"Huhh, gara gara nggak bawa motor nih. Jadinya aku bingung mau naik apa. Apa telpon kak Renand saja yah? Tetapi kan takut ngrepotin. Kenapa harus ngerepotin keluarga Nindita terus sih. Tapi kalau nunggu taksi, mahal. Duh nggak bawa duit cukup lagi. Cuma bisa naik bis. Tapi nggak ada lagi."
Rehana pasrah. Ia duduk di halte bis. Sesaat ia melihat mobil silver yang berhenti di depannya. Ia tidak perduli dengan orang di dalamnya. Tapi ia ingin secepatnya berlari jika bisa. Namun ia malah membiarkan suara pria yang memanggil dirinya.
"Rehana." Seorang pemuda tampan itu lagi. Ia terus memanggil gadis cantik itu secara berulang. "Tunggulah aku! Kenapa kamu berlari dariku, hemm?"
"Hmmm ... enggak juga, sih. Tapi kenapa kamu di sini?" tanya Rehana. Ia tetap duduk di halte bus itu.
"Ayo masuk ke mobil! Aku mau bicara sama kamu!" Pria itu terus memaksa Rehana agar mau masuk ke dalam mobilnya.
'Orang aneh. Kenal enggak. Suruh masuk mobilnya. Emang aku cewek apaan?' batin Rehana.