Gadis berambut pirang panjang dan yang terpenting adalah pita yang dia pakai untuk mengikat rambut emasnya yang panjang disana.
Tanpa sadar Yuuki tersenyum dan memiringkan kepalanya, "Apa yang kau lakukan disini, dan bagaimana bisa kau tahu aku disini?"
"Sekarang 24 Agustus, hari dimana Bulan Purnama terjadi. Aku tahu~, setiap Bulan Purnama terjadi, kau akan selalu mencari tempat sepi terutama di taman-taman luas untuk melihat bulan bahkan sampai dua jam lamanya."
Yukari menutupi setengah wajahnya dengan kipasnya dan mata ungunya menyipit indah saat menatap Yuuki yang membuka mulutnya disana.
Alhasil dia akhirnya menutup mulutnya dan tertawa terbahak-bahak lalu berbalik lagi dan menopang tangannya ke pagar jembatan disana.
Dia mengangkat kepalanya dan mendesah, "Hahaha, begitu.... Ngomong-ngomong Yukari..."
"Mmm? Apa?"
Yukari yang sudah ada disampingnya menatap Yuuki, dan Yuuki akhirnya mengatakan: "Terima kasih."
Hanya dua kata ini, remaja itu memeras banyak usaha. Karena dia benar-benar tidak tahu seberapa besar usaha yang diperlukan Yukari untuk membantunya.
Rasanya....dua kata ini tidak perlu bagi Yukari, tapi dia untuk saat ini hanya bisa memberikan ini kepada gadis di depannya. Paling tidak, sampai dia memahami Ruang Imajiner milik Pufferfish.
Yukari hanya tersenyum, lalu dia melihat kedepan dan menundukkan kepalanya melihat bayangannya di permukaan air.
–– Terima kasih? Haha....Aku, tidak butuh itu. Aku hanya ingin kau mengatakan kalimat lainnya.
–– Apakah sebegitu sulitnya bagimu untuk mengucapkan kalimat itu, Yuu?
"Ohh, Ngomong-ngomong, aku terkejut dengan penemuanmu kali ini tahu?" Yukari tiba-tiba mengangkat topik ini, "Orang-orang dari Dunia Paralel lain dengan tingkat teknologi yang mengesankan, dan juga alat untuk memasuki Alam Kuantum."
"Ahhh, masalah ini. Alat untuk memasuki Kuantum memang penemuanku...Tapi..."
Yuuki menyilangkan tangannya di pagar jembatan dan tertawa, "Masalah kemunculan Vatlantis itu benar-benar tidak disengaja. Siapa sangka aku akan bertemu dengan mereka...."
"Mmmm~ Bukan hanya itu...Yuu, katakan padaku, berapa biayanya, apa yang kau lakukan, sehingga kau diakui oleh mereka?"
"....Masih tajam seperti biasanya. Wanita yang terlalu pintar tidak disukai tahu?"
Sayangnya Yukari masih cemberut saat mengatakan, "Memangnya seorang wanita yang bodoh akan cocok sebagai pasangan dari Da Vinci Modern, Apollo, dan juga Ksatria Lancelot? Humph!"
"Hahaha, jangan katakan itu lagi."
Akhirnya, Yukari menarik pipi Yuuki, kemudian dia membiarkan wajah tampan remaja itu menatap wajah cantiknya saat bertanya dengan penuh perhatian.
"Berapa biayanya."
".....Semuanya."
Akhirnya Yuuki menceritakan apa yang terjadi pada awalnya, sampai kejadian dimana dia harus mengadakan "pertempuran sahabat", dimana dia bisa dibilang sebagai perwakilan dari Bumi agar tidak mempermalukan tempat kelahirannya.
Mendengarkan cerita ini, Yukari menggenggam erat baju Yuuki, kemudian dia melepaskannya lagi dan langsung meletakkan dahinya ke dada lebar Yuuki.
Dengan lirih dia berkata: "Kau....selalu dan selalu terus seperti ini. Yuu, kau selalu seperti ini."
"Bahkan ketika kau harus menanggung semua itu. Bahkan sampai kau babak belur, kau akan memaksakan senyuman dan kelakuan konyolmu untuk menutupi emosimu itu."
"Kau melakukan banyak hal dan menyembunyikan banyak hal....Honkai, The Great Filter, Pertempuran dengan Organisasi dibawah lapisan Dunia, Alam Kuantum, Dunia Paralel, Kebenaran Dunia, dan sampai-sampai kau harus melawan seluruh pasukan Kerajaan Dunia Paralel Lain untuk Kerja Sama yang menguntungkan planet kami...."
Genggaman itu menjadi semakin erat dan erat saat nada suaranya meningkat: "Kenapa kau harus mengangkat beban itu semua di bahumu saja, kenapa kau harus menutupinya dibawah kesaksian Dunia seolah kau adalah penjahat dan nyawamu hanya ada demi orang lain saja!"
"Yukari!"
Yuuki langsung memeluk gadis yang bisa dibilang sangat mengenalnya ini melebihi semua teman perempuan yang dia kenal, bahkan Gabriel, tidak akan bisa melebihi Yukari dalam hal ini.
Remaja itu memeluk tubuh gadis itu dengan erat dan berbisik di telinganya sehingga matanya tertutupi oleh rambutnya yang panjang:
"Ini semua, karena aku ingin yang terbaik..."
"....."
Yukari terdiam sejenak, sampai akhirnya dia mengatakan: "Mungkin itu benar demi yang terbaik..."
"Tapi itu tidak ada hubungannya denganku!"
Srekkk...
