"Asal usul dari tetesan cairan emas ini."
Setelah membaca pernyataan ramalan itu sebanyak tujuh kali, Klein memegang kulit kambing dan cairan keemasan ilusi itu sebelum bersandar di kursinya.
Dia tidak tahu apakah dia bisa meramal benda yang diwujudkan murni berdasarkan perasaan. Yang bisa dia lakukan hanyalah membuat asumsi yang berani dan dengan hati-hati mencari konfirmasi.
Dalam hitungan detik, mata Klein menjadi gelap, berubah dari cokelat menjadi hitam ketika dia memasuki kondisi Kontemplasi.
Kelopak matanya terasa berat dan dia "pun melihat" mimpi ilusif namun buram.
Di dunia buram yang tampak berantakan, sebuah matahari berwarna keemasan dan bercahaya tiba-tiba muncul!
Sebuah geraman pelan bergema melintasi kehampaan. Cahaya murni dan bersih tiba-tiba menerangi segalanya ketika emas dan api berkobar menyapu ke luar.
Duar!