"Aku tidak akan membahas semantik denganmu," tukas Emma. "Faktanya adalah kau membawaku ke kapal tanpa meminta persetujuanku. Bagimu itu bukan penculikan, bagiku itu adalah penculikan. Aku tidak suka itu."
Therius menatap Emma dan tidak menjawab.
"Dia benar," kata Xion. Ia menyesap wine di gelasnya dan mengangguk ke arah Emma dan Therius.
"Kau membuatku tidak punya pilihan, dan aku tidak menyukai itu," kata Emma lagi. "Sekarang aku terpaksa harus ikut Akkadia dan entah bagaimana nasibku dan Haoran di sana."
Therius menyipitkan matanya dan menatap Emma dengan ekspresi tidak suka. Ia benci mendengar nama Haoran disebut-sebut. Sementara itu Xion mengangkat sebelah alisnya dan memperhatikan Therius.
Rasanya sejak mereka bertemu Emma, Therius mulai menampakkan berbagai emosi yang dulu ia kira tidak ada. Pria itu sudah bisa tampak tersenyum, marah, dan cemburu. Dulu ia selalu menyimpan semua emosinya di balik topeng wajah datar tanpa ekspresi.