"Elle." Dhika mengingatkan dengan suara tegasnya. Dia tidak suka membahas ini
"Terkadang aku berpikir, sepertinya hanya dengan memiliki anak, aku bisa menahanmu agar tetap di sisiku," ucap wanita itu dengan lirih.
"Hanya karena itu? Sangat egois , kau jadikan anak sebagai alat untuk mewujudkan keinginanmu. Padahal aku akan tetap bersamamu walau tidak ada anak."
Elle tersentak karena suara Dhika terdengar sangat dingin dan tidak bersahabat. Tidak pernah sebelumnya pria ini bersikap dingin seperti ini padanya.
"Maaf," cicitnya. Kepalanya menunduk dengan penuh rasa bersalah.
"Lupakan, ke depannya aku tidak ingin lagi mendengar kau mmebahas ini atau pun yang lainnya." Dhika membuang pandangannya ke luarg jendela. Matanya menyorot banyak hal yang sangat sulit di mengerti.
Tapi yang paling dominan di pikirannya saat ini adalah reaksi istrinya. Dia tidak bisa membohongi dirinya kalau dia sangat merindukan pria itu.
***