"Aku akan memakannya nanti," kata Awana.
"Tidak, sekarang minum obat. Kau simpan di mana obatnya, aku akan mengambilnya," kata Ansel.
Gadis itu sedang berusaha menyembunyikan tentang obat yang hanya di minumnya adalah obat penahan rasa sakit, bukan obat penyakit kanker yang di resepkan oleh dokter.
"Please, tunjukkan aku kamar kakakku," kata Ansel pada Yi So.
"Ikut aku," kata Yi So.
Kamar yang penuh dengan tumpukan kertas kasus itu segera di bongkarnya, pria berambut pirang itu mulai mencari obat. Matanya fokus pada obat yang di lihatnya, mengepal tangannya dengan sangat erat, kemudian membawa satu kardus obat ke lantai bawah.
Matanya tengah menandakan amarah yang sedang mengebu.
Di hamburkannya obat-obat itu di lantai, "kau minum ini?" tanya Ansel suaranya serak.
Menatap wajah adiknya yang tengah marah itu, membuatnya sama sekali tidak mengeluarkan kata-kata, ataupun penjelasan.
Sedangkan Noey hanya bisa menatap pria yang sedang tersulut emosi.