Jing Wushuang melihat Mu Yuhao tiba-tiba berdiri, lalu mendekati pria dan wanita yang telah mengusik perhatiannya.
"Paman, Nona Li…"
Paman? Batin Jing Wushuang yang terkejut seolah telah melihat hantu. Ternyata pria itu adalah paman Direktur Mu? Kelihatannya umur pria itu lebih muda dari Direktur Mu, bagaimana bisa dia menjadi seorang paman, batinnya lagi.
Pria yang mendengar sapaan Mu Yuhao itu terlihat menganggukkan kepalanya. Ketika dia mengangkat kepalanya, pria itu melihat keberadaan Jing Wushuang.
Jing Wushuang pun tanpa sadar langsung memalingkan wajahnya dan menyeruput kopi hitam yang berada di depannya. Seolah dia melihat kembali sebuah rahasia yang seharusnya tidak dia lihat.
Pria itu menyipitkan matanya dengan tatapan yang sedikit menghakimi. Jemari panjangnya sesekali mengetuk meja kafe itu. "Mengapa kamu bisa ada di sini?" tanyanya dengan ekspresi yang sedikit serius.
"Aku ada janji dengan rekan kerjaku untuk membicarakan sesuatu," jawab Mu Yuhao dengan cepat. Dia juga menunjuk ke arah Jing Wushuang, seolah takut kalau pamannya ini akan salah paham.
Mu Yuhao melihat pamannya yang sejak kecil telah bersamanya ini. Setiap kali bersamanya, dia selalu tidak bisa menahan untuk terbawa emosi. Perawakan pamannya ini sungguh tampan, tidak hanya lolos pada standar kecantikan seorang wanita, tapi bahkan seorang pria pun tidak bisa mencari suatu kekurangan apa pun darinya. Wajahnya yang tampan bak seorang pangeran dengan aura yang kuat dan luar biasa, yang tidak bisa dengan mudahnya diabaikan oleh seseorang. Sejak awal, gen dari keluarga Mu sudahlah bagus. Penampilannya pun juga terbilang cukup bagus, tapi jika dibandingkan dengan pamannya, dia merasa masih sangatlah jauh.
Ayah Mu Yuhao tergolong salah satu orang yang tinggal bersama keluarga istrinya. Karena itu, marganya mengikuti marga ibunya. Ketika dia masih seorang bocah kecil, dia suka sekali mengikuti Mu Jinchen kemana-mana. Karena itu juga dia sampai dijuluki sebagai pengikut kecil Mu Jinchen.
Seorang pria, sejak kecil sudah memiliki naluri heroik, mereka mengidolakan pahlawan dan membandingkan dirinya dengan yang kuat dan luar biasa. Meskipun umur Mu Jinchen lebih tua beberapa tahun dari Mu Yuhao, tapi mereka telah tumbuh dalam satu generasi. Tidak peduli dari aspek mana pun, mereka telah mengagumi sosok pahlawan sejak kecil. Mereka berjanji akan melawan musuh-musuh imajinasi mereka, meskipun hingga beberapa tahun ini mereka belum berhasil mewujudkannya.
Beberapa tahun ini, Mu Jinchen berada di luar negeri dan baru kembali. Kemarin, Mu Yuhao mendengar ibunya mengenalkan seorang pasangan kepada pamannya. Kelihatannya pamannya itu tidak setuju, bahkan mereka pun sempat bertengkar hingga ibunya mengeluarkan air mata. Tapi, sebelumnya dia benar-benar tidak tahu kalau mereka akan bertemu di sini.
"Aku sebelumnya tidak tahu kalau paman akan berada di sini. Aku datang kemari tidak berhubungan dengan perkataan ibu…" Karena masalah ini, hubungan antara paman dengan ibunya menjadi sedikit renggang. Mu Yuhao sangat takut kalau pamannya akan salah paham dan mengira kalau ibunya menyuruhnya datang kemari untuk membuntutinya.
Mu Jinchen menggebrak mejanya dengan pelan untuk memotong perkataan Mu Yuhao. Tapi pandangannya terus menatap ke arah Jing Wushuang dan berkata, "Aku tahu."
Ternyata wanita yang dia temui di toilet adalah rekan Mu Yuhao. Wajah menyedihkan yang dia lihat di toilet kini terlihat berbeda, seolah wanita itu memiliki kepribadian ganda.
"Namanya siapa?"
"Eh?" jawab Mu Yuhao. Dia belum merespon apa-apa, tapi dia melihat dagu Mu Jinchen menunjuk ke arah Jing Wushuang.
"Jing Wushuang," kata Mu Yuhao. Meskipun dia tidak tahu mengapa pamannya menanyakan hal ini, tapi dia tetap menjawabnya dengan jujur.
"Jing Wushuang…" Dengan suara yang pelan Mu Jinchen kembali mengatakan jawaban Mu Yuhao tanpa ada kelanjutan. Tak lama kemudian, dia langsung mengangkat tangannya, lalu datanglah seorang pemuda berjas hitam dengan sepatu kulit berdiri di depannya.
"Qidong, kamu antar Nona Li kembali."
"Baik. Seusai Chen Qidong menyelesaikan perkataanya, tubuhnya mempersilahkan kepada Li Lisha, "Mari, Nona Li."
Li Lisha tampaknya tersadar dari lamunannya. Dia telah menyukai pria di depannya ini selama bertahun-tahun. Saat itu mereka hanya bertemu selama beberapa menit, tapi dia harus menunggu selama beberapa tahun.