Paman Mu Jinchen adalah seorang perwira ekspatriat dan sudah lama tidak tinggal di Kota S. Di rumah lamanya hanya tinggal sang ayah, kakak perempuannya dan anak dari kakak perempuannya. Ayahnya sangat menyayangi dia, tapi setelah kejadian itu, hubungan antara keduanya menjadi renggang. Terlebih beberapa tahun terakhir, kalau si anak bisa untuk tidak kembali ke sana, maka dia memilih untuk tidak kembali. Dan hari-harinya lebih banyak dia habiskan bersama ***.
*** yang menemani sang anak lebih dari sepuluh tahun lamanya mengetahui hal tersebut, tapi dia tidak pernah menanyakan kepadanya. Dia hanya melaksanakan perintah dari sang anak itu sudah cukup. Menjawab 'baik', lalu berbalik badan untuk pergi melaksanakannya.
***
Entah apakah kalian memiliki sahabat yang selalu menempel di samping kalian atau tidak. Namun, ada dua sahabat yang telah saling mengenal lebih dari sepuluh tahun. Mereka yang saling mengenal sejak duduk di bangku SMA dan telah melewati kegilaan bersama. Ketika salah satu diantara mereka menelepon, tidak peduli kalau mereka belum tidur selama tiga hari tiga malam, tidak peduli banyaknya malam yang dihabiskan untuk sekedar membicarakan kejenuhan yang dialami dan lamanya telepon karena banyaknya yang dibicarakan, kalian pasti akan langsung bangkit dari selimut hangatmu dan menemaninya menangis. Dalam keadaan apa pun, baik di saat suka atau duka, kamu akan selalu menemaninya. Menemaninya tertawa, hingga melakukan hal gila bersama… Seperti itulah Su Ran dan Jing Wushuang.
Jing Wushuang akhirnya kembali ke apartemennya dan beristirahat. Saat ini, langit mulai menunjukkan warna jingganya yang indah dan dia baru saja selesai dari mandinya ketika mengangkat telepon yang masuk dari Su Ran. Sahabatnya itu terdengar sangat jelas, suaranya benar-benar sejernih seorang wanita, "Shuang Shuang, cepatlah kemari. Ini penting sekali!"
Sifat dari kedua wanita itu sangatlah berbeda. Su Ran seorang wanita yang periang, kalau bicara tidak pernah santai. Sedangkan Wushuang seorang yang tenang, tampak hangat di luar, tapi keras di dalam. Sulit dipikirkan dua orang yang sungguh berkebalikan itu justru menjadi sahabat. Kalau menurut perkataan Su Ran, mereka bukan seseorang yang saling mengenal, namun hanyalah dua orang yang dipersatukan karena berurusan dengan para keparat.
Jing Wushuang sudah terbiasa dengan sifat Su Ran yang seperti ini. Dia pun lalu mengambil ponselnya dan berjalan ke arah jendela. Dia membuka gorden, lalu menurunkan kepalanya mengarah ke bawah. "Ada apa? Kamu menyuruhku pergi kemana?" tanyanya.
Jing Wushuang melihat ke luar apartemennya. Terlihat kabut-kabut menyelimuti tempatnya karena rintik-rintik hujan yang masih turun sepanjang hari. Awal musim semi di Kota S benar-benar menjengkelkan, jadi suasana hatinya tidaklah bagus. Dia sungguh iri kepada Su Ran karena suasana hati sahabatnya itu seperti matahari yang bersinar sepanjang tahun, menghangatkan dan sungguh ceria. Seolah kejadian alam apa pun yang terjadi di bumi ini tidak mampu untuk mempengaruhinya.
"Gawat sekali! Keparat itu memiliki janji makan malam denganku. Eh salah, aku lah yang mengiyakan ajakan makan malamnya. Lalu, tiba-tiba sekarang dia tidak datang, dia berkata kalau dua saudaranya kembali dari luar negeri. Aku sudah mengenalnya sejak lama. Dia benar-benar sialan! Memangnya siapa yang mau menjadi saudaranya, hah?! Aku sangat penasaran pasti dia memiliki selingkuhan dan sekarang aku akan pergi menemuinya. Tapi masalahnya, dua hari lalu mobilku masuk bengkel. Besok aku baru pergi mengambilnya. Sekarang aku berada di pintu selatan Huijingwan. Sebentar lagi keparat itu akan pergi. Kamu cepatlah kemari. Gara-gara cuaca ini aku tidak bisa mendapatkan taksi."
Sulit untuk mendengar Su Ran berbicara tentang cuaca hari ini. Jing Wushuang mendengarkan kata-kata temannya yang berderak dalam diam untuk waktu yang lama, pikirannya dipenuhi oleh ekspresi Su Ran di luar sana dan ujung bibirnya pun perlahan terangkat. Saat ini, dia telah memakai mantelnya, mengambil kunci mobil dan mengambil tasnya bersiap untuk keluar, "Tunggu aku sepuluh menit."
Untungnya hari ini adalah akhir pekan, kalau tidak, pasti ada kemacetan pada jam segini. Huijingwan adalah satu daerah kecil kelas atas yang terkenal dan tidak jauh dari tempat Jing Wushuang saat ini. Kalau mengendarai mobil, pasti cukup selama sepuluh menit.
Tiba-tiba, Su Ran yang panik membuat suaranya memekakkan telinga Jing Wushuang, "Cepatlah! Aku dengar keparat itu memiliki janji jam setengah tujuh dan sekarang sudah hampir jam enam."
"Aku tahu. Sekarang aku sudah di parkir mobil. Aku tutup ya."
"Jangan! Memangnya kamu tau pintu selatan? Pintu yang ada air mancur tari dengan musik yang mengiringinya. Aku tidak tahu jenis musik apa yang diputar. Takutnya tidak ada siapa pun yang tahu kalau ada seseorang di dalam sana…"