Jay yang melihat ekspresi dari Feby tahu bahwa masakan nasi goreng yang telah dibuat sudah sangat menggoda, sehingga kemudian dirinya pun tidak mau terlalu banyak menunda lagi untuk makan malam, apalagi semenjak pulang sekolah dirinya hanya makan beberapa cemilan kecil yang diberikan oleh Feby ketika dirinya mengajari Feby bahasa Inggris.
" Harum kan!! Siapa dulu yang masak" kata Jay dengan bangga
" Iya harum banget, gua ga yangka kalau lu bisa buat masakan enak" kata Feby memuji dengan tulus
" Bagus kalo lu tau begitu, yaudah ayo makan, udah laper kan dari tadi" kata Jay mengajak Feby untuk makan
" Ok..ok" jawab Feby dengan senang hati
Jadi kemudian di ruang makan terdengar suara pujian dari Feby yang memakan nasi goreng buatan Jay, " enakkk...enak...banget Jay...." Kata Feby memuji saat dirinya memakan nasi goreng
" Bagus...habisin" kata Jay menjawab
Jadi kemudian di ruang makan tersebut hanya terdengar suara sendok dan juga garpu yang berbenturan dengan piring, dengan sesekali suara pujian yang terdengar dari Feby dan di sisi lain jay yang melihat Feby memakan nasi gorengnya dengan lahap merasa sangat senang kenapa ada dasarnya dia merasa bahwa masakan yang telah dibuat dihargai.
Hal ini tentunya menjadi sesuatu yang umum bagi setiap orang yang memasak ketika dirinya memiliki niat untuk membuat masakan bagi orang lain, Siapa yang tidak peduli dengan pujian walaupun semua orang tahu bahwa pujian tersebut terlepas dari benar dan salah akan sangat menyenangkan bagi mereka yang dipuji
Jadi jay dalam hal ini tentu saja merasa sangat senang, hingga pada dasarnya kurang dari 5 menit, masakan nasi goreng yang dibuat oleh Jay habis dimakan oleh keduanya, " ahhh kenyanggggg" kata Feby dengan puas
" Nah...cuci piring tugas lu" kata Jay menyela Feby yang masih menikmati perasaan kentangnya
" Huftt....ga bisa ngehargain momen apa sih lu jay,!!!!" Keluh Feby namun dirinya masih dengan patuh membawa piring untuk dicuci
Melihat tindakan Feby tersebut, Jay hanya tersenyum dan kemudian dirinya pergi kembali ke ruang tamu untuk melihat situasi di luar Apakah hujan sudah reda, karena dari jam yang dia lihat sudah menunjukkan pukul 06.00 sore dan jelas ini sudah masuk ke dalam jam malam, namun sesaat ketika dirinya pergi ke ruang tamu dan membuka jendela yang ada di sana
Dirinya masih bisa melihat hujan yang lebah turun dan tidak ada tanda-tanda akan reda, apalagi kemudian dirinya memahami fakta yang lebih menjengkelkan tentang angkot di daerah rumahnya, di mana jika dia tidak salah mengingat di tahun ini yaitu tahun 2005 angkot hanya melayani hingga pukul 07.00 malam, yang berarti bahwa jika satu jam lagi hujan masih turun dengan lebat maka dirinya tidak bisa pulang menggunakan angkot
Dan hanya memiliki pilihan berjalan kaki ataupun menggunakan ojek, namun ketika dirinya tadi siang datang ke rumah Feby dia tidak melihat adanya tukang ojek yang biasanya mangkal di sebuah gang, sehingga kemudian jelas opsi tersebut tidak bisa dia pilih, di sisi lain dirinya mengetahui bahwa saat ini jadwal dari sang ayah masuk pada siang hari.