Yuuki terkejut saat melihat air mata yang mengalir di mata indah Yukari disana, dan pemandangan dari sudut pandang ketiga disana entah bagaimana sedang diamati oleh Ran yang tanpa sadar menggosok matanya disana.
Dibawah sinar rembulan purnama, dua orang yang seharusnya bersatu harus terpisah karena masalah itu...
–– Kau bisa melakukannya, Yukari-sama.
Pikiran Ran tidak bisa didengar Yukari, tapi Yukari masih terus mengatakannya: "Disaat kau harus membohongi Dunia dan Dunia menyalahkanmu atas banyak hal yang berbahaya seperti itu, aku mengetahui kebenarannya!..."
"Jadi bagaimana bisa aku berpura-pura tidak mengetahui apa yang disebut kebenaran jahat di mulut orang-orang ini adalah yang benar ?!"
"Yukari, kau tidak perlu..."
Yukari: "Aku benar-benar tahu semua kesalahanku waktu itu, dan kau menyadarkanku! Tapi sekarang kenapa malah kau yang harus melakukan hal yang sama seperti yang kulakukan waktu itu!"
"Lalu apa artinya yang terjadi pada kami waktu itu jika kau menjadi seperti itu juga ?"
Sorot mata Yuuki sedikit kehilangan cahaya saat mendengar ini, dan Yukari tiba-tiba menjadi lebih bersemangat pada saat ini:
"Dari semua itu aku akhirnya tahu....bahwa dari lubuk terdalam hatiku, apa yang disebut Klan dan Keluarga Kuno bukanlah apa-apa DIBANDINGKAN DIRIMU !!!!"
Yukari menatap dan mengelus remaja yang menyadarkannya dulu dibawah bayaran harga yang sangat dia sesali hari ini...
Pada waktu itu, pada saat dia masih kecil, dia bertemu dengannya...Yah, seolah itu adalah kenangan kemarin, Yukari bisa mengingatnya.
Seorang bocah kecil tampan dengan wajah tenang menatap seorang gadis kecil dengan mata kosong yang malas dan mengatakan:
"Apakah kau akan mengorbankan dirimu sendiri untuk menyelamatkan semua orang, dan setiap jiwa di tempat kecil ini?"
Gadis itu menjawab dengan senyuman indah tapi masih dengan mata kosong: "Selama orang-orang ini mencintai apa yang bisa mereka cintai, aku akan mengorbankan diriku untuk menyelamatkan mereka.....Ini adalah tugasku, Pemimpin dari Klan Yakumo dan pemimpin The Great Family of Kyoto."
"Haha, kau benar-benar bodoh, Yukari." Bocah itu tertawa bebas, "Lalu apa yang kau inginkan, apa keinginan dari lubuk hatimu yang terdalam, aku ingin tahu."
"Keinginanku adalah Keinginan Klan."
"Puff, bullshit." dia menertawakannya, "Jika itu artinya, pada akhirnya kau hanya akan sendirian."
"....Itu adalah misiku."
Bocah itu langsung tidak senang dan langsung menarik tangan gadis itu sebelum akhirnya dia tersenyum ketika menatap mata gadis itu yang terkejut, "Apa gunanya mengorbankan kebahagiaan kita demi kebahagiaan orang lain yang bahkan tidak kami tahu? Nikmatilah saja semua ini, ayo, ikuti aku!"
"Aku tidak akan membiarkanmu sendirian!"
–– Benar, saat kau menarikku saat itu, kau merubah takdirku.
–– Bahkan ketika aku melakukan kesalahan lain dan memutus hubungan penting kami waktu itu, tapi....kau masihlah orang yang sangat penting bagiku.
Yukari masih ingat kejadian yang menyakitkan itu, terutama ketika dia dan remaja itu memutuskan untuk memutus hubungan keduanya karena pilihannya sendiri.
Dibawah hujan, dia melihat sosok remaja itu yang memegang pedang berdarah di tangan kanan dan pistol berasap di koncong di tangan kirinya...
Beberapa darah mengalir di tubuhnya, dan dia menatap Yukari yang sudah beranjak dewasa, dengan mata sakit.
"Apakah kau yakin masih akan memutuskan melakukan itu? Yukari?"
Yukari yang memegang payung yang menghalangi hujan disana hanya terus menatap diam remaja yang menggertakkan giginya kesal, sampai akhirnya remaja berbalik dan meninggalkan kalimat ini:
"Jadi itu pilihanmu. Bagus! Karena itulah....Persetan dengan Jepang, persetan dengan Dosa!"
"Bahkan jika itu adalah dosa untuk mengembalikan Yukari yang kukenal, aku bersedia menjadi Pendosa!"
"Tapi ingatlah, itu mengartikan bahwa kau merusak janji yang kita buat dulu! SAMPAI JUMPA....Jangan cintai aku lagi."
....
.
.
.
....
–– Mungkin, ini semua karena aku juga kan...
Yukari memiliki wajah sakit di wajahnya.
–– Jika saja aku tidak membuat keputusan itu, kau mungkin tidak akan menjadi seperti ini sekarang.
–– Jika saja aku tidak membuat keputusan itu, mungkin...kita masih akan bersama sekarang.
...
.
.
.
...
Karena itu, sosok bernama Yakumo Yukari ini sebenarnya tidak ingin kalimat "Terima kasih" dari Yuuki....
Dia hanya ingin:
–– Tolong salahkan aku, jangan berikan aku terima kasih, aku tidak layak....Kumohon Yuu, katakanlah itu, sehingga aku bisa menerima hukuman karena telah membuatmu menjadi seperti ini sekarang.
–– Hanya itu saja, sudah cukup untukku.