Angin malam terasa begitu kuat menerma mereka yang berada di luar dingin, sangat terasa menucu ke tulang-tulang.
Pantulan sinar bulan, yang baru setengah terbentuk itu, tengah memantulkan cahaya, menghadirkan pemandangan air laut yang berkelap kelip.
Awan duduk sambil duduk memandangi lautan lepas di depannya itu, sambil berdiri dan memegang gelas cokelat panas, yang hampir dingin.
Langkah kaki terdengar, mendekat ke arah tempat Awan. Bulu mata lentik, senyuman, dan hidung yang tinggi.
Set!
"Belum tidur?" sebuah suara membuyarkan lamunannya, di tambah dengan selimut yang di pakaikan padanya.
Awan hanya melihat ke arah pria itu sambil membulatkan matanya.
"Kenapa matamu begitu besar membulat melihatku?" tanya Noey yang melihat raut wajah gadis itu.
Awan tidak bisa menjawab!
"Kenapa kau belum juga tidur?" tanya Noey melirik ke arah gadis yang tengah berada di sisi kirinya itu.
Memandang lautan.
"Tidak ingin saja,"
"Apa yang kau pikirkan tentang lautan?"