Sehingga jelas bagi dirinya untuk tidak bisa meminta sang ayah untuk menjemput dirinya, dikarenakan ayahnya pulang pada pukul 10.00 malam dan hal itu terjadi jika sang ayah tidak lembur, karena terkadang sebagai staf quality control di perusahaan BUMN negara tersebut, ayahnya akan bekerja lembur nggak waktu dini hari pagi
Untuk mengecek barang yang akan dikirimkan dari pabrik tersebut menuju ke berbagai daerah yang ada di seluruh Indonesia, jadi dalam hal ini dia kembali lagi harus mengesampingkan opsi untuk meminta sang ayah menjemput dirinya, saat dirinya berpikir bahwa kemungkinan besar Dia hanya bisa berjalan kaki
Untuk beberapa alasan Jay menjadi menyesal untuk datang ke rumah Feby dan memberikannya pelajaran tambahan hingga larut, karena jika dirinya tidak melakukan hal tersebut tentunya dia tidak akan terjebak di sini, " woyy...kenapa bengong lu Jay?" Teriak Feby membuyarkan lamunan Jay
" Ahh....sial..ngagetin aja ku febyyyy" kata Jay dengan kesal
" Lagian abis makan malah bengong" jawab Feby kembali dan duduk di sebelah Jay, hal ini terjadi dikarenakan setelah berinteraksi selama sore hari tersebut bisa dikatakan Feby sudah memiliki kesan yang baik terhadap jay, sehingga kemudian dirinya tidak merasa canggung untuk bisa duduk dekat dengan jay, hanya saja tetap dirinya membuat jarak.
" Gua bingung mau pulang gimana" kata Jay menjawab
" Ehhh...lu mau pulang....jangan dong Jay..... " Kata Feby tiba-tiga sadar bahwa Jay harus pulang ke rumahnya, dan dirinya akan dirumah sendiri, belum lagi saat ini hujan dan masih ada geluduk yang terdengar sesekali di luar
" Lahhh kenapa emang?" Tanya Jay aneh saat dirinya mendengar keberatan dari Feby
" Emmm...gimana yah....temenin gua" kata Feby dengan nada malu namun jelas dia merasa takut untuk ditinggalkan
Dan Jay yang melihat sikap Feby tersebut tahu, bahwa jelas Feby saat ini tidak berani untuk tinggal sendiri " ok gua bisa nginep tapi gua mau ngabarin orang rumah dulu, kata Jay menjelaskan kepada Feby, setelah dirinya melihat tatapan memohon Feby
Jadi kemudian Jay pun segera pergi kembali ke ruang dalam di mana dirinya langsung nelpon rumahnya, dan dari sana kemudian dirinya menjelaskan bahwa dia tidak bisa pulang ke rumahnya dan di sisi lain memberitahu bahwa dia akan menginap di rumah temannya, di sisi lain ibunya yang menjawab telepon dari Jay menanyakan alamat dari rumah temannya dan bertanya apakah dia sudah makan malam, setelah memberikan ketenangan kepada ibunya dan menjelaskan bahwa dirinya baik-baik saja maka kemudian saya pun segera menutup telepon
" Ok gua udah jelasin sama orang rumah, kalo gua bakalan nginep dirumah lu" kata Jay memberi tahu Feby
" Bagus....makasih Jay....." Kata Feby dengan senang
" Nah kalo gitu, gua gerah nih, lu bisa minjemin gua handuk ga sama pakaian ganti?" Tanya Jay kepada Feby setelah dirinya merasa bahwa dia perlu mandi, apalagi tadi dia juga selesai memasak
" Ok bentar gua bawain handuk sama pakaian ganti buat lu" kata Feby menjawab dan segera pergi meninggalkan Jay di ruang tamu sendiri, hingga tak lama kemudian Jay melihat Feby membawa handuk dan pakaian ganti, hanya saja pakaian ganti ini jelas lebih besar dari ukuran tubuhnya " baju siapa nih?" Tanya Jay kepada Feby
" Udah pake aja, ini punya bokap gua" kata feby menjawab dengan malu
Setelah mendapatkan handuk dan pakaian ganti maka kemudian Jay pun segera pergi kamar mandi, untuk membersihkan dirinya, di tengah dirinya sedang mandi jay mendengar teriakan dari Feby, yang berkata bahwa untuk meninggalkan seragamnya di sana agar nanti dirinya akan mencuci ketika Jay selesai mandi.
"