"Alamat IP nya begitu sulit, sesuatu mengacaukan pencarian kami," kata Arsen.
"Lagi?" Awana membatin.
"Biar ku tunjukan padamu, bagaimana aku memotong-motong tubuh gadis itu, setelah itu gadis yang tubuhnya masih utuh," kata pria itu sambil mengambil kapak, dan berada di belakang gadis yang telah di siksanya habis-habisan sejak tadi.
Darah terlihat, Awana hanya bisa mengepalkan tangannya, gadis itu butuh pertolongan.
Bats!
"Arrrggghhh...." teriakan dari penonton yang melihatnya secara langsung.
Prang!
Klotak, bugh!
Kini tangan wanita itu, sebelahnya telah buntung kembali, tidak memiliki tangan dengan sempurna.
Raut wajah yang begitu memprihatinkan terlihat jelas di sana, bahkan tidak lagi memiliki tenaga yang cukup untuk berteriak.
"Lebih lama lagi, ulur waktu lebih lama lagi," kata Noey.
"Bagaimana? aku tidak main-main dengan apa yang aku katakan bukan?" tanya pria itu.
Awana diam sejenak, sekali lagi dia menyulut amarah pria itu, bisa-bisa nyawa wanita itu hilang.