Ibu Adelia secara tidak sadar ingin mengambilnya, tetapi dia dihentikan oleh Adelia.
"Bibi, biarkan aku yang angkat."
Mata Adelia sedikit serius.
Ibu Adelia tiba-tiba merasa bahwa sorot matanya begitu akrab, begitu akrab dengannya sehingga sebuah pemikiran berani melintas di benaknya.
Tapi dia tidak mengubah wajahnya, hanya menarik tangannya dengan lembut.
Adelia tidak terlalu memperhatikan gerakan ibunya, semua pikirannya diambil oleh panggilan telepon di depannya.
Siapa yang akan menelepon?
Mungkinkah orang yang ingin membohongi orang tuanya untuk pergi ke luar negeri?
Adelia menjawab panggilan itu dengan ekspresi serius.
"Siapa?"
Suara Adelia dingin dan tidak hangat, pihak lain tampak terkejut, dan kemudian dengan cepat menutup telepon.
Ada nada sibuk di telepon, tetapi hati Adelia tenggelam.