"Seharusnya kau lebih sopan pada ayah--"
"Lupakan siapa ayah dan siapa paman, aku tidak perduli soal itu." Tana memotong ucapan Rio padanya saat pria dewasa itu memilih mengambil kesimpulan yang seharusnya tidak dia katakan.
"TAN--"
Belum sampai Rio selesai memanggil nama Tana dengan suara tinggi anak itu menujuk wajah ayahnya dengan tatapan tajam penuh kebencian.
"Jangan membentakku, jangan meninggikan suara paman saat berusaha memanggil namaku, paman tidak memiliki hak terhadapku. Jadi berhenti merasa paling tersakiti!" Di balik sikap dan menyebalkannya seorang Tana terhadap dirinya sendiri dan orang lain, perempuan itu memilih menggretak balik ayah kandungnya.
"Paman," panggil Tana tidak menyerah, dia membicarakan bagaimana dan kenapa sejujurnya Tana melakukan semua ini.
"Kau membenciku, katakan saja." Rio sudsh kepalang kesal lebih dulu, membuat Tana mendengarnya sedikit kesal.
"Dasar bodoh!" Anak itu kembali mengumpat membuat Rio menatap tajam anaknya, sial.