Pria itu tiba-tiba masuk. Bukankah yang seharusnya kaget adalah wanita ini? Batinnya.
Jing Wushuang akan mengatakan sesuatu, "Kamu…"
Setelah pria itu melirik Jing Wushuang, dia memegang gagang pintu toilet, memundurkan badannya sedikit dan menatap tanda yang berada di pintu. Setelah yakin bahwa dirinya benar, dia kembali mendorong pintu toilet dan matanya yang tajam perlahan menyapu keadaan sekelilingnya, "Nona, ini adalah toilet pria."
Jing Wushuang yang awalnya takjub, tiba-tiba semuanya berubah aneh. Wajahnya yang awalnya pucat langsung memerah. Aku barusan dengar apa? Ini toilet pria? Astaga sedari tadi aku di toilet pria?! Batinya.
Jing Wushuang langsung meraih ujung wastafel dan bangkit. Dia meraih tasnya untuk menutupi wajahnya, lalu berjalan menuju pintu. Ketika melewati pria itu, dengan suara yang sangat pelan dia berkata, "Maaf..."
"Tunggu."
Tepat ketika Jing Wushuang akan meninggalkan tempat itu, lagi-lagi dia mendengar suara berat pria tampan itu memanggilnya. Sepertinya dia terbiasa untuk memberi perintah. Sembari menunggu respons gadis itu, dia sudah tidak berada di tempat awalnya.
Jing Wushuang pun berbalik badan. Dia hanya melihat pria itu berjalan ke arah tempatnya terjatuh tadi dan mengambil sesuatu, lalu berjalan ke arahnya. Dari tangannya yang indah, pria itu memberikan sesuatu kepadanya. Dia pun baru tidak menyadari, entah sejak kapan ponselnya terjatuh di lantai. Dia mengulurkan tangannya dan mengambil ponselnya, lalu dengan suara yang pelan dia mengucapkan, "Terima kasih."
Tanpa menunggu Jing Wushuang menyelesaikan ucapannya, pria itu sudah berbalik badan. Dia memperhatikan pria itu dari belakang. Dia berpikir bahwa pria itu memberikan kesan yang dingin kepadanya. Dia juga tidak berpikir bahwa pria barusan ini ternyata adalah pria yang baik. Hanya saja, dia tidak menyangka kalau pria tersebut mengambil ponsel dan mengembalikannya secara personal. Kelihatannya, dia bukanlah seseorang yang memiliki sifat yang mudah dekat dengan orang lain. Dalam satu menit, dia mengatakan 'maaf' dan 'terima kasih' kepada orang asing. Dia sangat jarang mengucapkan dua kata ini, biasanya justru dia lah yang menerimanya dari orang lain.
Kejadian barusan itu memecahkan emosi yang telah menyesakkan jiwa Jing Wushuang dan akhirnya kini dia telah kembali tenang. Dia tertawa kepada dirinya sendiri, hanya sebatas telepon saja bisa menjatuhkan dirinya. Lalu entah apa yang akan terjadi ketika dia benar-benar menemui mereka.
Ketika Jing Wushuang tidak melepaskan masa lalunya, satu-satunya hal yang tersakiti adalah dirinya sendiri. Kebalikan dari mencintai, tidak seharusnya membenci. Terlebih lagi, dia tidak seharusnya kembali terbawa emosi seperti itu. Ketidakpedulian adalah cara melepaskan yang sebenar-benarnya.
Dua tahun ini, Jing Wushuang sudah berusaha untuk tidak lagi mengingat hal-hal itu. Karena itu, dia berpikir kalau dirinya telah benar-benar melupakan masa lalunya. Pernah ada suatu hari, dia teringat masa lalunya dan dia tidak bisa terbiasa dengan hal itu. Mungkin, setelah dua tahun memendam, ini saat baginya untuk kembali menunjukkan dirinya. Dia pun menarik napas panjang dan berjalan perlahan kembali ke kursinya. Saat duduk, dia kembali menjadi seorang yang dingin dan elegan dari sosok seorang Jing Wushuang.
Di depan Mu Yuhao sudah terdapat dua makanan manis. Dia mengangkat alisnya dan berkata, "Mengapa baru kembali? Aku pikir terjadi sesuatu denganmu. Hampir saja aku pergi ke toilet wanita untuk mencarimu."
Jing Wushuang yang mendengarnya hanya tertawa. Untung saja dia tidak datang, kalau tidak, keesokan harinya semua orang di Internasional Chen Yu akan tahu kalau aku telah salah masuk toilet pria, batinnya.
Gelar Wakil Direktur Mu di Internasional Chen Yu bukanlah suatu omongan palsu belaka. Sedangkan Mu Yuhao terpaku memerhatikan tawa wanita yang ada di depannya ini, tawanya benar-benar sangat mempesona. Matanya tampak hitam legam dan bening, wanita ini tidak sering tertawa, tapi dia sering sekali mengangkat alisnya, seperti hanya ingin mengangkat sedikit bibirnya. Tapi, kalian bisa merasakan seperti hangatnya dan indahnya bunga bermekaran di musim semi.
"Direktur Mu?"
"Ah… Maaf, kamu barusan bicara apa?" Mu Yuhao sedikit linglung. Ternyata jiwanya juga bisa dibuat bingung oleh seorang perempuan.