuk mengumumkan kamu berada di sana sehingga kedua orang tuamu akan mengetahui kamu berada disana!" ucap Azra sambil tersenyum.
anak itu kini sedikit lebih percaya dengan Azra.
"Mo...morgan, nama saya Morgan!" jawab anak kecil itu.
"Morgan? nama yang bagus, ayo kita pergi sekarang!" ajak Azra sambil menggandeng tangan Morgan.
tidak jauh dari Azra dan Morgan dua orang laki-laki kekar yang memakai celana robek di bagian lututnya terlihat seperti kelompok preman yang kejam sedang mengawasi pergerakan mereka.
"Ko, lihatlah anak kecil itu, sepertinya dialah yang kita cari!" kata seorang preman dan menunjukkan selembar foto di tangannya. Mereka memperhatikan anak kecil yang berada di dalam foto itu sama persis dengan anak kecil yang bersama dengan Azra.
"Bener lu tang! ayo cepat kita tangkap anak kecil itu! bos pasti puas dengan kerja kita kalau kita berhasil menangkapnya!" balas preman yang satunya lagi.
kedua preman itu adalah Joko dan Tatang, mereka di bayar oleh seseorang untuk menculik Morgan, dengan situasi yang ramai seperti ini membuat mereka dengan mudah mendekati Morgan tanpa membuat orang disekitarnya curiga.
Azra yang tengah berjalan bersama Morgan merasa aneh, dia seakan merasa seseorang telah membuntuti mereka sedari tadi. Morgan yang merasa genggaman di tangannya mengeras memandangi wajah Azra yang terlihat sedikit khawatir.
"Ada apa?" tanya Morgan.
"Adik kecil sepertinya ada yang mencoba mengikuti kita!" jawab Azra.
Morgan pun melihat ke sana kemari dan dia mendapati dua orang yang mencurigakan.
"Kakak sepertinya kedua orang itu memperhatikan kita dari tadi!" ucap morgan sambil menunjuk ke arah dua orang preman tersebut.
Azra lalu melihat ke arah yang di tunjukkan oleh Morgan. Azra tersentak kaget ketika dia berbalik dia melihat dua preman yang tadinya berjalan tidak jauh dari mereka kini berlari dengan kecepatan tinggi ke arah mereka. Sontak Azra menarik tangan Morgan dan berlari menghindari kejaran kedua preman itu.
"Sia**n, kita ketauan tang! cepat kejar mereka jangan sampai kita kehilangan mereka!" ucap joko ketika melihat anak kecil itu menunjuk ke arah mereka berdua.
mereka kini berlari dengan cepat mengejar Azra dan Morgan di keramaian.